12.A tale of thousand stars

645 110 11
                                    

"RUTO BANGUN?! BANGUN GAK !?"

Suara teriakan terdengar hingga luar penthouse. Itu Junkyu,yang melompat-lompat diatas kasur king size resort mereka bermalam selama beberapa hari. Biasa, anak kecilnya keluar lagi.

Haruto yang tidur tertelungkup mengerang panjang, tutupi kepala dengan bantal.

"Berisiik kyuu..."

"BANGUN!!LAPAAARR!? LAPAR RUTO!"selanjutnya si manis guncang-guncang tubuh bongsor Haruto. Memang betul spesies manusia paling beringas saat lapar. Matahari sudah tenggelam, dan Haruto Watanabe masih saja molor tak kenal waktu.

Demi apapun itu, sebenarnya badan haruto pegal-pegal seharian duduk menghadap laptop.Tapi ia mendesah panjang, berbalik terlentang lalu lihat Junkyu duduk bersila disebelahnya dengan muka tertekuk.

Kasihan, koala kecilnya kelaparan.

"Lapar ya? "masih saja bertanya, Haruto mengusak surai cokelat Junkyu dengan mata masih terbuka setengah.

Ia menoleh kesamping dan lihat diluar sudah gelap, Haruto meringis kecil ingat-ingat lagi sudah berapa jam ia tertidur, pantas saja kalau Junkyu mulai bosan dan lapar.

"Air mandinya sudah aku siapin, mandi sana trus kita keluar. "titah Junkyu sambil turun dari kasur.

Hei, sejak kapan mereka pakai 'aku-kamu'? Tak ada yang tahu pasti sejak kapan panggilan mereka jadi sedekat itu, entah hanya Junkyu saja yang merasa biasa saja karena di daerahnya sudah biasa menggunakan panggilan 'aku-kamu'.

Tapi Haruto yang tak biasa, man. Dia langsung membuka mata lebar begitu Junkyu menyebut dirinya dengan bahasa yang begitu halus itu. Haruto lemah dengan yang soft-soft ,omong-omong.

Setengah jam kemudian, Haruto keluar dari bilik kamar mandi mewah Amanjiwo resort. Dapati Junkyu sedang sibuk di depan kaca. Dan lagi-lagi Haruto harus teguk ludah nya kasar.

Junkyu mengenakan sweater hijau tua oversize dipadu dengan celana jeans.Si manis sibuk menata rambut yang diatasnya terpasang baret hitam begitu apik. Manis. Haruto suka.

Penampilan nya maksudnya, bukan Junkyu-nya.

"Ngapain bengong? Cepet ga pake lama! Aku laper. "

"Mau keluar kemana emang? Makan di hotel aja udah. " ucap Haruto, yang buat pundak Junkyu merosot.Makanan yang disediakan resort Amanjiwo tak main-main memang harga dan kualitasnya,Haruto tak masalah harus membayar minimal 500 ribu untuk sekali makan Tapi.... Oke, sepertinya ia salah bicara. Si Manis menggeleng menolak, ia merangkul lengan Haruto manja.

"Bosen makanan hotel terus, kita keluar cari makan aja ya? Ya ruto? Udah siap nih, "

Siapa yang bakal menolak bila disuguhi mata bulat dan bibir melengkung seperti itu? Tak ada,man.Karena itu Haruto menghela napas pasrah, dia kalah lagi.

"Yaudah, iya. "

Tolong dicatat kelemahan lain Haruto adalah Kim Junkyu.

Beberapa saat kemudian Aston Martin hitam Haruto belah lenggang padat jalanan Jogjakarta. Entah kemana.Sejak setengah jam lalu mereka cuma berkendara tanpa ordinat. Lewati titik nol malioboro, alun-alun kidul yang ramai seperti biasanya.

"Mau makan apa? "

Junkyu mengerinyit,berpikir."Emm apa ya...sate, mungkin? "

"Oke sate, call! "

Haruto parkirkan mobilnya dipinggir jalan alun-alun kidul, sejenak matanya mengedar lihat sekeliling yang ramai oleh orang -orang yang bercengkrama bersama keluarganya di lesehan terbuka.

Lokawigna | Harukyu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang