◗ sama(r) '3

2K 276 35
                                    

"Anjir gilak si Baejin menang balapan," ucap Haechan.

"Gue akui tuh anak emang pinter di sirkuit, gue aja pernah kalah waktu lawan dia," sahut Jaemin sambil menyesap vapenya.

"Itu saingan lo kan Jen?" tanya Renjun.

Jeno merotasi kan matanya. "Ya bisa di bilang gitu sih, tapi setelah gue lihat-lihat dia cuma pengen ngadu domba gue sama Hyunjin. Tuh anak nggak bener-bener pengen posisi ketua basket." jelas Jeno.

"Eh Jen, lo kan kembar sama di Eric tapi kok nama lo sama dia beda sih?" tanya Shotaro.

Jeno nengok sekilas ke Shotaro. "Sebenernya nama gue ada Jeanova Chevalier Javas Rajendra. Dan yah, lo bisa ambil kesimpulan sendiri."

"Kok bisa bokap lo setuju ngilangin nama Chevalier sih?" tanya Jaemin.

"Banyak nanya lo Jaem," sungut Jeno tapi tetap menjawab pertanyaan dari Jaemin. "Dulu gue sempet drama dikit, ngancem bokap kalo nggak ngilangin tuh nama gue bakalan dorong si Eric dari balkon. Waktu itu kita berdua lagi berantem di balkon, jadi ya gitu."

Haechan nepuk pundak Jeno, "Gilak lo beneran jadi dorong dia?"

"Nggaklah! Kalo mati ntar gue nggak ada mangsa dong."

Keempat temannya mengangguk, pandangan Renjun beralih pada Yangyang yang daritadi diam tak bersuara. "Kenapa lo? diam mulu daritadi."

Yangyang natap Renjun sekilas, "Besok gue ada seleksi buat perwakilan lomba debat bahasa Inggris, dan saingan gue ada si Felix sama Eric." ucap Yangyang.

Yangyang natap Jeno, buat yang ditatap berdecak. "Lo mau minta bantuan gue gitu?"

"Kalo lo nggak keberatan."

"Oke, gue harus apa?"

"Buat tuh anak supaya nggak masuk besok, nanti kalian bantu gue ngurus si Felix ya?" pinta Yangyang dan lima temannya mengangguk setuju. Yangyang tersenyum puas, besok dirinya akan menjadi perwakilan sekolah di lomba bergengsi tersebut.

=

"Mama lagi ngapain?" tanya Jeno saat melihat Yoona sibuk membuat sesuatu di dapur.

Yoona tersenyum menyadari kehadiran si putra sulung. "Ah ini mama lagi buatin susu buat Eric, biasanya dia kalo lagi belajar suka minta di buatin minuman. Mama juga lagi masak mie instan, kamu mau?"

Jeno menggeleng, "nggak usah mah, kok aku nggak di buatin susu juga sih?!"

"Kan kamu nggak suka susu, sukanya kopi. Dan itu mama udah buatin kopi buat kamu." Yoona menunjuk secangkir kopi di meja makan. Jeno mengambil gelas tadi dan mulai meminumnya.

"Jeno tungguin sampai mie nya mateng ya, mama mau ke toilet bentar." pesan Yoona. Jeno mengangguk patuh sambil tersenyum lebar, ini yang dia tunggu-tunggu.

Perlahan ia bangkit dan berdiri tepat di depan gelas susu milik Eric. Tangannya mencampur kan sesuatu kedalam gelas tersebut dan mengaduknya pelan. Seringai Jeno terukir sangat jelas.

"Mari bersenang-senang!" seru Jeno pelan.

"Jeno kamu ngapain?" tanya Yoona yang baru balik dari toilet.

Jeno tersentak kaget tapi buru-buru ia menetralkan ekspresinya. "Nggak papa kok mah tadi gabut aja terus ngelihat ada semut nyemplung di gelas ini dan aku ambil, hehe."

Mata Yoona memicing curiga tapi langsung ia tepis. Tangannya kini menepuk pundak putra sulungnya, "Yaudah kamu balik ke kamar gih, jangan lupa bawa kopi kamu."

Jeno ngangguk dan berjalan meninggalkan area dapur dengan secangkir kopi di tangannya.

Satu jam berlalu, kini Jeno ada didepan kamar sangat kembaran. Membuka knop pintu perlahan agar orang tuanya tak curiga. Ia tersenyum puas melihat Eric tertidur di meja belajar, obatnya sudah bekerja.

Jeno mulai menyingkirkan lettering yang di buat oleh Eric. Ia mengeluarkan cutter dari saku celana dan meraih tangan kiri sang kembaran. "Tenang gue lagi berbaik hati, jadi gue nyayatnya nggak dalem-dalem kok," monolognya.

Aksinya di mulai, lengan kiri Eric kini di penuhi oleh sayatan. Darahnya menetes menotori meja belajar. Senyum Jeno mengambang, wajahnya terlihat seperti psycho sekarang.

"Bagus banget karya gue, hhh."

Jeno meraih tangan kiri Eric, menggunakan jari sang  kembaran untuk menulis sesuatu di kertas kosong.

'Jeno bajingan!'

Kalimat yang tertulis di kertas tersebut. Ini bertujuan agar semua ini seolah Eric sendiri yang melakukannya.

"Dan ini yang terakhir." Jeno menyayat pipi Eric. Setelah melakukan aksi tersebut Jeno langsung balik ke kamar dan lanjut mabar game online dengan teman-temannya.

=

Pukul tujuh pagi Yoona masuk ke dalam kamar putra bungsunya karena khawatir pasalnya Eric belum keluar kamar sama sekali. "Astaga Eric kamu ngapain!" peliknya kaget.

Yoona segera memanggil Donghae untuk mengalihkan Eric ke kasur. Setelahnya Yoona menepuk pelan pipi putranya tapi tak ada tanda-tanda Eric akan bangun. Akhirnya Yoona memilih untuk mengobati luka di lengan dan pipi Eric.  Donghae langsung berangkat kerja.

Yoona sangat yakin tak mungkin Eric melakukannya, dan tiba-tiba ia teringat pada Jeno yang mengaduk gelas susu milik Eric semalam. Firasatnya benar, pasti Jeno menuang sesuatu kedalam gelas tersebut.

Lamunannya buyar karena notifikasi masuk dan itu dari Jeno.

Kakak

| Mah jangan bangunin Eric sampe nanti jam sebelas siang atau aku bakal ngelakuin lebih parah dari itu

Tujuan kamu apa sih nak? |
Plis jangan gitu |

| Nggak peduli
| Mama tau sendiri aku gak pernah main-main sama ucapanku?

Yoona memejamkan matanya capek. Dia selalu di ancam oleh Jeno untuk masuk dalam permainannya dan pernah sekali Yoona ngelanggar berakhir dengan Eric masuk rumah sakit karena di lempari Jeno meja.

Sebenarnya bukan Jeno saja, Eric pun juga begitu suka mengancam Yoona. Kedua putranya sama saja.

"Jujur mama capek sama kelakuan kalian, tapi mau gimana lagi mama nggak tau harus gimana. Mama udah ngelakuin banyak cara tapi kenapa kalian nggak berubah," monolognya pelan. Tangannya mengusap surai si bungsu yang masih terlelap.

=

Pokoknya jangan lupa vote dan komen ya, see you next chapter. Bye bye

Sama(r) ft. jenricTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang