t i g a p u l u h

1K 78 1
                                    

Kini giselle tengah membawa tubuh Jay yang sudah setengah sadar ke kamar, giselle merebahkan tubuh Jay di kasur hotel dominan warna putih itu dengan rasa bangga.

Jay tidak mabuk, tadi saat makan bersama Jay, Giselle sedikit melakukan hal licik, yaitu mencampur obat perangsang pada Jay agar Jay nanti bermain dengannya sedikit agresif.

Pasalnya ia yakin Jay tidak akan bermain agresif jika ia tak sedikit licik malam ini.

Bahkan kini Jay sudah meracau memanggil nama Jia, giselle sedikit kesal mendengar nya.

Tapi tak perduli yang terpenting malam ini adalah malamnya dengan Jay.

Tak perlu khawatir, Jino tidur di box bayi yang sedikit Giselle jauhkan dari ranjang, agar bayi itu tidak mendengar suara-suara laknat dirinya dengan Jay.

Giselle lantas melakukan aksinya menaiki tubuh Jay, sembari membuka baju Jay, dengan Jay yang juga nampak tak sabaran ingin menerkam giselle yang ia pikir di dalam imaginasinya adalah Jia.

° ° °
Hari sudah berganti, kini kelopak mata Jay mulai terbuka karena merasa ada cahaya masuk dari gorden hotelnya.

Jay merasakan terpaan angin langsung ke sekujur tubuhnya, Jay melirik dirinya yang tertutup selimut, ia tak mengenakan pakaian dan Giselle juga sudah tak ada di kamar hotel beserta jino yang mungkin wanita itu bawa.

Jay sedikit pening, ia lantas menyiapkan baju nya yang harusnya Giselle siapkan namun pada kenyataannya tidak, ia sendiri yang harus mandiri.

Jay langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah selesai dengan acara membersihkan tubuhnya Jay keluar dari kamar hotel hendak mencari Giselle dengan jino, sesampainya di pantai ternyata Giselle tengah bermain dengan jino.

Jay langsung menghampiri giselle dan jino di dekat bibir pantai.

"Udah bangun sayang?" Tanya giselle dengan wajah sumringah nya menatap Jay, Jay hanya mengangguk menanggapi giselle.

"Kamu sama jino dari kapan main di pantai?,ini masih pagi loh kasian Jino nya"

"Satu jam lebih lah aku disini" ucap giselle,Jay langsung membelalakkan matanya terkejut.

"Bisa-bisa nya kamu ajak main jino hampir satu jam di pantai, jino bisa masuk angin" marah Jay sembari mengambil alih jino dari giselle.

"Ck, kamu tuh ganggu, jino aja seneng-seneng aja tuh"

Jay hanya bisa menggeleng dengan alasan dari mulut Giselle, "terserah-terserah, malam ini kita pulang aku udah gak betah di sini"

Jay langsung pergi menuju kamar hotel bersama jino di gendongan nya.

Giselle yang masih terduduk di pasir hanya bisa menatap Jay jengkel.

"Ini pasti ulah si pak tua itu yang nyuruh Jay pulang, emang kurang ajar" yang giselle maksud adalah James.

° ° °
"Nak kamu baik-baik aja?, Kok kamu pucet banget" Anne tampak khawatir melihat kondisi Jia yang pucat.

Pasalnya akhir-akhir ini Jia sering kelelahan, nafsu makan berkurang, di tambah lagi mengurus Jaden yang sedang rewel-rewelnya.

"Nggak kok mah, Jia baik-baik aja, Jia cuma kecapekan ngurusin Jaden"

"Kayanya mama bakal mempekerjakan baby sitter buat ngurusin Jaden, mama Kasian liat kamu kecapekan kaya gini"

"Gak usah repot-repot mah, Jia masih bisa ngurus Jaden sendirian".

"Eum no no no, pokoknya mama mau kamu Istirahat yang cukup mama gak mau liat kamu kecapekan pokoknya, nurut kata mama ya"

"Yaudah deh mah, aku ijin siapin makan Jaden dulu ya"

"Iya nak"

Baru saja Jia bangkit dari sofa, kepalanya sudah berdenyut, bahkan pandangan nya sudah mulai menggelap....












Brukk...




















"JIA!!"
























° ° °
Jay, Giselle dan jino kini berada di bandara.

Jay mendapatkan telfon dari orang tuanya jika Jia di larikan ke rumah sakit.

"Sumpah nyusahin banget sih" kesal giselle karena liburan nya harus terganggu.

"Kamu harus tau diri giselle, kalau Jia prioritas ku dia istri aku" ucap Jay.

"Aku juga istri kamu kalo kamu lupa"

Jay tak menanggapi lagi ucapan giselle, ia tetap berjalan terburu-buru sembari membawa jino di gendongan nya, mereka mengambil jam penerbangan lebih awal untuk pulang ke Jakarta.[]














TBC

UNSTOPPABLE | JAY  [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang