( CHAPTER 11 )

619 57 6
                                    

Di Rasa Hari Sudah Sore Blaze pun di antar pulang kerumahnya oleh Ice sesuai dengan ucapannya. Blaze pun bergegas masuk kedalam rumahnya setelah membuka pintu rumahnya ia tak menghiraukan seseorang yang telah mengantarkan nya karena ia tidak peduli.

Lalu Blaze melangkah melewati anak tangga menuju kamar nya, dan setelah sampai ia mengganti pakaian dengan menggunakan Celana Pendek di atas lutut berwarna hitam dengan kaos polos berwarna Putih, lalu ia Rebahan ganteng sambil memainkan Laptop di atas kasurnya.

" Malem Jum'at gini enak nya nonton BoBoiBoy The Movie 2 nih! eh tapi Ambil camilan dulu ah " Ucap Blaze sambil bersorak kegirangan lalu melangkahkan kakinya menuju dapur untuk mengambil beberapa camilan dan minuman di dalam lemari pendingin.

Ia memanyunkan bibirnya karena setelah membuka pintu lemari pendingin tersebut hanya ada beberapa camilan dan minuman, minuman itu pun hanya air!, Ia pun kembali menutup pintu lemari pendingin.

" Males njir mana stok Abis " blaze menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

" Apa gua ke Minimarket aja ya ngisi Stok! " Ucap Blaze pada diri sendiri lalu berlari ke Kamarnya untuk bersiap pergi ke minimarket.

Blaze menggunakan Celana Putih Di atas lutut dengan menggunakan Hoodie Berwarna Coklat Maroon lalu mengambil Kunci Mobil, Blaze pun menaiki Mobil miliknya yang berada di halaman rumah, Kecil kecil cabai rawit nih Bos!, Lalu Blaze mengendarai mobil nya ke arah Jalanan dan mulai membelah jalanan malam yang terasa ramai.

Lalu ia menghentikan mobilnya di saat sampai di Depan Minimart, Blaze pun turun dari mobil dan melangkahkan kakinya menuju Minimarket yang tak jauh di hadapannya dan bergegas masuk ke arah Rak Camilan dan minuman.

" Beli Choco Chips sama Chess Boll Aja ya? " Ucap nya pada diri sendiri sembari berjinjit untuk memilih Camilan yang di sukai.

Selesai memilih Camilan pun ia bergeser menuju lemari kaca pendingin lalu memilih beberapa minuman kaleng di sana. Dan setelah kegiatannya itu selesai, ia membayar semua belanjaannya dan melangkahkan kakinya menuju halaman Minimarket dan berjalan ke arah mobilnya.

Tapi sebelum itu pandangan mata kelamnya tertuju ke kedai Eskrim yang tak jauh dari tempat ia berbelanja camilan, Blaze pun tersenyum lebar karena mengingat dirinya adalah seorang Maniak Eskrim.

Ia berjalan menuju ke arah kedai Eskrim tersebut tetapi Ada seseorang yang mencekal lengannya dan menariknya ke posisi semula, Blaze pun menatap sang pelaku.

" Lu mata matain gua hah!? " Ucap Blaze dengan sinis menatap pemuda tinggi, pendiam, dingin, dan datar alias Ice.

" Mau Kemana? " Tanya Ice balik menghiraukan pertanyaan Blaze lalu mata dinginnya menatap Blaze dari ujung rambut hingga ujung kaki.

" Mau kesana, Mau Eskrim.. " ucap Blaze sembari menunjukkan dengan jari telunjuknya ke arah kedai Eskrim dengan nada yang terkesan polos tak seperti biasanya karena Blaze adalah tipe seorang yang mudah jengkel.

" Tidak " ucap Ice Singkat, Mutlak, Finish.

" Ngatur lu ahh! " Ucap Blaze lalu menghempaskan tangan Ice yang sedari tadi mencekal lengannya.

" Sekali enggak ya enggak, Bubu " ucap Ice datar.

" Lu manggil gua apaan tadi? " Ucap Blaze yang sudah berhenti dari acara rengekannya dan menatap Ice Tajam, apa apaan itu? Nama sudah bagus Blaze di panggil bubu!?

" Bubu.. sekali lagi aku ingetin, ini udah malem, cuacanya dingin, hidung mu memerah, Pilek? " Ucap Ice yang sedari tadi fokus kepada wajah Blaze yang suaranya sedikit serak seperti pilek.

" Lu siapanya gua? " Ucap Blaze sambil menatap nyalang ke arah Ice.

Entah mengapa Jantung Ice seperti baru saja di tusuk tusuk mendengar pertanyaan dari Blaze sampai dirinya meringis, Blaze memang sangat berbeda dari yang dulu, dulu Blaze sangatlah penurut dan juga perhatian tapi sekarang sebaliknya apalagi ucapannya yang sangat kasar membuat Ice pengling dengan siapa diri Blaze, apa dia harus di beri hukuman?.. entahlah akan ku pikirkan nanti kalau sudah menjadi milikku.

Kita kembali ke cerita.

Ice tidak menjawab pertanyaan Blaze lalu ia langsung menggandeng tangan Blaze dan berjalan menuju mobil miliknya tak peduli dengan Blaze yang sedari tadi merengek minta diperk--.. ehh minta lepaskan!

" Lepas Asu! " Pekik Blaze sambil berusaha menghempaskan tangan Ice, tapi bukannya terlepas malah pergelangan tangannya makin di Cengkram sangat erat dan itu membuat Pergelangan tangannya sedikit memerah.

Ice yang mengerti keadaan pun memberhentikan langkah nya dan menggendong Blaze seperti Koala sambil dirinya memegangi Pinggang ramping Blaze karena takut Terjatuh akibat Blaze yang Masih saja bergerak.

" Ice, maluu! " Ucap Blaze sambil membenamkan wajahnya di dada bidang Ice dengan Kedua tangannya yang melingkar di leher Ice, jujur suara Blaze yang terbenam di dada nya sangat menggemaskan menurut Ice. Ia tak peduli dengan tatapan sekitarnya dan menutupi paha mulus Blaze dengan jaket yang masih ia kenakan, ia sama sekali tidak menyukai seseorang pun yang melihat aset miliknya.

" Bisa nggak? Sekali aja kamu nurut " ucap Ice setelah menurunkan tubuh Blaze di kursi mengemudi.

" Heh! Mobil gua gimana!? " Ucap Blaze tak mengindahkan pertanyaan Ice.

" itu Gampang " ucap Ice datar tanpa menoleh ke Blaze yang sudah kesal.

" Gampang di maling Maksud lu! " Ucap Blaze Nyalang, setelah itu Ice mendekat ke arah Blaze bahkan jarak di antara mereka hanya 5 Cm, beberapa menit kemudian Ice meniup wajah Blaze yang terus menatapnya membuat Blaze buyar dalam lamunannya.

" Mikirin apaan? " Ucap Ice sedikit menjauhkan tubuhnya, oh ternyata hanya memasangkan Sabuk pengaman Blaze karena Blaze sendiri tak memasangnya.

" Dikira aku mau nyium kamu? " Ucap nya lagi membuat Blaze langsung melotot.

" Ndasmu! Beruang Kutub Mesum! " Teriak Blaze di Depan wajah Tampan Ice membuat Ice memundurkan tubuhnya lagi karena teriakan Blaze sama seperti Peluit.

" Blaze.. " ucap Ice dengan pandangan yang susah untuk di artikan dan Blaze pun menoleh dan menatap Ice.

Cup..

Hingga sebuah benda kenyal yang menempel di bibirnya membuat Blaze memantung dan itu hanya kecupan bukanlah ciuman. Lalu Blaze menyentuh bibirnya.

" First Kiss Gua Goblok! " Kini Blaze berteriak semakin kencang sambil memukul-mukul lengan Ice, dan Ice yang di pukul hanya memberikan Cengiran bodohnya, ya walaupun Pukulan itu tak terasa apa apa.

" Yakin itu yang pertama? " Ucap Ice dengan senyum menggoda dengan menaik turun kan kedua alisnya, Sumpah Gak Cocok Banget Ice kek gini anjir!?

" Maksud lu apa? " Ucap Blaze terus melotot.

" Yang di Camping di gunung itukan Kamu yang nyium aku duluan "

Blusshhhh!..

Entahlah mulut Ice sangat lost kontrol kalau berbicara, bahkan Pipi Blaze sudah memerah sampai telinga gara gara mengingat kejadian di bukit saat dirinya terpeleset dan tak sengaja menyium Ice.

Blaze pun diam, bungkam tanpa suara sambil menutupi wajahnya dengan kedua Tangannya karena pipinya terasa panas campur malu.

" tau nggak? Mau sengaja atau tidak, Kamu harus tetap Tanggung jawab, Blaze. Hal itu sama aja kaya pelecehan " ucap Ice dengan nada serius, walaupun sebenernya dirinya sedang mati matian menahan tawa.

" Terus lu nyium gua maksudnya apaan! " Ucap Blaze dengan nada lirih karena ia juga sedikit takut apalagi membicarakan tentang pelecehan.

" Cuman Balas Dendam " balas Ice santai.

" Tanggung Jawab atau aku aduin kamu ke kepala sekolah atas tindak pelecehan kamu " ucap Ice lagi yang membuat Blaze semakin gelagapan dan Terpojok masalah. Melihat wajah paniknya membuat Ice tersenyum tipis tapi sebenernya ia ingin menggigit makhluk manis yang berada di sampingnya kini dengan segenap rasa gemasnya!

" Emang gua kudu tanggung jawab gimana? " Ucap Blaze, tetapi setelah melihat senyuman miring Ice membuat perasaanya tidak enak.



































" Jadilah pacar ku "








" What!! "





Bersambung...

Rainbow Flag Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang