( CHAPTER 8 )

634 58 14
                                    

" Nghhh " Lenguh seorang pemuda berparas cantik yang tertutup dengan wajah Tampan dan Nakal itu sembari meregangkan otot-otot nya dengan raut wajah khas bangun tidur.

Lalu ketika ia mengecek bantal yang ia tiduri ia mengerutkan keningnya heran, lalu ia menelusuri bantal itu yang ternyata lengan seorang pemuda yang berada di sampingnya, dan sial nya tangan milik pemuda itu memeluk erat pinggang rampingnya spontan Blaze langsung terduduk.

" Woy! Lu ngapain meluk gue! " Murka Blaze sambil menepis tangan Ice dan si empu yang di tepis tangannya Spontan Terkejut dan terbangun dari tidurnya setelah mendengar teriakan, kan Blaze jadi jengkel gitu dan Tubuhnya jadi terkontaminasi oleh bakteri dari tangan Ice 'kan siapa tau tangan si Ice itu Habis Colly atau bekas Apa anjir' itu Bakteri yang mematikan!!.

" Apa sih pagi pagi langsung teriak teriak? " Ucap Ice dengan suara serak nya karena habis bangun tidur dan suaranya itu sangat Laki banget woyy!.

" Ngapain lu meluk meluk gue!? " Ucap Blaze yang masih dengan nada ketus nya.

" Gue nggak meluk lu dulu orang lu yang ndusel dulu ke gue ya gue bisa apa? " Balas Ice yang masih berbaring dengan wajah tenangnya.

" Gak! Ini gak mungkin, gue gak pernah kek gitu ya! Bilang aja lu mau modus " bantah Blaze sambil melotot dengan menunjukan jari telunjuknya ke arah wajah Ice.

Ice yang gemas langsung membekap wajah Blaze dengan Ketiaknya membiarkan si empu maki maki nggak jelas lagian ketek nya nggak ada rambut nya kok! Wangi lagi.

" Udah jangan banyak gerak dulu luka kamu belum sambuh " ucap Ice lalu beranjak dari tempat tidurnya dengan kini menggunakan kalimat aku-kamu.

" Mau kemana? " ucab Blaze yang masih terduduk.

" Mandi, Makan, Kasih Hukuman " ucap Ice kembali datar, membuat Blaze memuncukan bibirnya sembari menyiyir.

" Mentang mentang ketua jadinya suka ngasih Hukuman " ucap Blaze dengan nada mengejek.

" Ulangi " -Ice

" Nggak tau! Lupa.. " ucap Blaze sembari kembali merebahkan tubuhnya di kasur empuk- ehh tunggu! Kok tenda panitia sama tenda anak anak beda ya?, Mana tidurnya sendiri sendiri lengkap sama kasur empuk kek gini anjir Curang! Apalagi panitia boleh mandi nah gue sama yang lain aja di biarin mandi keringet.

Ice hanya tersenyum simpul melihat Blaze yang sedang melamun entah memikirkan apa lalu ia beranjak menuju tempat pemandian.

'Kenapa Tadi Malam gue Melihat Bayangan Kecelakaan Lalu Siapa Yang Memanggil Ku Itu? Dan Mengapa gue Bisa Membayangkan Kejadian Itu, gue juga gak inget sama sekali masa kecil gue dan tau tau udah gede aja' Batin Blaze sembari berbaring di atas Kasur dengan kedua Tangannya yang di lipat di belakang kepala untuk menjadi Bantalan dan menatap kosong langit langit tenda.

" Gak Beres nih " gumam Nya.

" Apanya yang gak beres? " Ucap Ice yang kembali ke Tenda dengan Tubuh yang terlihat lebih segar sambil membawa nampan berisi bubur dan air putih dan tak sengaja mendengar ucapan Blaze.

" Gak ada " sahut Blaze sambil menoleh ke arah sang suara berasal.

" nih sarapan dulu, ntar jam 7 lebih 30 menit an Kita Pulang ni Acara Udah selesai " ucap Ice sembari meletakkan nampan yang ia bawa di samping Blaze dan Blaze hanya mengangguk.

" Ntar aku anterin ke rumah kamu ya? Orang tua kamu di rumah kan? " Ucap Ice sembari menatap Blaze.

" Gak, mereka lagi luar kota aku sendirian aja di rumah " ucap Blaze mengganti kosakata menjadi aku-kamu.

" Rumah kamu masih kaya dulu kan di perkomplekan Surya Anggrek Nomor 13? " Ucap Ice Dan seketika itu juga membuat perhatian Blaze teralihkan Padanya.

" Loh.. kok tau?, Emang kenal sama keluarga ku? " Ucap Blaze sambil mengerutkan alisnya.

" Iya dulu sebelum mereka sekeluarga pindah karena pekerjaan " ucap Ice yang mengundang tanda tanya di kepala Blaze.

" Perasaan aku itu dulu tinggal di Malaysia sama Ortu nah baru sekarang aku pindah ke Jakarta dan aku juga gak tau dulunya pernah tinggal di komplek itu, Kamu Ngada Ngada kalo ngomong " ucap Blaze.

" Iya karena kamu melupakan kenangan itu " Gumam Ice sangat pelan sehingga tak dapat di dengar jelas Oleh Blaze sambil dirinya yang tersenyum miris.

Lalu tangan Blaze mengambil mangkuk berisi bubur ayam itu sambil menyendoknya lalu meniup nya perlahan dan barulah setelah dirasa tidak terlalu panas ia memasukkan ke mulutnya.

Pandangan Ice tak luput dari pipi tembem Blaze yang berkedut ketika mengunyah apalagi dengan semburat merah alami itu yang terlihat seperti Pantat bayi.

Lalu Blaze menatap Ice yang sedang menatap nya sedari tadi, ia merasa tidak enak karena hanya dirinya yang makan disini.

" Mau? " Tawar Blaze sambil menyodorkan sesendok Bubur itu pada Ice yang membuat Ice terdiam beberapa saat lalu melahap sesendok Bubur itu dengan atensi pandangannya masih terfokus pada Blaze. Tapi apa Blaze tidak tau atau bagaimana? Kalau bekas sendok yang ia pakai Barusan yang di lahap Ice itu bukankah seperti Ciuman? Sudah di gunakan oleh makan dirinya lalu digunakan juga oleh Ice, ya.. Semoga Readers paham hal itu.

Lalu Ice hanya tersenyum simpul sambil mengunyah makanan yang berada di mulutnya. 'kau menggemaskan!' ucap Ice dalam hati nya.

Dan setelah itu mereka bergegas merapikan barang barang yang mereka bawa dan dimasukkan ke dalam tas ya karena barang bawaan tidak terlalu banyak setelah itu mereka pulang dengan Bus yang sama seperti awal mereka datang.






...












Sudah sampai di bawah bukit ketika akan pulang dan menunggu Bus datang tapi sebelumnya Blaze turun di bantu oleh sang ketua panitia, ia tak melihat tiga makhluk ( maksudnya Taufan, Thorn, sama Ella ) semenjak Tadi malam membuat Blaze memuncukan bibirnya.

Dengan menggunakan Celana Pendek Selutut itu beberapa pandangan selalu mengarah padanya, bahkan ada yang mengira Blaze adalah anak kecil yang salah lapak di sana gara gara badannya yang mungil dan gak tinggi tinggi dengan wajahnya yang mirip sekali Bocah Umur 2 SD, maklum lah jadi keliatan awet muda.


Setelah itu ia Terdorong sedikit kedepan karena ada yang merangkul nya dari belakang, Blaze pun musuh-musuh sendiri sambil menatap si pelaku yang ternyata si pemuda tinggi darinya siapa lagi kalau bukan Taufan.

" Dari Mana Aja Lu Tadi Malem, Gue Tanya Ella yang Jalannya Bareng lu Pas Jurit malam dia cuman geleng geleng aja ntah gw tanya kek gitu sampai pala nya putus keknya gak bakal nyaut, gw tanya lu kenapa " ucapan Taufan membuat Kepala Blaze Pusing mendengarkan Suara Cemprengnya yang berbalut Bon Cabe itu.

" Nih Lutut gw di perban lu gak liat? " Ucap Blaze menunjukkan ke arah lutut dengan arah mata nya yang menunduk ke bawah, dan otomatis Taufan ikut melihat ke mana arah mata yang Blaze Tunjukkan dan melihat Lutut Blaze yang di perban.

" Astaga, Kukira lu abis main 10 Ronde Tadi Malem palagi jalan lu pincang pincang gitu " ucap Taufan Sembari nyengir kayak kuda.

" 10 Ronde? Maksudnya apaan? " Ucap Blaze Polos tanpa ada beban dalam ucapannya yang karena ia semasa hidupnya gak pernah melihat hal yang Erotis.

" Maksudnya itu Ngew.. " Ucap Taufan Terhenti Sesaat ketika melihat sang Ketua Panitia yang berada tak jauh di belakang Blaze sedang menatapnya penuh ancaman, lalu ia memberi kode dengan matanya agar Taufan pergi dari sana. Dan karena Taufan Paham dengan kode nya ia pun segera saja berjalan meninggalkan Blaze yang memanggilnya dengan nada kesal, mungkin kini ia harus pergi dan hampir saja ia keceplosan juga ingin mengatakan kata kata kotor di tempat seperti ini kan tau tau bisa di diikuti Kuntilanak yang minta ewe gimana? Bulu kuduk Taufan pun Berdiri sekarang, ngewe dengan Kuntilanak itu tidak lah ramah ya Awokawok.









Author : Mon Maap Pendek Dulu Karena Ini Gw Juga Lagi Ujian Sama Bikin Cerita Baru Jadi agak Ruwet Gak Karuan di kepala dan pengetikan ku juga baru sampai 1233 kata doang padahal biasanya Sampai 2000 lebih, aku mohon maaappp!..








1-3-2022
01.58

Rainbow Flag Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang