konsultasi

124 11 1
                                    

.

.

.



"Valleeeen!"

Jeffrey berlarian kesana kemari sambil meneriaki nama vallen di setiap langkahnya. Berasa di hutan kali ya.

"Len, vallen!" Jeffrey mempercepat langkahnya kala melihat seseorang yang ia cari.

"Len" ucapnya sambil mengatur nafas.

"Jeffrey? Kesambet apaan lu dateng kemari"

"Len"

"Apaan?!"

"Len!"

"Apa sih jep?!, Gaje banget lu"

"Ben..tar gueh haaahhh"

"Ngapasih lu dateng dateng rusuh" timpal Maura yang mulai keganggu dengan acara tarik nafas milik Jeffrey.

"Bentar mor, capek banget ini"

"Lagian ngapain sih lu lari larian segala treak treak, abis dikejar jurig lu?"

"Bukan len. Ikut gue Bentar" Jeffrey menarik paksa Vallen.

"Heh! Main nyerobot aja. Gue belon selese ngobrol ama Pellen" protes Maura tak terima dengan tindakan Jeffrey yang tiba tiba datang malah ngerusuh.

"Lanjut besok lagi aja ya. Ntar gue traktir seblak mang agus dah" tawar Jeffrey.

"Okeh deh kalo gitu"











Jeffrey menyeret Vallen ke kantin sebagai tempat berdiskusi. Sedangkan yang ditarik tak henti hentinya menunjukkan wajah bingung namun enggan bertanya.

Tak lupa mereka memesan makanan dan minuman terlebih dahulu supaya tak diusir karena cuman duduk duduk doang kaga jajan.

"Gue udah ketemu sama dia" ucapnya setelah mendaratkan pantatnya di bangku kantin.

"Siapa?" Jeffrey menunjukkan ponselnya, menampilkan seorang gadis cantik tengah membaca buku.

Beruntung tadi ia sempat memotretnya.

"Rose?"  Tanya Vallen. Nampak kerutan di dahi gadis itu. Jelas tingkah Jeffrey membuatnya bingung. Sudahlah tadi main tarik sekarang malah nunjukin foto cewe.

Maksudnya naon ini?
Pikirnya.

"Lo kenal?"

"Dia satu jurusan ama gue, ada apa emangnya?" Tanya Vallen.

"Dia cewe yang selama ini gue cari" ucapnya semangat, sambil menunjukkan foto yang sama di ponselnya.

"APA?!!" Teriak Vallen yang membuat Jeffrey ikut kaget.

"Si sapu tangan ungu?" Tanya Vallen memastikan.

"Salah orang kali lu" tambahnya.

"Kok respon lo gitu sih"

"Ya bukannya gitu. Lu kan pernah bilang kalo lupa ama mukanya, ngapa tiba tiba lu yakin kalo cewe yang ada di poto itu cewe yang sama ama yang lo temuin tempo hari"

"Gue emang rada lupa ama mukanya len. Tapi seperti yang pernah gue bilang sebelumnya, kalo suatu saat nanti gue liat dia lagi. Gue pasti inget" ucapnya menggebu gebu.

Vallen mengangguk ngangguk sebagai responnya.

"Kalo emang cewe itu rose mending cari yang lain aja jep"

"Kok.. kenapa?" Wajahnya tampak tak terima dengan kata kata yang dikeluarkan Vallen melalui bibirnya.

"Dia udah punya gandengan"

which ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang