2.Selamat datang Malang

939 141 3
                                    

"Terimakasih,Malang."

.

.

.


Satu kata;menyesal.Junkyu menyesal meninggalkan hoodie pink buluknya di kereta barusan.

Hampir menjelang malam ketika kereta Jogja ekspress sentuh stasiun Kota Malang.Junkyu ada diantaranya.berdesakan keluar kereta yang merupakan hal baru baginya.Sejenak mata cokelat lentiknya edarkan pandangan ke sekeliling stasiun yang cukup ramai,lalu beralih pada tumpukan barang disampingnya.

" Jihoon asu,"

Mendesis,satu tas travel besar dia banting keatas koper,bukan main beratnya dan Junkyu baru sadar ketika pundaknya terasa melintir kemudian. Definisi sempuna sial,Junkyu tiba-tiba menyesali kenapa dia tak mendengarkan nasehat Masnya untuk bawa sedikit barang dan memilih percaya pada teman laknat satu itu.

"Halo? ̶ "

"Asu!Awakmu gak bilang kalau Malang sedingin ini! " umpatan terdengar malah disambut kekehan geli di ujung telpon sana,habisnya Junkyu paling lucu kalau sudah misuh-misuh begitu, 'kan Jihoon jadi tambah suka dengar yang lebih muda sibuk menggerutu.

Junkyu berdecak kontras dengan dua alis menukik,"Jihoon!-" sebentar,Junkyu susah payah seret koper dan tas besarnya menepi ke dekat bangku ruang tunggu stasiun sementara dirinya duduk memeluk lengan putih berlapis kaus hitam tipis.Bro,ini di Malang yang jelas lebih dingin daripada Jogja.

"Heh sembarangan! Aku wis nyuruh awakmu bawa jaket yo!kamu aja paling yang bikin kebodohan lagi,"

Iya,benar juga sih...tapi 'kan-

Biasanya Junkyu punya harga diri cukup tinggi untuk tidak sampai dikatai bodoh, tapi saraf sensorik kulitnya hampir beku buat dirinya mengalah akhirnya.

"Hoodieku ketinggalan di kereta,puas?Sekarang cepet kasih tau carane biar gak dingin ini,"

"Alah Kyu! Tahan sebentar aja!Kak Hyunsuk yang bogel gitu aja tahan nyampe Bromo,lha kamu?simpanan lemakmu kan luwih akeh"(lebih banyak)

Suara Jihoon renyah diujung--tanda menikmati julidan malamnya karena itu Junkyu masa bodoh.Matanya jelalatan menyapu pemandangan temaram malam hari Stasiun Kota Baru Malang,sebuah aroma baru baginya.Tapi tenang saja, di dalam hati dia tak berhenti merutuki kalimat Jihoon beberapa hari sebelumnya yang entah kenapa otomatis dia percaya, padahal sudah tahu ini Jihoon.

Tak tahan dengan dinginnya,Junkyu tarik koper susah payah tak lupa sambil dekap kotak kardus berisi Gudeg Kuali khas Jogja-jangan tanya itu ide siapa bawa begituan-barangkali diluar stasiun lebih hangat daripada didalam,yah walaupun Junkyu tak tahu kalau keputusannya salah total.

"Terus ngapain juga kowe nyuruh aku bawa gudeg sama bakpia segala,hah?kamu gak tahu aku diliatin orang gara-gara meluk gudeg kemana-kemana?"omel Junkyu tak ada habisnya,sambil tarik koper dengan tangan kiri,kerdus gudeg dipeluk tangan kanan dan ponsel diapit Pundak.Repot riweuh.

Tanpa tahu di Jogja sana Jihoon meringis-sedikit merasa bersalah dengan ide bodohnya.

"Ya maaf Kyu,kan aku Cuma mau ngasih Eyang Yanto oleh-oleh...lagian habis ini kamu juga naik taksi toh!"

Junkyu tertarih berjalan diantara keramaian,masih sibuk mengomel. "Gak peduli aku!Pokok e kamu nanti harus tanggung jawab Jihoon-"

Saking serunya sampai tanpa sengaja pundaknya disenggol oleh pundak lainnya yang lebih kokoh,buat ponselnya lolos dan terlempar menghantam dinding bangunan stasiun.Keras sekali,Junkyu lihat di depan matanya bagaimana layar benda segi empat itu lepas jadi dua bagian.

Lokawigna | Harukyu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang