e n a m

1.9K 133 10
                                    

Akhirnya urusan kantor Jay selesai juga setelah banyaknya drama di kantor, Serta drama tambahan Karina yang membuatnya emosi pagi tadi masih membuatnya kesal bukan main.

"Jay" panggil seseorang, Jay lantas menoleh ke sumber suara.

"Papa, papa udah pulang?" Tanya Jay, karena setahunya papa nya itu sedang di luar kota pulang mungkin lusa.

"Kamu apain Karina?, Kata papa nya dia nangis-nangis habis pulang nyamperin kamu ke kantor" ucap papa Jay mengintimidasi.

Jay menghela nafasnya, Karina benar-benar sehari saja tidak membuat drama seperti nya tidak tenang.

"Aku gak ngapa-ngapain dia pah, aku cuma bilang ke dia kalo aku gak bakal mau nikahin dia, dan jangan terlalu berharap sama aku. Gitu doang"

"Astaga bodoh, kamu itu bodoh Jay. Wanita mana yang tidak sakit hati mendengar ucapan kamu kalau seperti itu" ucap papa Jay frustasi.

"Itu papa tau, kenapa papa juga nyakitin perasaan Jia dengan mempermalukan dia di depan umum?" Kini Jay sengaja membalikkan keadaan, terlihat papa nya menatap Jay tak minat.

"Kamu gak usah ungkit-ungkit nama gadis miskin itu, papa benci dia"

"Terserah, Jay lagi males debat. Setiap hari Suka nya ngajak debat Mulu" sarkas Jay sembari jalan menaiki tangga menuju kamarnya di lantai dua.

Papa nya hanya menatap langkah kepergian anaknya menuju kamarnya.

"Dasar, anak keras kepala"

° ° °

Sedangkan di rumah bak istana lainnya tengah membujuk seorang gadis yang tengah merajuk sejak tadi pagi hingga malam tiba.

"Nak ayo dong keluar, kamu emang gak laper. Hm?" Tanya Seung gi ayah Karina.

"Gak mau"  saut karina dari dalam kamar.

Hampir sejak 3 jam Seung gi membujuk Karina untuk keluar dari kamarnya namun gadis itu menolak untuk keluar.

"Ayo dong sayang, jangan ngambek terus. papa yakin kok Jay ngomong gak mau nikah sama kamu itu gak sungguh-sungguh, pasti dia lagi capek aja sama kerjaan kantornya"

"Gak mau, Karina gak mau keluar"

"Terus papa sama mama harus ngelakuin apa biar kamu gak merajuk lagi?" Bujuk mama Karina.

Didalam kamar Karina menimbang bujukan ibunya.

Apa aku minta buat nikah sama Jay nya di percepat aja kali ya, batin Karina.

Setelahnya Karina tersenyum licik, membayangkan rencana nya.

Kini Karina bangkit dari kasurnya dan membenarkan wajahnya yang sudah tak karuan karena habis menangis berjam-jam.

Ceklek...

"Akhirnya anak mama keluar juga" ucap mama Karina sembari memeluk anaknya erat.

Namun Karina langsung melepaskan pelukan mama nya itu, dan membuat mama nya menatap Karina terkejut.

"Kenapa nak?" Tanya mamahnya.

"Karina gak akan ngambek lagi kalo pernikahan Karina sama Jay di percepat jadi Minggu depan"
Pinta Karina.

Tentunya mama dan papanya kaget.

"Nak yang bener aja, kita belum persiapan apa-apa gak bakal bisa kalo kamu minta Minggu depan, belum persiapan gaun pengantin nya segala macamnya. Gak segampang itu nak"jelas papanya.

"Iya nak" ucap mama nya membenarkan ucapan suaminya.

"Oke kalau gitu, Karina bakal mogok makan pokoknya." Karina sudah mau merajuk lagi, mengancam kedua orang tuanya.

Seung gi hanya bisa bernafas kasar, meladeni anak semata wayangnya itu.

"Oke-oke, tapi bulan depan ya. please" ucap papa nya memohon.

Karina memikirkan dahulu kira-kira sebulan lama atau tidak, tpi sepertinya tidak juga, sekalian Karina juga ingin mencari tahu dulu siapa kekasih Jay itu.

"Oke deal" ucap karina.

° ° °
2 Minggu kemudian...

Kini keluarga Park tengah sarapan pagi di meja makan.

"Yang bener aja pah, kenapa jadi di percepat gini sih" kesal Jay saat papanya mengatakan jika pernikahan nya dengan Karina akan di percepat menjadi bulan depan.

"Gak usah komplen Jay, Karina yang minta di percepat" ucap papa nya masih sibuk dengan roti yang di kunyah nya.

Sialan, batin Jay. Karina itu memang nekat sekali pikir nya.

Jay harus bertanya kepada Jia dahulu apakah sudah ada tanda-tanda ia hamil apa belum.

Senjata Jay untuk membatalkan pernikahan nya dengan Karina adalah Jia saat ini.

Jia lah satu-satunya harapan yang ia punya saat ini untuk menghentikan pernikahan nya dengan Karina.

° ° ° °
Disisi lain...

"Jia, kamu pucet banget" ucap yujin, salah satu karyawan di kafe tempat Jia bekerja, tentunya teman Jia juga.

"Ngak kok, aku baik-baik aja. Cuma emang lagi gak enak badan aja kok"

"Kalo sakit gak usah di paksain kerja dulu ji, aku mintain ijin dulu aja ya ke tuan James park lewat chat kalo kamu gak berani minta ijin nya"

"Please gak usah jin" mohon Jia kepada yujin.

"Tapi kamu keliatan pucet banget loh, takut kamu kenapa-kenapa aja ji"

"Gak kok ak-" belum sempat selesai berbicara Jia sudah berlari ke kamar mandi, tentunya yujin mengikuti Jia dengan berlari.














































"Huwekk...".[]















TBC

UNSTOPPABLE | JAY  [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang