Chapter 50

1K 106 19
                                    

CHAPTER 50

JEROME’S P.O.V

Siang malam bayangan saya di BLACK menghantui pemikiran saya. I can’t even remember was there pleasure? All I can remember was the pain of not being able to control my lust.

That fucking drug and that fucking Braxton!

Rasa bersalah, rasa menyesal, rasa bodoh.

Walaupun saya dan Sapphire hanya sekadar kawan, hanya sekadar sahabat, tapi saya rasa macam saya telah mengkhianati dia.

Sapphire and I.

We’re only friends. Not even with benefits.

But I still feel like I betrayed her, because I wanted to be more than a friend.

I want to love her, I want to take care of her, I want to marry her and spend the rest of my life with her.

Tapi ini pula yang terjadi.

Sial kau, Braxton! Saya belum fikir lagi cara yang paling dahsyat mau balas dendan sama kau.

Argh!

Saya tidak dapat menatap mata Sapphire sejak kejadian di BLACK. How can I cleanse myself? Cleanse my soul.

Tapi saya tidak juga mau mundur kan? Tetap juga saya mau ikut Sapphire to KL.

Yang saya bingung Sapphire marah-marah ni.

“Don’t touch me.” She sounded a little disturbed.

With all the guilt and regret that I have been feeling lately, I listened to Sapphire. I did not touch or say anything during the whole flight.

Sudah saya sampai di hotel pun saya tidak cuba menghubungi Sapphire. Saya tidak mau mengeruhkan lagi keadaan yang sudah sangat keruh sejak dalam kapal terbang.

Mendarat saja kami di KLIA, Sapphire got moodier.

Kalau dia offer saya tinggal di rumah dia, dengan berbesar dan berbahagia hati saya menerima. But that’s just wishful thinking.

“Ui!” Paaap! Ivana hampas tu meja depan saya. “Sejuk sudah wantan kau.”

I looked at the wantan soup in front of me tanpa selera. Hilang sudah selera saya bila saya terimbas kembali kejadian di BLACK dan mood Sapphire kelmarin.

“Kenapa, bro?” Ivana lagi. “Tidak kena bagi semalam?”

Saya menjeling Ivana. Siapa juga mau bagi saya semalam? Dalam mimpi pun Sapphire tidak akan bagi saya. Ck!

“ish, baby.” Darren pandai ber-baby-baby sudah oh. I hate being the single one here. “Stop teasing orang yang mau jadi daddy sudah.”

Berketawa ni dua orang! Kitai!

Daddy?! Terlampau juga lawak dorang sampai mau menyindir pasal Kylie’s pregnancy. Saya belum mau mengaku lagi anak dalam kandungan Kylie adalah anak saya selagi saya belum mendapat result test DNA.

“Tidak lucu.” Saya meneguk kopi saya yang sudah sejuk.

Damn, Kylie and the DNA test! And at that moment handphone saya vibrated.

Saya tengok handphone saya sekilas saja.

It’s Kylie. Saya langsung tidak mau jawab panggilan dia yang entah sudah keberapa kali jadi miscall.

Just then a lady with a little girl macam 3 or 4-years-old menghampiri meja kami.

“Like I don’t believe what I’m seeing!” She exclaimed excitedly.

Once Upon A Heartbreak Where stories live. Discover now