◗ sama(r) '16

1.3K 222 26
                                    

"Wih, selamat bro jadi ketua osis nih," ucap Hyunjin di iringi tepukan pada pundak Baejin.

"Thanks."

"Gak nyangka sih lo bisa menang padahal kalo di lihat soobin juga nggak buruk-buruk banget buat jadi ketua. Btw, selamat ya bae, keputusan lo buat keluar dari basket nggak salah ternyata." Kini giliran Jeno yang memberi selamat.

Kini mereka berempat tengah berkumpul di salah satu ruangan kosong. Awalnya Jeno menolak untuk berkumpul karena masih di lingkungan sekolah, takut ada yang curiga. Tapi akhirnya ia ikut gabung juga walau perasaannya sangat was-was.

"Si anu udah jadi ketua basket juga lho Jen," kata Hyunjin.

"Biarin!"

"Hahaha, nggak usah iri lo anjing," ucap Hyunjin mengejek.

"Tai lo njin, lo sendiri juga iri kan?"

"Nggak lah, jujur gue dulu waktu join basket cuma pengen jadi saingan lo doang, kalo boleh jujur ya Jen dulu lo tuh ngeselin banget makanya gue bawaannya pengen musuhan mulu sama lo." Tanpa basa-basi Jeno auto menjambak rambut Hyunjin sambil melayangkan umpatan kecil.

Yoshi yang diam daritadi angkat bicara, "eh lo ngapain ngumpulin kita disini njin?"

"Ya gue gabut aja soalnya temen gue pada lagi berduaan sama doinya, gue kan nggak mau jadi nyamuk makanya ngajak kalian kesini." jawab Hyunjin.

"Anjir alasan lo nggak banget!" kata Baejin kesal.

"Yaudah, terus rencana lo pada gimana?" tanya Yoshi.

Jeno menarik kursi untuk duduk di dekat Yoshi. "Gue sih udah baikan sama Eric, tinggal nunggu situasi yang tepat buat ngajakin dia kerja sama. Rencananya sih mau waktu libur semester. Dan buat rencana gue sama Hyunjin belum nemu ide."

"Gue gak bisa bantu buat urusan pribadi lo sama Eric Jen, tapi buat urusan lo berdua gue bisa ngasih beberapa saran nanti. Eh btw gue cabut dulu ya, ada urusan mendadak. Nanti gue balik lagi kok." Pamit Yoshi pada ketiganya.

"Moga beruntung sama urusan mendadak lo itu."

"Thank."

Selepas Yoshi keluar dari ruangan itu, Baejin juga ikutan keluar karena ada urusan mendadak menyangkut osis. Maklum ketua baru. Dan sekarang tersisa Jeno dan Hyunjin yang saling diem-dieman, sibuk sama pikirannya masing-masing.

"Daripada diem mulu, gue cabut deh."

"Jangan lah Jen, gue gabut banget nih."

"Nyebat aja sono di rooftop, bye!"

"Woy Jeno anjing!"

=

"Tai banget anjing, mau nyebat rooftop pake penuh sama kakel segala, ck!" Dengan sebatang rokok terselip di jarinya, Eric terus berdecak di sepanjang koridor, mengabaikan siswa-siswi yang melihat aneh terhadap dirinya. Mungkin Eric jadi pusat perhatian karena berani memamerkan rokok tersebut.

Tujuannya kali ini adalah belakang sekolah dekat gudang kosong karena di situ sangat jarang sekali di kunjungi oleh siswa. Konon katanya tempat tersebut angker.

"Njir ada orang debat," guman Eric pelan.

Dirinya bersembunyi untuk menguping pembicaraan dua orang yang lagi debat itu. Namun lama-kelamaan arah perdebatan kedua insan itu membuat Eric yang mendengar ikut sakit hati. Dan part tak terduga membuat Eric hampir berteriak kaget, untung saja dirinya segera menutup mulutnya sendiri.

"Gue nggak salah lihat kan?" monolognya samar.

Tak tahan lagi, Eric memilih untuk pergi diam-diam dari sana. Langkah kaki membawanya ke kamar mandi terdekat. Tanpa basa-basi ia langsung memuntahkan isi perutnya. Perut Eric terasa sangat mual, jantung masih berdebar kencang, kakinya lemas.

Sama(r) ft. jenricTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang