◗ sama(r) '13

1.7K 256 25
                                    

Sudah dua jam lebih Jeno berada di rumah sakit dan sudah sekitaran lima belas menit yang lalu Eric sadar. Dokter bilang kadar racun yang di minum Eric tidak terlalu banyak dan Jeno juga tidak telat membawa sang adik ke rumah sakit jadi nyawanya masih bisa di tolong. Kemungkinan Eric akan berada di rumah sakit selama beberapa hari kedepan.

Daritadi Jeno mengabaikan omelan yang Eric tujukan padanya. Padahal baru bangun, tapi mulut kembarannya itu tak mau diam. Jeno hanya diam bermain hape tanpa melirik sedikit pun ke arah Eric.

Tiba-tiba suasana sunyi, ocehan Eric terhenti. Hal tersebut mengundang atensi Jeno. Ia melirik sekilas ke ranjang rumah sakit.

"Segitu bencinya ya Jen lo sama gue?" tanya Eric pelan, walaupun begitu Jeno masih mampu mendengarnya.

"Hah?"

"Segitu bencinya lo sama gue sampe ngeracunin gue segala. Pasti keinginan lo dari dulu sampe sekarang adalah bikin gue mati di tangan lo sendiri. Padahal ya bukan gue yang mulai." Eric berucap tanpa menatap Jeno sedikitpun, ia hanya memainkan jari-jarinya.

"Lo kalo sakit mending istirahat aja! gak usah ngomong ngelantur ke mana-mana."

"Gue ngomong kenyataan," ucap Eric. Dia bangkit duduk di atas brankar, tangannya terulur meraih pisau buah yang ada di nakas. Lalu ia berjalan ke arah Jeno yang duduk memperhatikan tingkahnya. Pisau tadi ia ulurkan di hadapan Jeno.

Kening Jeno menyerngit heran, "maksud lo?"

"Karena tadi gagal kenapa nggak sekarang? mumpung ada pisau."

"Hah?"

"Kan lo nggak suka sama gue, jadi lo ngerencanain mau ngebunuh gue kan?"

"Asal lo tau, gue nggak nafsu ngebunuh lo," ucap Jeno memberi jeda. "Tapi kalo bikin lo menderita gue dengan senang hati ngelakuinnya, lo harus tau alasan kenapa gue ngeracunin lo dan gue juga yang bawa lo ke rumah sakit. Asal lo tau muka melas kesakitan lo tuh termasuk hal yang gue sukai, jadi jangan mati dulu kalo sekarat sih nggak papa."

Eric tersenyum miris, dia menggenggam kuat pisau yang di bawanya hingga tak sadar telapak tangganya berdarah, bahkan darahnya meneteskan ke lantai. Jeno yang sadar, segera meraih tangan Eric. Mengambil pisau yang ada di tangannya. Jeno menuntun telapak tangan Eric yang berlumuran darah ke muka Eric sendiri. Mengoleskan telapak tangan tadi ke pipi kanan dan kiri.

"Perfect, lo tambah ganteng kalo gini," puji Jeno.

"Bajingan!"

"Gue tau itu kata favorit lo, sampe gue bosen dengernya."

Eric diam menahan emosinya yang sudah berada di ujung, rahangnya mengeras. Tapi tubuhnya terdiam tak bisa membalas perlakuan Jeno, entahlah seperti ada yang menahan.

"Satu lagi, gak usah bunuh diri. Muka lo keliatan takut mati jadi gak usah macem-macem." ucap Jeno sambil menyeringai. "Daripada bunuh diri mending lo tobat, biar di neraka nggak berat banget siksaannya." lanjut Jeno.

Ia menepuk pelan pundak sang adik sebelum keluar dari kamar inap. Berjalan santai seperti tidak ada hal yang terjadi. Di tengah lorong rumah sakit ia bertemu kedua orang tuanya, Yoona terlihat sangat buru-buru dan di belakangnya ada Donghae yang berjalan santai. Jeno melengos saat berpapasan dengan keduanya, seperti orang tidak kenal.

=

"Mbak obat buat badan lemes sama pusing," kata Jeno pada sang apoteker. Selepas ari rumah sakit Jeno mampir dulu ke apotek. Setelah membayar obat, ia tak langsung pulang memilih untuk duduk sebentar di kursi yang tersedia.

Jeno meneguk habis air mineral beserta obat yang tadi ia beli. Sungguh saat Eric sedang sakit maka ia juga terkena imbasnya seperti sekarang.

Tiba-tiba dia teringat sesuatu. Ia memutar sebuah rekaman video di ponselnya.

"Aku udah masukin racun ke minuman Eric, orangnya tidur tapi kemungkinan bakal bangun sebentar lagi. Aku juga udah copot CCTV dan ambil laptopnya."

"Sick banget astaga," guman Jeno sambil memijat pelipisnya. Kepalanya teramat pusing belum lagi mengetahui siapa yang sudah meracuni sang kembaran.

Jam sudah berganti sekarang Jeno tak lagi berada di apotek melainkan sebuah markas kecil yang baru di bangunnya beberapa hari yang lalu. Disini sudah ada Baejin, Hyunjin dan juga Yoshi. Mereka bertiga sekarang resmi menjadi teman barunya Jeno setelah perundingan yang dilakukan beberapa hari yang lalu perihal kerja sama.

"Goblok jenoo gue nyuruh lo baikan sama Eric bukan malah memperkeruh suasana kek gini," amuk Hyunjin. Siapa lagi yang berani bentak Jeno kalo bukan Hyunjin, Baejin sama Yoshi mana berani.

"Dia mancing-mancing emosi gue anjing, gue nggak suka."

"Tapi nggak sampe bilang gitu juga Jen, nanti dia malah makin benci sama lo. Bukannya lo ada rencana mau baikan sama dia?" kini giliran Baejin yang bicara, kali ini menyinggung tentang Jeno yang pengen lihat Eric menderita daripada membunuhnya.

Iya, Jeno menceritakan runtut kejadian dari awal sampai akhir. Tentang ia yang mau bolos karena badan lagi nggak enak sampai harus menemukan Eric salah keadaan pingsan. Dan perihal Jeno bilang suka lihat Eric menderita itu cuma omong kosong, nyatanya Jeno pengen berbaikan dengan sang kembaran.

"Awalnya gimana sih Jen lo bisa nggak suka sama kembaran lo sendiri?" tanya Yoshi.

"Gue iri sama dia karena dia selalu dapat nilai bagus dulu waktu sd, apalagi nilai bahasa inggrisnya. Papa selalu muji dia, sedangkan gue? gak pernah sekalipun di banggain kek dia. Satu hal yang bikin gue benci banget sama karena dia bunuh kakek. Kakek orang satu-satunya yang selalu belain gue waktu di marahin papa mama, dan waktu kakek meninggal gara-gara Eric gue jadi semakin benci dia." Jeno bercerita panjang lebar.

"Kalo boleh tau kakek lo meninggal gara-gara apa?"

"Di dorong Eric dari balkon lantai dua. Tapi sampai sekarang Eric masih ngelak nggak pernah dorong kakek."

Baejin yang ada di dekat Jeno mulai menepuk pelan pundak sang teman seolah memberi kekuatan. "Jen lo harus ikhlasin mendiang kakek lo, dan untuk masalah kenapa Eric selalu ngelak, gue yakin lo lebih paham dan lebih tau alasannya."

"Yang bikin gue nggak nyangka malah sama oknum yang ngeracunin Eric, kek plot twist banget gitu." ucap Yoshi.

"Ini yang harus kita selidiki," kata Hyunjin.

"Gausah, kalian fokus sama rencana kita aja. Buah masalah motif oknum tersebut biar gue aja yang nyelidikin." ujar Jeno.

=

Aslinya pengen update dari kemaren2 tapi selalu ada halangan ╥﹏╥ jangan lupa vote dan komen ya.. see you next chapter

Sama(r) ft. jenricTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang