Ternyata...

4.2K 154 2
                                    

"Kita gak mau!" Nhaira menggebrak meja. "Maksud lo apa kayak gini? Lo pikir dengan cara lo kayak gini semua masalah selesai? Hah? Nggak. Gila lo ya? Bilang baik-baik kan bisa?" Nhaira segera meninggalkan kantin dengan tergesa-gesa.

"Tapi, kan... Nhai! Dengerin gue dulu!" pinta Farrel tapi semua itu sia-sia. Nhaira sudah menghilang dari kantin.

"Malu-maluin lo!" sindir Alvy diikuti Yaska dan Kezhya dengan ratapan tajam.

"Akhhh." Farrel segera turun dari bangku, ia fikir dengan caranya yang seperti itu, keempat temannya akan memaafkannya. Tapi, ternyata mereka akan lebih membencinya. Lalu apa yang harus dia lakukan?

***

"Farrel!" Lelaki yang sedang berjalan malas itu menoleh ke arah suara tersebut.

"Tasya? Ada apa?" tanya Farrel.

"Tadi, aku denger kalau kamu kayak ada masalah gitu sama temen-temen kamu di kantin." Tasya melihat Farrel yang sedang tertunduk. "Kamu ada masalah apa?" tanyanya.

"Enggak kok, cuma masalah kecil doang. Tadi aku udah baikan." jawab Farrel.

"Bener? Kalau gitu aku balik duluan ya. Udah dijemput. Daahh.." gadis itu menuju ke arah mobil berwarna hitam di sebrang jalan sambil melambaikan tangannya. Farrel hanya tersenyum dan melambaikan balik tangannya.

Opsss! Dia lupa! Kenapa dia berjalan? Dia kan menaiki motor ke sekolah. Bodoh sekali, ia segera menuju parkiran sekolah. Terlihat seorang lelaki sebayanya dengan motor ninja berwarna putih. Yaska. Dia dengan seorang gadis disampingnya dan gadis itu Kezhya.

"Ka, Kez," sapa Farrel. Yaska dan Kezhya menengok tapi hanya melihat dan kembali dengan urusannya.

"Kalian kenapa sih?" tanya Farrel. Tapi mereka tidak menggubris. "Maafin gue, maafin kesalahan gue." Katamya lagi.

"Berisik lo." protes Kezhya.

"Mau kalian apa sih?" tanya Farrel ngotot.

"Ayo, Kez. Orang kayak gitu gak usah di ladenin." Yaska memasnaskan motornya, Kezhya yang sudah siap duduk dibelakang tak sama sekali menatap Farrel. Motor yang mereka tumpangi sudah berlalu.

"Sial!" gerutunya. Ia menggas kencang motornya.

- Farrel P.O.V -

'Ada apa sebenarnya? Kenapa begini? Apa salahku? Marah? Boleh saja. Tapi aku sudah meminta maaf. Ya, tuhan berilah jalan keluar. Aku ingin semua kembali normal' gue menggas dua kali lebih kencang. Gue pengen cepet cepet istirahat kerumah. Tapi, ada sebuah truk besar dihadapan gue kali ini.

Ciittttt....

Brukk!

Banyak orang yang ngerumunin gue. Diantara mereka semua gue ngeliat seorang gadis dengan seragam yang sama langsung mendekat ke gue. Gue dengar jelas isak tangisnya, tapi gue gak bisa liat dia dengan jelas akibat benturan yang baru aja gue terima.

- Unknown P.O.V -

"Farrel..." suara isak tangis seorang gadis di koridor rumah sakit masih terdengar jelas menyebut nama sahabatnya itu.

"Maaf, mba pengantar hanya dibolehkan sampai disini," kata suater itu dan langsung segera menutup pintu.

Isak tangis gadis itu semakin deras, dia tak tau harus berbuat apa. Berharap sahabatnya itu sadar dan tak apa-apa, namun itu sangat muatahil melihat seorang sahabatnya yang berlumur darah 30 menit yang lalu.

"Nhaira," panggil seorang gadis sebayanya.

"Kez..." Ia melihat kearah sahabat perempuannya dengan wajah khawatir dan tidak yakin kalau semua baik-baik saja. Kezhya datang bersama Alvy, Yaska, dan kedua orang tua Farrel.

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang