"Pada akhirnya kau melupakanku Kim Seungmin. Kau tau saat ini aku tidak baik-baik saja melihatmu yang seperti ini." batin Hyunjin
"Kamu ngomong sesuatu?" tanya Seungmin
"Kamu suka sama minumannya?"
"Kenapa bisa kebetulan kamu pesan minuman kesukaan aku." tanya Seungmin
"Karena aku tau semua tentang kamu." batin Hyunjin.
"Kebetulan ya?"
Seungmin hanya mengangguk pelan.
"Gimana boleh minta nomer nya?"
"Em boleh deh,karena kamu baik." balas Seungmin sambil menyodorkan tangannya untuk meminta HP Hyunjin."
"Aku Hyunjin." ucap Hyunjin
"Eh sampe lupa,aku seungmin." balas Seungmin.
Hyunjinpun memberikan HP nya.
"Udah ku tulis nomerku di situ,kamu chat aja biar aku bisa langsung save." ucap Seungmin.
Hyunjinpun menangguk.
Ingin menangis,itu yang Hyunjin rasakan. Bagaimana mungkin lelaki manis di depannya bisa tidak mengenalinya. Tidak ada kebongongan dari sorot mata itu,sakit. Itu yang Hyunjin rasakan. Rasa bersalah beberapa tahun lalu masih terus menghantuinya.
Seungmin yang seharusnya menjadi miliknya,sekarang tidak mengenalinya bahkan sudah di miliki orang lain.
Hyunjin ingin egois,merebut lelaki manisnya tapi ia sadar jika dia melakukannya akan membuat lelaki di depannya semakin terluka."Em udah sore,aku mau pulang nanti pacar aku khawatir." ucap Seungmin.
Mendengar ucapan Seungmin yang menyebutkan kata "pacar" membuat hati Hyunjin sakit,tapi ia berusaha untuk tidak menunjukkannya.
"Mau ku anter?"
"Boleh?"
"Tentu saja,ayok."
Seungmin tentu saja senang,karena bagaimanapun naik kendaraan umum akan lebih menakutkan.
Selama perjalanan Hyunjin hanya diam menikmati ocehan dari Seungmin yang menceritakan tentang kekasihnya. Hyunjin cemburu,kenapa bukan dia yang menjadi pusat ceritanya,kenapa harus Lino yang seungmin ceritakan dengan penuh semangat dan raut bahagia.
"Kamu masih mendengarkanku?"
Hyunjin hanya mengangguk.
"Kamu tau,pacarku orang baik aku selalu berdoa semoga dia di jauhkn dari orang jahat." ucap Seungmin menutup ceritanya.
"Udah sampai,makasih Hyunjin hati-hati saat menyetir." lanjut Seungmin.Seungminpun turun dari mobil Hyunjin,dia melambaikan tangannya dan berterimakasih karena sudah mengantarkannya pulang.
Seungminpun segera melangkah masuk ke unit apartemen Lino.Hyunjin berusaha tersenyum agar tidak membuat Seungmin curiga,karena untuk bisa berbicara dengan Seungmin seperti hari ini tidaklah mudah.
Dengan tergesa Seungmin membuka pintu kamarnya. Hatinya berdetak sangat cepat,keringat dingin mulai bercucuran dengan deras. Bohong jika Seungmin tidak mengenali lelaki yang beberapa menit tadi mengantarkannya pulang. Ia hanya berusaha sebaik mungkin agar terlihat natural. Ternyata tidak semudah itu melupakannya,rasa trauma yang ia rasakan selama ini seketika menghilang saat ia bertemu dengan Hyunjin.
Ketakutan yang selama ini dia bayangkan ternyata tidak pernah terjadi,bayangan-bayangan perlakuan buruk Hyunjin tidak ada satupun yang terlintas di benaknya.
Hanya kenangan manis saja yang tersisa."Ternyata aku masih merindukannya." ucap Seungmin.