s e b e l a s

1.5K 127 10
                                    

pagi ini Jay bangun lebih awal dari Jia.

Jia masih tertidur menghadap dirinya, Jay yakin saat Jia bangun Nanti, Jia masih merasakan sakit hati dengan ucapan ayahnya.

Kini Jay beranjak dari kasurnya untuk mandi, dan bekerja kembali ke kantor.

Saat berada di kantor pun Jay nampak memikirkan Jia.

Jay harus pandai-pandai membuat Jia merasakan aman dan nyaman jika bersama ayahnya.

Tapi bagaimana caranya.

Kini pandangan Jay teralih pada Viana yang sedang menstempel berkas-berkas di sofa ruangannya.

Mungkin saja Viana bisa membantu nya.

"Viana"

"Iya pak?" Viana menoleh pada atasannya yang memanggil nya.

"Sebelumnya kamu pasti tau kan, bagaimana hubungan papa dan istri saya itu tidak baik?"

Viana mengangguk, Viana memang tau jika Jia dan mertuanya itu tak pernah akur, bahkan Viana sering mendapatkan curhatan dari atasannya tersebut mengenai keduanya.

"Menurut kamu saya harus bagaimana supaya Jia merasa aman dan tenang, saya tidak tega melihat istri saya selalu mendapatkan kata-kata yang bisa membuatnya sakit hati dari papa saya"

Kini Viana juga ikut berfikir.

"Eum.. bapak masih tinggal satu rumah dengan orang tua bapak kah?" Tanya Viana.

"Masih, saya masih tinggal bersama dengan orang tua saya"

Viana menghela nafas nya, dan tersenyum.

"Sebaiknya kalau menurut saya bapak memisahkan diri dari orang tua bapak, dan bapak bisa tinggal di rumah milik bapak sendiri dan Jia"

"Apakah harus?"

"Sebagian besar orang banyak yang setelah menikah langsung memilih untuk tinggal berdua di rumahnya sendiri, ketimbang ikut orang tua ataupun mertuanya"

Jay mengangguk paham, sepertinya memang. Jay harus melakukan ini demi kebaikan Jia.

"Oh iya, setelah makan siang ini ada waktu kosong tidak?"

"Sebentar pak, saya cek dulu" kini viana membuka tab nya, untuk melihat jadwal kerja atasan nya tersebut.

"Tidak pak, bapak ada waktu luang"

"Baiklah siang ini setelah makan siang bantu saya mencari perumahan elit ya untuk saya dan Jia tinggali"

Viana pun mengiyakan ucapan Jay.

° ° °
Kini setelah selesai mencari perumahan untuk Jia, Jay langsung pulang ke rumah untuk menemui istri dan juga ibunya.

Jay memasuki rumahnya namun ia tak melihat Jia dan ibunya, hanya ada para maid yang sedang beres-beres di ruang tamu.

"Dimana Jia dan mama saya?" Tanya Jay pada salah satu maid yang sedang membersihkan beberapa pajangan di ruang tamu.

"Oh tuan muda, itu nyonya Anne dan nyonya Jia sedang di taman belakang" ucap maid tersebut.

"Baiklah, makasih" Jay langsung berjalan menuju taman belakang.

Dan mendapati ibu dan istrinya tengah duduk bersantai sambil meminum secangkir teh.

Jay langsung memeluk Jia dari Belakang membuat Jia sedikit kaget, bahkan ibunya juga agak kaget namun langsung tersenyum melihat keduanya.

"Jay kamu bikin kaget aja" ucap Jia sembari memegang dadanya.

"Hehehe, maaf ya"

Kini Jay beralih berjongkok di hadapan perut Jia, Jay menciumi perut istrinya itu yang sudah mulai membuncit.

Jia sedikit risih karena ada Anne disampingnya, Anne hanya tersenyum melihat Jay yang sedang sibuk dengan bayi di perut Jia.

"Jay ada mamah ih malu tau" peringat Jia.

"Biawin aja masih kangen dedek bayi nya" suara Jay sedikit tidak jelas karena Jay berbicara sambil bibirnya di tekankan pada perut Jia.

Anne hanya bisa tersenyum gemas sedari tadi melihat anak dan menantunya itu.

"Maklum Jia, bayi mau punya bayi" ledek Anne.
Sambil tertawa, Jia pun ikut tertawa.

"Liat tuh dek nenek sama mama kamu ngeledekin papa" ngadu Jay pada janin di perut Jia.

Jia gemas langsung mencubit pipi suaminya itu.

Ah iya Jay hampir lupa dengan tujuan awalnya, kini Jay ikut duduk di kursi Santai yang juga di duduki oleh Jia.

"Jia sayang, aku punya hadiah buat kamu"

"Hadiah apa?" Tanya jia bingung, Anne pun juga ikutan bingung karena Jay hanya tersenyum terus.

"Hadiah apa Jay, jangan bikin istri kamu penasaran"

"Ada deh mah, besok jay mau bawa Jia check up kandungan juga sekalian ngasih hadiahnya buat Jia"

"Yaudah terserah kamu aja, mama mau ke kamar dulu ya" pamit Anne menuju kamarnya.

Kini Tinggal Jay dan Jia, kini keduanya saling menatap mata pasangan nya dalam-dalam.

"Love you.." ucap Jay

"Love u too.."

Kini Jay mencium bibir Jia sangat dalam, melumat nya penuh nafsu.

Jay mencoba memasukkan tangannya dari bawah dress milik Jia, namun Jia langsung menahan lengan Jay yang mencoba meraba area bawahnya.

"Sadar ih, nanti ada yang liat gimana" panik Jia.

Jay hanya terkekeh melihat kepanikan Jia.

"Hahah iya iya, yaudah lanjut di kamar yuk"kini Jay mengangkat tubuh Jia menuju kamar.

Tentunya melanjutkan ciuman tadi hingga pada inti penyatuan yang sangat intim, yang biasa suami istri lakukan.[]




















TBC

Woii vote yakk, ngegas nih wkwk

UNSTOPPABLE | JAY  [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang