belum datang

86 12 0
                                    

.

.

.






Tak ada percakapan di antara mereka, Jeffrey fokus menyetir sedang Rose fokus menatap jalanan

"Rumahnya yang mana?" Tanya Jeffrey setelah memasuki sebuah komplek.

"Itu yang temboknya warna ungu"

Jeffrey menatap rumah yang ditunjuk Rose.

Gede banget, pikirnya.

Rose mecoba membuka helm, pemuda itu hanya menatapnya tanpa ada niatan membantu ala ala drama korea.

Jeffrey tak ingin gegabah, jika ia langsung menunjukkan sikap romantis takutnya Rose ilfil dan membuat rencananya gagal. Masalahnya kan cewe yang ia Icer ini sudah mempunyai bekingan.

"Mau mampir dulu?" Ucap Rose.

Jeffrey yang paham itu hanya basa basi menggeleng.

Tampak ada kelegaan dari sorot mata gadis itu. Tanda memang ia mengharapkan Jeffrey untuk menolak tawarannya.

"Gue balik dulu ya" ucapnya dengan ekspresi tenangnya.

Gadis itu mengangguk diiringi senyuman manisnya.

Mendadak Jeffrey kena asam lambung, eh salah yang bener diabetes

"Hati hati ya"

Setelah keluar dari gang kompleks rumah Rose, Jeffrey mengembangkan senyumnya yang sedari tadi ia tahan.

Tak henti hentinya ia membayangkan senyuman manis milik gadis itu. Ia menyentuh pundaknya kala sang gadis meninggalkan jejak kehangatan disana.

Meski kejadian itu tak sengaja kerena rem mendadak, sebab ada polisi tidur yang tak ingin dibangunkan di tengah jalan.










Jeffrey memarkirkan motornya di bagasi, ia tak ada keinginan untuk pergi keluar jadi ia memilih untuk kembali ke rumah.

"Abis dapet uang kaget lo. Sumringah banget mukanya" tegur Clarissa ketika tak sengaja mendapati Jeffrey tengah berdiam diri di depan pintu kamarnya.

"Ini lebih membahagiakan dari uang kaget ra" ucap Jeffrey semangat.

"Apaan emangnya?"

Jeffrey menarik tangan sepupunya untuk masuk ke dalam kamarnya. Clarissa juga tak protes karena ia juga penasaran, apa yang membuat pemuda itu bisa sebahagia ini.

Clarissa duduk di kursi meja belajar milik Jeffrey, sedang pemilik kamar duduk bersila di lantai tengah menghadapnya.

"Gue ketemu sama cinta pertama gue ra!"

"Hah? Serius? Dimana?" Tanya Clarissa, raut wajahnya mulai berubah.

"Di kampus kita, gue gak nyangka ternyata selama ini dia ada disana"

"Hah? Kampus kita? Siapa? Lo ada potonya?" Tanya Clarissa penasaran.

Jeffrey membuka ponselnya dengan senyuman yang setia tercetak di wajah tampannya.

"Mana?"

"Jeng jeng jeng" Jeffrey menunjukkan ponselnya yang menampilkan foto seorang gadis cantik berambut pirang.

"Ro.....se?" Tanyanya ragu. Jeffrey mengangguk mengiyakan.

"Tap- tapi kan"

"Tapi apa ra?, Ros punya pacar?" Tebaknya.

which ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang