Singkat cerita kini Semua Murid baru sudah tiba di sekolah nya dan bisa langsung pulang. Setelah bus yang mereka gunakan untuk mengantarnya pulang sudah ada beberapa siswa yang di jemput dan ada yang mengemudi sendiri.
Blaze Hanya Berdiri di dampingi oleh Ice yang sedang memainkan ponselnya dengan satu tangannya yang di masukkan ke dalam saku celananya, disini Blaze tidak bisa apa apa karena Ice yang akan mengantarkan jadi ia tinggal menurut saja.
Sampai beberapa menit kemudian Karena Blaze yang hanya mengenakan celana pendek selutut itu merasa kedinginan di tambah karena ini masih pagi, ia pun menoleh pada Ice yang sibuk dengan ponsel yang di genggamannya. Blaze juga harus sedikit mendongak karena Tinggi keduanya itu sangat berbeda jauh, entah apa yang di makan pemuda tiang listrik itu Sampai tingginya kira kira 190 an.
" Ice.. " lirih Blaze, bahkan ia tak menggunakan kata 'kakak' atau hal yang sopan karena ia sudah biasa langsung menyebut namanya apalagi Ice seperti nya tidak keberatan.
" Hmm.. " gumam Ice lalu menoleh pada Blaze yang sedang mendongak ke arahnya.
" Kapan pulang? Aku kedinginan " ucap Blaze lalu setelah itu Ice membungkuk dengan kedua tangannya di taruh di lutut sebagai penopang untuk menyamakan tinggi nya dengan Blaze.
Blaze pula sendiri merasa tersinggung, mengapa ia menyamakan tingginya dengan ku hanya untuk berbicara?
" Mau di gendong ? " ucap Ice
" Aku mau nya pulang! " Geram Blaze karena ia menanyakan sesuatu malah di balas pertanyaan.
" Nunggu Gerbang Agak sepi dulu, tuh liat banyak kendaraan keluar kan? " Ucap Ice sembari menunjuk ke arah Gerbang sekolah yang masih ramai dengan kendaraan yang akan pergi.
" Masih lama ya? " Ucap Blaze sembari memuncukan bibirnya, Ice memperhatikan dirinya lalu mengusak rambutnya gemas dengan senyum yang teramat tipis sampai Blaze tak bisa melihatnya.
" Sabar aja, Orang sabar pantat nya lebar " ucap Ice setelah itu terkekeh melihat raut wajah Blaze yang sudah menekuk.
Blaze yang kini sedang tidak mood untuk di ledek pun menendang Kaki Ice, walaupun nyatanya tak memberikan reaksi apapun bagi Ice.
" Udah sembuh nih ya, bisa nendang nendang gitu " ucap Ice sembari Menaik turunkan Alisnya Meledek.
" Udah! " Sinis Blaze, lalu melipat kedua tangannya di depan dada.
" Mau Pulang? " Ucap Ice, Blaze pun menengok ke arahnya.
" Mau!, Dari tadi kek nawar kek gitu " cibir Blaze
" Tapi Aku Kasih Syarat dulu, kamu gak bisa nolak. Hp kamu gak di bawa juga kan jadi nurut aja " ucap Ice menatap ke arah parkiran sekolah dimana banyak kendaraan yang berlalu lalang, Blaze pun mengerutkan keningnya sambil memuncukan bibirnya kesal.
" Apa!? " Pekik nya
" Cuman Nurut aja, Saya Nggak Suka Di bantah " Ucap Ice Penuh Tekanan kali ini Ucapannya Lembut tapi membuat Merinding.
" Mohon Maaf, Gue Bukan Istri atau anak lu ya disuruh nurut " bantah Blaze, Ice pun kembali menatap nya dingin seperti sama sekali belum ada perkenalan.
' Bener bener lupa ni istri gue ' batin Ice, sebenarnya ia sedang memekik dan ingin berteriak kalau Memang Blaze Istri nya, hanya wajahnya dingin tak ada senyum tak terukir pagi ini.
" Malah diem! " Geram Blaze, sungguh ia tidak suka di hiraukan atau acuh mengacuh.
Sementara itu Ice masih saja diam sembari memperhatikan Blaze yang kesal sambil memanyunkan bibirnya, Ice tersenyum tipis kala itu.
7 menit di habiskan oleh keheningan di antara Blaze maupun Ice itu pun terkadang Padangan mereka tidak sengaja saling bertemu walaupun hanya sebatas melirik atau apa, Blaze benci keadaan ini, Sungguh! Siapa yang akan tahan jika menjadi Pasangan si pemuda Dingin itu? Kasian sekali Jodoh yang di takdir kan untuk bersama si dingin itu, benar begitu bukan?.
Di saat itu pula ketika Blaze masih dalam keadaan kesal dan masih memuncukan bibirnya ada beberapa tatapan gemas seperti memuja dan memuji, Ice pun tiba tiba menghalangi pandangan mereka dengan berdiri di depan Blaze sembari menatap siswa maupun siswi yang lewat itu dengan tatapan tanpa perdamaian itu, ia kini ingin sekali mencongkel mata itu.
" Sebaiknya kita pergi ke mobil saja, disini sangat memuakkan " gumamnya Ice Sampai tak terdengar oleh Blaze dan sebelah tangan Ice hanya mencekal Lengan Blaze lalu membawa nya menuju mobil Ice, Blaze hanya diam menurut saja dan Disini lah masalah kecil mulai terjadi, Blaze tidak bisa mengimbangi langkah besar Ice dia sangat kewalahan karena kakinya itu pendek. Blaze pun menepis tangan Ice untuk berhenti menggandeng nya. Ice mengerutkan keningnya heran.
" Ada apa? " Ucap Ice sembari menatap lurus pada Blaze.
" Lu tuh ada masalah apaan sih!?, Cepet banget Jalannya kayak setan " ucap Blaze kembali memuncukan bibirnya.
" Kan aku kaki nya pendek " cicitnya lagi sangat pelan, tapi terdengar jelas oleh Ice.
Ice tersenyum simpul lalu mengusak rambut Blaze gemas, lalu menggendong Blaze seperti Koala.
" Diam.. " ucap Ice cepat saat tau Blaze ingin protes, dan Blaze yang mendengar nada datar Ice pun hanya diam seperti yang di perintahkan, ia juga tak tau mengapa dan memilih memeluk leher Ice takut ia jatuh dari gendongannya.
Mereka pun melanjutkan acara untuk segera pergi dari sekolah itu yang sempat tertunda. Dan kini mereka Berdua sudah tiba di mobil Ice, entah mengapa mood Ice sedikit buruk saat ini bahkan ia tak menurunkan tubuh Blaze dari gendongannya saat sudah sampai di kursi mengemudi mungkin ia akan mengemudi sambil memangku Blaze, bukan masalah juga karena tubuh Blaze itu mungil jadi tidak merepotkan sama sekali kecuali rengekannya yang minta untuk di turunkan dan saat itu Ice hanya menatapnya dingin membuat Blaze Langsung bungkam dan membenamkan wajahnya di Dada bidang Ice.
NEW STORY'📣
Buat yang suka SolThorn bisa baca aja, sama sama Yaoi Cuman Gwe gak tau aja mau sama² antara Icelaze sama SolThorn mau di kasih OneShoot apa kaga?, dan buat HaliTau masih Segera
Intinya makasih mau mampir+baca~!
12-3-2022
16.39
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow Flag
Teen Fiction( Ice X Blaze ) Akankah Ice bisa meyakinkan Blaze setelah kesalahan yang ia buat di masa lampau jika takdir memihak padanya... JANGAN SAMPAI SALAH LAPAK! (!)Mohon Perhatikan Deskripsi Penggunaan Kata di dalam cerita sedikit Kasar jadi mohon agar b...