Pergi

3.3K 130 11
                                    

Sudah 5 hari Fandy tidak memberi kabar pada Nhaira. Menurutnya itu bukan masalah, karna Nhaira bukan seorang pacar yang harus diberikan kabar setiap saat, enggak posesif, tapi menyenangkan. Tapi, setidaknya pria itu memberitaunya sekali dalam satu hari itu sudah cukup.

Gadis itu sedang membenarkan dasi dan rambutnya didepan kaca untuk pergi ke sekolah, dan sudah selesai, gadis itu langsung berpamitan kepada orangtuanya dan memakai sepatu di teras rumahnya. Diantar ke sekolah bersama Kakak kesayangannya itu. Motor yang dikendarai Randy sudah melaju ke arah sekolah Nhaira. Gadis itu sampai disekolah dan segera memasuki kelasnya.

"Pagi, Nhai." sapa Alvy.

"Pagi, Vy." sahut Nhaira.

"Tumben, nyapa gue ada apa?" tanya Nhaira.

"Alvy lagi pengen nyapain semua orang di kelas ini," jawab Kezhya dan Alvy menyengir di sampingnya.

"Oh, iya, Nhai, Fandy udah kasih kabar atau sms atau apa gitu ke lo?" tanya Alvy.

"Belum," jawab Nhaira.

"Dia kemana sih kok lama banget?" tanya Kezhya.

"Liburan,"

"Gila tuh anak," seru Alvy.

"Gila kenapa?" tanya Kezhya bingung.

"Udah mau UN masih mau liburan," jawab Alvy.

"Refreshing sebelum UN lah," sahut Nhaira.

"Lo tau dia pulang kapan?" tanya Kezhya. Nhaira menggeleng.

"Terakhir sebelum dia liburan dia sms gue jam setengah 3 pagi kalau dia liburan sama keluarganya di Spore, jam 6an sebelum berangkat gue bales pulangnya kapan, dia gak bales lagi." jawab Nhaira.

"Lo gak punya kontak keluarganya? Lo temen kecilnya dia kan?" tanya Alvy.

"Ada, tapi gue udah coba hubungin beberapa kali dan gak ada satupun yang bisa dihubungin." jawab Nhaira.

"Hubungin berapa kali?" tanya Kezhya.

"Sekali," Nhaira menyegir. "Seenggaknya gue udah usaha kan?" lanjutnya.

"Itu mah bukan usaha odong, lonya males," sahut Alvy. Nhaira hanya menyengir (lagi).

*

Rumahnya sangat sepi keluarganya sedang pergi. Mama, Papa, dan Shella sedang pergi ke mall mungkin untuk belanja bulanan. Randy sedang kencan dengan kekasihnya oh ya kakaknya sangat suka kencan di siang bolong itulah pemikiran Nhaira.

Gadis itu memutuskan untuk pergi ke taman bersama Ana. Nhaira mengganti seragamnya dengan kaos soft pink dan celana jeans putih, Nhaira mengeluarkan sepedanya dari bagasi dan segera ke rumah Ana.

"Anaaaaa!" panggil Nhaira didepan rumah Ana. Tante Vin keluar dari dalam rumah itu.

"Ananya lagi keluar Nhai, sini masuk dulu." ajak Tante Vin. Nhaira memakirkan sepedanya di halaman rumah Ana.

"Ana kemana, Tan?" tanya Nhaira.

"Lagi jalan, sama temennya." jawab Tante Vin.

"Siapa?"

"Gak tau, laki-laki, kayaknya pacar barunya. Tante lupa namanya,"

"Farrel?" Nhaira meyakinkan.

"Iya, dia. Pacar barunya Ana, ya?"

"Iyaa,"

"Sebentar ya, Tante telfon Ana dulu," Tante Vin mengambil ponselnya yang ada di meja kecil. Nhaira yakin ketika Tante Vin menelpon Ana, sepupunya akan merasa tersinggung. Ketika sedang kencan harus di ganggu oleh orang tua. Nhaira belum pernah seperti itu, kecuali Randy yang mengganggunya.

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang