( CHAPTER 7 )

645 60 2
                                    

" kak! " Pekik Ella ketika sampai di post pertama tempat mereka diberikan senter dan perlengkapan lain lain.

" Hei ada apa?, Kok malah balik lagi bukannya lanjut aja " ucap Solar sembari mendekati ke arah Ella yang tengah berjongkok sambil ngos-ngosan.

" Itu Kak!.. ituuu!!.. " -Ella

" Tarik nafas dulu baru ngomong " ucap Halilintar yang kebetulan lewat walaupun arah padangan matanya tak melirik ke arah Ella sama sekali.

" Si Blaze ketusuk kayu runcing kak! Tolongin dia! " Ucap Ella Singkat, dan sangat jelas di dengar oleh pemuda dingin yang sedang memperhatikan mereka dari kejauhan dan dengan segera menghampiri mereka.

" Aku Kesana " singkat Ice dan berlari begitu saja meninggalkan area post pertama.

" Kamu istirahat aja jangan lanjutin kalo gitu, tapi jangan bilang ke temen temen ya takutnya mereka jadi panik sendiri " ucap Solar lalu pergi meninggalkan Ella setelah kalimat yang di ucapkan selesai.






...





Setelah beberapa saat menunggu akhirnya Ice menghampiri Blaze yang tengah terduduk di tanah sembari memegangi lutut sebelah kanan nya yang mengeluarkan banyak darah, tanpa banyak basa-basi lagi ia langsung membuka jaket yang ia kenakan sembari menyobek lengan pakaian yang ia kenakan yang panjangnya sebatas antara pergelangan tangan dan siku karena ia sangat terburu-buru dan tak sempat membawa P3K.

" Lutut nya di lurusin dulu jangan di tekuk " ucap Ice tenang sambil membantu Blaze meluruskan kaki nya dan setelah itu ia secara lembut menggulung lutut Blaze yang tertusuk menggunakan Kain yang ia sobek tadi agar darahnya tidak terus menerus keluar.

'Astaga Lututnya Sobek' Batin Ice sambil memandang pilu Lutut Blaze setelah selesai membungkus lukanya, lalu beralih menatap wajah Blaze yang berangsur angsur memucat sambil meringis yang sepertinya menahan sakit.


Deg!

Hati nya terasa perih saat melihat orang yang ia sayangi seperti ini. Dengan perlahan Ice menggendong tubuh kurus Blaze bergaya bridal style, tak mungkin kan di gendong belakang?.

Tapi sebelum itu ia kenakan Jaket Nya Pada Tubuh Mungil Blaze karena saat baru menyentuh bahu nya sudah merasakan kalau tubuh Blaze Menggigil kedinginan, dan kesakitan Pada lututnya telah menipiskan kesadaran Blaze sendiri sehingga ia terlihat begitu lemas dengan matanya yang mulai sayu. Enak di pandang Btw :v.

Sampai di pertengahan hanya ada keheningan yang melanda sampai Blaze yang memejamkan matanya dengan keringat yang mulai mengucur deras di dahinya, Ice mempercepat langkahnya bergegas untuk segera mengobati Blaze yang entah mengapa Tubuhnya Panas, Apa dia demam?.

Dan sampailah mereka berdua di post pertama yang di suguhkan banyak nya lampu lampu malam hari. Ice bergerak menuju Tenda pos kesehatan yang berada di area perkemahan.

Ice lalu merebahkan tubuh Blaze di kasur matras yang berada di tenda kesehatan tersebut sembari membuka kain yang membungkus Lutut Blaze. Lalu bergerak ke wajah Blaze sembari menyeka keringat yang berada di dahinya sambil menyingkirkan poni rambutnya yang menutupi hampir ke matanya.

" Sakit " desis Blaze sembari membuka matanya perlahan.

" Sebentar, aku bersihkan dulu luka nya " Balas Ice sembari mencari alat kesehatan.







Rainbow Flag Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang