bertemu

313 18 3
                                    

# Awas typo berceceran #




Hujan deras membasahi kota Surabaya, beberapa orang mencari tempat meneduh agar terhindar dari tetesan air hujan.


Pria yang sedari tadi sudah duduk di halte tempat perhentian bus, menatap jalanan dengan tatapan kosong. Tak memperdulikan orang orang yang berlalu lalang di hadapannya, hingga tanpa sadar halte sudah di penuhi orang orang yang meneduh.


Ia menatap semua orang yang ada di sana, hal yang semula tenang kini menjadi ricuh,
Tatapannya berpindah pada gadis yang tengah membelakanginya, meskipun begitu ia tahu apa yang gadis itu lakukan. Yap bermain ponsel kala hujan dengan lebatnya melanda.


Ia jadi ingat pesan ibunya yang melarangnya bermain ponsel kala hujan, agar tidak di sambar petir.


Mengingat itu ia membayangkan bagaimana jika gadis itu tersambar petir, tentu saja ia akan ikut tersambar atau bahkan satu penghuni halte ini akan ikut tersambar juga. Hanya karena ulah satu gadis ceroboh yang berada di depannya.


Bus datang menyadarkan pria itu dari lamunannyanya, ia langsung bergegas masuk menerobos hujan membuatnya kebahasaan.


Dari jendala bus ia melihat bagaimana hujan mengguyur kota Surabaya, hingga tanpa sadar seseorang tengah duduk di bangku sebelahnya yang semula kosong. Pria itu menoleh dan tersenyum ramah, namun tak ada balasan yang serupa membuat pria itu kembali menatap keluar jendala dengan canggung.


Lagi lagi pria itu melamun. Ntahlah akhir akhir ini ia sering melamun tanpa sebab. Colekan di pundaknya menyadarkan ia dari lamunannya, gadis yang duduk di sebelahnya menyodorkan sapu tangan berwarna ungu membuatnya kebingungan.

"Baju lo basah"

Di ambilnya sapu tangan dari gadis itu. Tak lupa ia ucapkan terimakasih dan di balas anggukan oleh gadis itu.


Pria itu menatap baju nya yang basah ia baru sadar bahwa tetesan pada bajunya membuat bangku yang ia duduki kebahasaan dan juga........ Bangku gadis itu. Matanya sedikit melotot menyadari hal itu.

'duh gusti, pasti dia ngerasa gak nyaman. Adipati Dolken kudu ottoke ini?' batinnya

Ia mengelap seluruh bagian dari pakaiannya yang basah dengan rasa bersalah sambil merangkai kata kata untuk meminta maaf dengan baik dan benar.


Setelah dirasa cukup ia ingin mengembalikan sapu tangan dan siap melontarkan kata kata yang sudah rapi menurutnya, akan tetapi pria itu justru dibuat kaget setelah ia berbalik menghadap si gadis

'kok keriput!' batinnya lagi

" Kamu nyari gadis cantik yang duduk di sini tadi?" Seolah tau apa yang pria itu pikirkan "itu. Gadis cantik yang baik dia ngasih tempat duduknya buat saya" sambungannya sambil menunjuk gadis berambut pirang tengah berdiri membelakangi mereka sambil bermain ponsel

'dejavu doong, ato jangan jangan dia yang tadi main hp di halte' batinnya. Ini dia kaga ada niatan ngomong apa gimana, ngebatin mulu

"Oh iya bu, saya mau ngembaliin sapu tangan tadi" jawabnya

"Masa udah tua gini di panggil ibu sih, panggil nenek aja"

'pan takut nanti anda tersinggung nenek, repot juga musuh orang tua' udah tau lah ya kalo tulisannya begini berati batin

"Nenek gak bakal tersinggung kok cuk, udah tua gini juga masa nggak mau di panggil nenek" kaget, matanya melotot dengan apa yang di lontarkan si nenek jadi rada takut ini

which ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang