Flashback
Jeno masih di posisi sama, belum berniat meninggalkan toilet. Yoshi berbalik menghadap Jeno. "Oh iya Jen, gue cuma mau bilang kalau sifat manusia itu bisa berubah kapanpun. Jadi jangan percaya siapapun selain diri sendiri."
"Maksud lo?" tanya Jeno keheranan.
Yoshi menepuk pundak Jeno pelan. "Lo nggak bodoh, Jen."
Kening Jeno semakin menyerngit heran. Pasalnya Jeno dan Yoshi bukan orang dekat, bahkan hanya sekali duakali Jeno berbicara dengan pemuda keturunan Jepang tersebut. Tapi Yoshi tiba-tiba mengatakan hal aneh seperti itu, wajar saja Jeno menaruh curiga. Atau jangan-jangan Yoshi tau sesuatu penting menyangkut tentang dirinya?
"Aneh banget, lo tau sesuatu? atau jangan-jangan lo yang ngirim video gue ke Eric?" tanya Jeno penuh selidik.
Yoshi terkekeh mendengar tuduhan Jeno. "Emang sih ucapan gue tadi terdengar nyurigain, tapi tuduhan lo itu nggak banget. Gue nggak ada urusan sama sekali dengan klub basket, kalaupun gue bantu temen, temen gue cuma Junkyu sama Jihoon doang dan mereka nggak ada hubungannya sama klub basket."
"Tapi kenapa lo bisa paham waktu gue bilang ngirim video ke Eric, harusnya lo nggak paham maksud kalimat gue tadi." Ucapan Jeno tak membuat Yohsi terdiam dia malah tertawa ringan sambil menjitak kepala Jeno.
"Gue sama Hyunjin satu kelas dan dia gibah sama temen-temennya keras banget jadi gue denger," jawab Yoshi.
Sial, Jeno bisa-bisanya melupakan fakta tersebut. Selain menyebalkan, mulut rivalnya tersebut hampir sama seperti mulut perempuan. Bisa-bisanya dulu dia berteman dengan manusia seperti Hyunjin, kali ini dia nggak menyesal bermusuhan dengan pria berbibir sexy itu.
"Yoshi, lo tau sesuatu di luar konteks video kan?"
"Gue nggak tau apa-apa, lagian kalau gue tau sesuatu gue nggak ada hak buat bocorin kan?" jawabnya.
"Lo ada hak, bilang sekarang karena gue yang nyuruh!"
"Gue nggak tau apa, gue tau lo bilang gitu karena ucapan gue tadi. Sebenarnya gue bilang gitu karena gue punya spekulasi yang cukup kuat tentang sesuatu yang bakal terjadi ke depan. Tapi itu cuma spekulasi, gue nggak harus bilang ke lo kan? Jatuhnya nanti kek nyebar hoax." ucap Yoshi sebelum akhirnya berjalan ke arah pintu toilet.
Tapi tepat saat di tengah-tengah pintu, suara Jeno menghentikan langkah santainya.
"Lo bilang buat jangan percaya ke siapapun, jadi gue nggak harus percaya sama semua omongan lo tadi kan?" tanya Jeno. Nadanya terdengar sangat sarkas.
Yoshi berbalik, menatap Jeno sekilas lalu lanjut berjalan menjauhi area toilet.
=
Malam ini, setelah acara keluarga berlangsung Jeno terus kepikiran akan pembicaraannya dengan Yoshi beberapa hari yang lalu. Jeno rasa, pemuda berdarah Jepang itu sedang memberi petunjuk agar ia keluar dari masalah yang terjadi akhir-akhir ini.
Video di rekam di kelas - bangku Junkyu - lewat hape iPhone - kelas cuma ada dia dan lima temannya - jangan percaya siapapun.
"Masa iya Eric bohong ke gue? Dia belum nunjukin rekaman chatnya sama orang itu, bisa aja dia ngarang cerita. Tapi... Hyunjiin sama Baejin nggak bohong jadi siapa dong anjir, akkhh!" Jeno mengacak-ngacak rambutnya frustasi.
Di tengah-tengah kefrustasian tiba-tiba pintu rumah terbuka. Disana ada Eric yang memamerkan wajah bahagianya. Entah apa yang habis dia lakukan.
"Muka lo frustasi amat," celetuk Eric.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sama(r) ft. jenric
Werewolf"I'm a good person with bad attitude." - jeno eric - ft. 00line