◗ sama(r) '17

1.4K 215 34
                                    

"Dari pemakaman Yoshi, ya?"

Baru saja Jeno membuka pintu sudah di hadapkan dengan sang adik yang berkacak pinggang di depan pintu. Ia menyingkirkan tubuh Eric lalu berjalan menuju sofa, Eric mengikuti dari belakang. Entah setan darimana, sang adik menyodorkan secangkir kopi di hadapannya.

"Makasih."

"Lo beneran dari pemakaman Yoshi ya?"

"Kalo iya kenapa?" jawab Jeno, nadanya terdengar sewot.

"Ya nggak papa sih, tapi sejak kapan lo deket sama tuh bocah gue nggak pernah lihat lo ngobrol berdua."

"Belum lama ini sih."

Jeno menghadap Eric, mencengkram kedua pundak sang adik. "Gue mau tanya sesuatu, kata Hyunjin lo tadi abis dari gudang belakang. Pertanyaan gue, ngapain lo disana, plis jawab jujur!" ucap Jeno dengan tatapan mengintimidasi.

"Sejak kapan lo deket sama Hyunjin?"

"Gak usah banyak nanya, cepet jawab!"

"Gue emang di gudang tapi gue cuma mau nyebat, itu aja."

"Bohong, jawab jujur!" Jeno semakin mengeratkan cengkramannya pada pundak Eric.

"Kalian ngapain?"

Jeno langsung melepaskan cengkramannya ketika melihat Yoona berdiri di depan pintu dengan tangan memegang kantung belanja. Ia menghampiri kedua anaknya meminta penjelasan tapi Jeno malah pergi begitu saja meninggalkan area ruang tamu.

Yoona ganti menatap Eric meminta penjelasan, "Bukan apa-apa ma," jawab Eric.

Eric ikut meninggalkan ruang tamu menuju ke kamarnya. Saat dia membuka pintu kamar ia di kejutkan oleh Jeno yang sudah ada di kamarnya. "Kaget anjir gue kira setan."

"Dimana kalung lo?"

"Kalung apaan lagi?!"

"Kalung yang di kasih nyokap ke lo."

Eric meraba lehernya lalu membelalakkan matanya, "Kok nggak ada?"

Jeno mendengus frustasi, ia membuka grup whatsapp dan memperlihatkan sebuah gambar pada Eric. "Ini kalung lo kan? Asal lo tau tuh kalung di temuin di tkp. Lo ceroboh banget sih anjir?! Mampus besok lo di interogasi."

"Tapi gue nggak ngebunuh Yoshi."

"Gue percaya, tapi pemilik barang bukti itu harus di interogasi kan? Selamat berjuang Ric," Jeno menepuk pundak Eric.

"Gue nggak berangkat besok."

"Paling juga di jemput ke rumah."

"Anjing!"

=

Ruang kepsek, disini Eric sekarang. Dirinya tengah di interogasi oleh kepala sekolah, guru kesiswaan, beberapa anggota osis seperti Baejin, Jihoon, dan Renjun. Jantung Eric berdetak kencang melebihi saat ia berduaan dengan sang doi. Dengan pandangan menunduk dan terus memainkan jari, Eric sekarang tengah memikirkan alasan yang tepat untuk ngeles.

"Jadi Eric, bisa di jelaskan?" tanya kepala sekolah.

"Itu punya saya dan kalung itu udah hilang sekitar dua bulan yang lalu," jawab Eric.

"Bohong, orang kemarin pagi lo masih post di instagram masih ada tuh kalung di fotonya," ucap Renjun. Eric menatap Renjun sengit, di dalam hatinya berfikir nggak adakah anggota osis lain selain Renjun yang harus duduk di sini.

"Itu foto lama!" elak Eric.

Renjun menyeringai, "bohong aja terus, kemarin gue lihat lo foto di tangga yang fotoin si Sunwoo lo juga sempet ngatain gue."

Sama(r) ft. jenricTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang