S e m b i l a n b e l a s

1.2K 108 8
                                    

Kini 4 tahun berlalu....

Usia Jaden sudah memasuki 3 tahun, kini Jia harus super sabar karena anaknya itu sangat aktif sekali.

Namun sayangnya Jay sering pulang pergi ke luar negeri beberapa tahun terakhir, alhasil Jaden sering kekurangan waktu dengan papa nya.

Jia juga sampai pusing, mengurus anaknya itu sendirian, apalagi Jaden sering berlari-larian kesana kemari, terkadang Jia panik karena anaknya terjatuh dan selalu terluka.

Tapi Jia tau, Jay bekerja keras utuk keluarga kecilnya, untuk dirinya dan juga Jaden.

saat ini jia tengah membujuk anaknya itu makan di rumahnya, yang tengah berlarian kesana kemari.

Ceklek...

Pintu terbuka menampilkan Jay yang nampak kusut sekali, terlihat suaminya itu kelelahan karena sering bekerja hingga lembur.

"Papa!!" Jaden sudah memeluk papa nya itu dengan erat-erat, seperti enggan melepaskan pelukannya.

"Aduh anak papa, papa kangen sama Jaden" ucap Jay sayang.

Jay membawa Jaden ke sofa, Jia pun mengikuti anak dan ayah itu.

"Jaden gak mau makan tuh pah, marahin ya pah" adu Jia pada Jay.

"Bener kamu gak mau makan, hm?" Tanya Jay sengaja menatap tajam anaknya, membuat Jaden menjadi ciut melihat Jay.

"Makan ya nak, kasian mama tuh udah buatin makanan tapi gak di makan sama Jaden"

Jaden tetap dalam pendirian nya ia menggeleng, menolak ucapan Jay.

Jay dan Jia menghela nafasnya, "tuh liat, brokoli nya sama wortel nya nangis loh kalo gak dimakan, kamu gak kasian tuh" Jay mencoba lagi tak tik ini untuk Jaden, semoga anaknya gampang di kibuli.

Kini bocah lucu itu nampak penasaran pada piring berisi makanan miliknya, ia menunjuk pada brokoli dan juga wortel yang di maksud Jay.

"Ini wotel nya Ama bokoli nya angis pah?" Tanya Jaden lucu, bibirnya mengerucut lucu.

"Iya nangis nantinya, makannya sama Jaden di makan ya"

Bocah itu nampak berpikir dan kemudian menyengir memperlihatkan empat gigi atas bawahnya.

Jaden kemudian membuka mulutnya, Jia pun langsung memberikan satu suapnya ke dalam mulut Jaden.

Jaden langsung melahapnya dan mengunyahnya, nampak Jaden tak ada masalah dengan makanan nya karena anak itu selalu meminta cepat Jia untuk menyuapinya.

"Jay, kamu keliatan capek banget kayanya" tanya Jia khawatir melihat suaminya.

"Lumayan capek, tapi gak apa-apa. Kayanya aku bakal lembur untuk hari-hari besok kamu gak apa-apa kan kalo aku pulang agak telat?"

"Iya aku gak apa-apa, tapi kamu jaga kesehatan kamu ya. Aku takut kamu sakit Jay"

"Iya aku bakal jaga kesehatan kok jangan khawatir, Kan kamu selalu ngurus aku terus dengan baik"

"Yaudah aku mau nyuci bekas piring makanan nya Jaden abis itu aku siapin air panas buat kamu mandi ya Jay" Jay mengangguk.

Kini Jay ikut bermain mobil-mobilan dengan anaknya, anaknya itu tak henti-hentinya presentasi tentang mainannya pada Jay.

Sesekali Jay memvidiokan tingkah lucu Jaden.

"Papa sayang kamu nak, aku juga sayang kamu Jia.." ucap Jay lirih, ia benar-benar menyangi Jaden dan tentunya juga jia.

Sangat-sangat menyangi mereka.

°°°
Kini malam sudah tiba, waktunya Jia dan Jay memiliki waktu berdua setelah mereka berhasil menidurkan anaknya.

"Sayang" panggil Jay pada Jia yang tengah menyisir rambutnya di meja rias.

"Kenapa Jay?"

"Sini kangen, pengen cuddle" manja Jay

Jay sangat rindu Jia, sudah lama sekali mereka tidak ada waktu berdua karena kesibukan Jay dan juga selalu di ganggu Jaden Jiak sedang berduaan.

Kini Jia bangkit dari kursi meja riasnya berajalan menuju ranjang Dimana Jay sudah berada.

Jia mengunakan dress tidur tipis berbahan sutra, belahan dada Jia pun nampak terlihat karena konsep baju tidurnya yang memang seperti itu.

Kini Jia mendudukkan dirinya di ranjang, Jay tiba-tiba mengecup Jia, dan Jay kemudian memposisikan tubuh Jia agar kepalanya menyender pada headboard.

Jay pun langsung memeluk Jia dan menaruh kepalanya pada belahan dada Jia.

Jay hanya ingin melepas rindu tidak lebih, Jia pun mengelus rambut halus Jay dengan lembut.

"Sayang Jia, aku sayang banget sampe-sampe gak mau pisah sama kamu"

Jia terkikik geli mendengar ucapan Jay,"haha aku tetep disini Jay, aku gak bakal kemana-mana"

Jay semakin menenggelamkan wajahnya di belahan dada Jia, membuat Jia merasakan sedikit sensasi panas dingin di tubuhnya.

Desiran darahnya terus mengalir.
























"Let's make a little sister or little brother for Jaden" ucap jay dengan suara berat nya.[]













TBC
Bohong bngt ya Jay, katanya gak mau ngapa-ngapain wkwk

Konflik nya nyusul ya guys ya🌝

UNSTOPPABLE | JAY  [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang