◗ sama(r) '5

1.8K 258 18
                                    

Eric meringis kecil, darah yang keluar di tangannya tak mau berhenti. Sejak menginjakkan kakinya di uks, Eric terus-terusan mengumpati nama Jaemin dalam hatinya tapi juga di sela dengan mengumpati sang kembaran.

"Si bangsat babi anjing monyet bajingan keparat bebedah gak ada akhlak Jaemin, gue sumpahin lo nyungsep di selokan!" teriak Eric sudah tak tahan jika cuma mengumpati lewat batin.

Suasana kembali hening, beberapa saat kemudian terdengar pintu terbuka mengundang ke kepoan Eric. Setelah tau siapa yang datang wajahnya berbuah makin masam.

"Keknya Tuhan nggak mau ngasih ketenangan buat gue hari ini," gumannya miris.

Sosok yang tadi masuk ruang uks kini berjalan ke arahnya dengan tangan di masukan kedalam saku celana, kacamata hitam yang terpasang apik di wajahnya menambah kesan narsis, belum lagi caranya berjalan yang sukses membuat Eric jengkel.

Pemuda tersebut duduk di sebelah Eric dan merangkul pundaknya. Tangan yang satunya digunakan untuk membuka kacamata, selepas itu ia menaik-turunkan sebelah alisnya.

Eric auto bergidik geli ngelihat tingkahnya.

"Apa maumu bangsat?!" Nada dan ekspresi Eric sangat datar.

Pemuda itu tersenyum puas, "Jadi gini ric..." Ia makin mengeratkan rangkulannya. Eric yang risih mendorong pemuda tadi.

"Muka lo najisin!"

"Makasih gue emang ganteng, ngalahin kakak lo."

"Nggak peduli!"

Hyunjin mendengus kesal, ia beralih memperhatikan Eric yang membalut lengannya sendiri dengan perban. Hyunjin udah tau luka itu soalnya dia sempet nguping percakapan genk-nya Jeno kemarin.

"Lo mau balas dendam nggak?" tawar Hyunjin.

Eric menoleh sekilas, "maksud lo?"

"Gue tau lo dapet luka itu darimana, itu ulah Jeno kan?" tanya Hyunjin, Eric cuma berdehem. "Lo pasti kesel banget ya nggak bisa ikut berpartisipasi dalam lomba debat minggu depan, kemaren aja waktu gue jenguk Felix dia misuh-misuh mulu pasti lo juga gitu kan?"

"Nggak usah sok tau!" balas Eric ketus.

Hyunjin membisikkan sesuatu ke Eric menyebabkan pemuda Chevalier itu terdiam beberapa saat. Eric membuka hape menunjukan salah satu video ke Hyunjin. "Sebenernya gue cuma punya ini doang sih."

Hyunjin menarik sudut bibirnya senang, ia hendak merampas hape Eric tapi keburu di tarik sama yang punya.

"Eits, wani piro?" Kini giliran Eric menaik-turunkan sebelah alisnya.

"Ric, nggak usah rese lo! Tinggal bagi aja apa susahnya sih?!" Geram Hyunjin.

Eric tersenyum miring lalu berlari meninggalkan Hyunjin sendirian dalam uks. Mau tak mau, Hyunjin harus mengejarnya.

"Ric, bagi nggak?!"

"Nggak mau!"

Jeno di dalam kelas menolehkan atensinya ke pintu setelah mendengar teriakan Eric dan Hyunjin menggema di depan kelasnya. Ia melihat Eric berlari dengan Hyunjin di belakang yang mengejarnya. Terdengar juga umpatan kecil yang di layangkan Hyunjin.

Renjun yang tadinya ikut menoleh kini mengalihkan atensinya ke Jeno yang melamun. "Oy Jen, sejak kapan si Erica deket sama si dower?"

Jeno hanya mengedikkan bahunya.

=

Jam pulang sekolah, para siswa dengan semangat pergi meninggalkan sekolah tapi tidak dengan Jeno. Pemuda itu harus tetap di sekolah karena ada ekstrakurikuler basket. Hari ini juga termasuk hari yang di tunggu-tunggu Jeno karena nanti akan di umumkan siapa yang jadi kapten basket untuk setahun kedepan.

"Gue cabut dulu ya Jen," pamit Jaemin.

"Hati-hati!" pesan Jeno.

Sekarang tinggal ia dan beberapa teman sekelasnya yang ikut ekstra, mereka berjalan beriringan menuju toilet untuk ganti baju. Setelah itu mereka langsung ke lapangan basket.

Hyunjin berjalan mendekati Jeno sambil bersiul, Jeno auto dorong tubuh pemuda yang lebih tinggi darinya itu.

"Ngapain sih anjir nggak jelas banget jadi orang." Nada bicara Jeno tak bersahabat.

Hyunjin tak menjawab, hanya menyeringai.

Pelatih mulai masuk dan mereka berbaris rapi. Pelatih tersebut melihat Jeno dengan pandangan sulit di artikan. "Jadi seperti yang saya katakan minggu lalu, hari ini saya akan mengumumkan siapa yang akan terpilih jadi kapten basket menggantikan Lucas, kakak kelas kalian." Kata sang pelatih.

"Jeno?" panggil si pelatih. "Ya?" jawab Jeno.

"Sebelumnya saya ingin kamu menjadi kapten mengingat kemampuan kamu sangat baik tapi ada satu hal yang saya nggak suka dari kamu. Jadi maaf kamu gagal untuk jadi kapten tahun ini." Jelas sang pelatih membuat Jeno kaget.

"Maksud anda?" tanya Jeno.

Pelatih tersebut memberikan hapenya pada Jeno. Disana ada sebuah video yang memperlihatkan Jeno sedang menjelek-jelekkan sang pelatih di depan kelima temannya.

'Pelatih itu goblok banget anjir, skill mainnya sama gue masih bagusan gue. Gue heran kenapa bisa dia di lantik jadi pelatih, goblok banget pihak sekolah'

Kalimat tersebut yang di katakan Jeno dalam video.

Jeno menatap Hyunjin yang menyeringai ke arahnya. Ia berlari menghampiri Hyunjin dan mulai melayangkan pukulan ke wajah pemuda berbibir sexy tersebut. Pukulannya sangat brutal membuat yang lain kesusahan melerai.

"Mau lo apa sih bangsat?!" teriak Jeno.

Hyunjin membalas pukulan Jeno, "lo tau mau gue bangsat, nggak usah sok nanya-nanya."

Pritt

Pelatih tersebut meniup peluit membuat Hyunjin dan Jeno berhenti. "Kalian nggak perlu bertengkar! Karena bukan Hyunjin yang akan saya lantik jadi kapten."

"Lah salah saya apa?" tanya Hyunjin ngegas.

"Kamu juga sama seperti Jeno ngejelekin saya di belakang. Jadi yang jadi kapten basket untuk setahun kedepan adalah Baejin. Baejin silahkan maju kedepan." Putusan pelatih membuat Jeno dan Hyunjin saling pandang tak percaya.

Kerumunan murid terbelah menjadi dua. Disana ada Baejin yang duduk memangku basket. Ia bangkit dari duduk karena semua pandangan tertuju padanya. "Wah beneran nih, nggak nyangka banget gue ngalahin dua master," ucap Baejin sombong.

"Tambahan dikit, kalian berdua saya keluarkan dari ekstra ini karena saya nggak mau lagi ngelihat pertengkaran kalian," ucap pelatih pada Jeno Hyunjin.

Hyunjin terlampau geram mulai menerjang dan memukuli Baejin, Jeno ingin ikut tapi tak jadi setelah melihat siluet seseorang mengintip di balik pintu gedung basket. Jeno berlari mengejar sosok tadi, tapi yang di kejar hanya berjalan santai. Jeno menarik sosok tadi membawanya ke lorong sepi.

"Mau lo apa sih bangsat?!" teriak Jeno sambil mendorong sosok tadi hingga punggungnya membentur tembok.

"Gue cuma mau kita seimbang aja, lo gagal dan gue juga gagal! Inget ya Jen, yang mulai ini tuh lo bukan gue jadi nggak usah ngerasa lo paling tersakiti!" balas Eric.

Jeno melayangkan pukulan di  wajah Eric. "Brengsek!"

Hampir saja Jeno kembali melayangkan pukulannya pada Eric tapi cepat-cepat di tahan oleh sang adik. "Lo lebih brengsek, dasar bajingan nggak tau diri!" umpat Eric lalu membalas pukulan Jeno.

Jeno mendorong tubuh Eric hingga tersungkur. Menginjak lengan kirinya yang kena perban berkali-kali hingga darah mengotori lantai lorong. Ia memberikan tendangan keras di muka sang adik sebelum akhirnya pergi meninggalkannya sendirian.

Eric sekuat tenaga duduk menyandarkan diri di tembok. Pandangannya menatap kosong kepergian Jeno. Ia melirik lengan kirinya yang berlumuran darah. "Sial kebuka lagi lukanya, ish!"

=

Hai!
Huhu long time no see, maaf ya lama updatenya. Jangan lupa support vote dan komen.

Sama(r) ft. jenricTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang