13

108 17 2
                                    

Lino terlihat benar-benar sangat kacau.
Berulang kali ia mencoba menghubungi Hyunjin,tapi tetap saja tidak ada hasil. Mencoba memghubungi Seungmin,ia tau jika HP milik si manis ada padanya.

Buruk,kacau begitulah keadaan Lino saat ini.
Ia merutuki kebodohannya yang sudah membuat trauma Seungmin kembali lagi.

Saat ini hanya menangis dan menyesali yang ia lakukan. Lino benar-benar merasa bodoh,kenapa bisa ia melupakan sesuatu yang sangat berharga. Kenapa ia melupakan jika Seungminnya terluka karena merasa di tinggalkan oleh seseorang yang sangat di percaya. Kenapa dengan bodohnya ia melepaskan Seungmin hanya karena rasa bersalahnya.









Seungmin merasa ada cahaya yang menganggu tidurnya,perlahan ia mencoba membuka matanya.

"Kau sudah bangun Sayang?" sapa Hyunjin yang terlihat sudah rapi dengan setelan jasnya.

"Ini pukul berapa?" tanya Seungmin sambil mengucek matanya.

"Masih jam tujuh,ada yang kamu butuhkan?"

"Kok kamu sudah rapi?"

"Ada meeting mendadak jadi aku bersiap untuk menghadirinya."

"Ku kira kamu nggak sesibuk itu."

"Aku janji akan secepatnya pulang."

"Nggak perlu terburu,aku nggak apa-apa."

"Good boy." ucap Hyunjin sambil mendekat untuk mengusak kepala Seungmin.

"Kenapa aku merasa pernah seperti ini?" tanya seungmin lirih.

Hyunjin yang mendengarnya berusaha untuk mengalihkan pemikiran Seungmin.

"Kamu mau langsung sarapan atau mandi dulu?" tanya Hyunjin.

"Aku cuci muka dulu deh habis itu sarapan."

"Aku tunggu di bawah ya,jangan lama-lama keburu dingin."

Seungmin hanya mengangguk sambil menuju kamar mandi yang ada di kamar itu.










"Kau tidak terlambat?" tanya Seungmin yang sudah bersiap untuk sarapan

"Aku ingin sarapn terlebih dahulu bersamamu."

"Apakah kau yang menyiapkan semua ini?" tanya Seungmin

"Aku hanya menebak makanan yang kamu suka."

"Sungguh suatu kejutan,tebakanmu benar." ucap Seungmin.

"Cobalah,aku takut kau tidak menyukainya." ucap Hyunjin.

"Wah rasanya kenapa bisa sama seperti buatan...." Seungmin tidak melanjutkan ucapannya.

"Buatan siapa?" tanya Hyunjin yang mencoba membangkitkan ingatan lama Seungmin.

"Entahlah,aku seperti pernah merasakan masakan seperti ini,dulu."

"Nikmatilah,setelah selesai kau bisa mencoba ke ruang baca di rumah ini,aku berangakat dulu." pamit Hyunjin.

"Hati-hati di jalan."





Di kantor


"Hwang Hyunjin." teriak Lino dengan penuh emosi.

Seluruh pegawai kantor sangat terkejut dengan Lino yang bersikap tidak wajar itu.

Lino terlihat sangat berantakan.

"Kau mencariku?" tanya Hyunjin dengan senyum tipisnya.

"Lu sembunyiin dimana Kim Seungmin?" tanya Lino dengan sangat menggebu dengan tangannya yang memegang kerah Hyunjin.

"Ini masih di kantor kalau lu lupa tuan Lee Minho." balas Hyunjin penuh penekanan.

"Gue udah nggak peduli lagi,jawab dimana Seungmin." bentak Lino yang sudah kehilangan akalnya.

"Lu lua gue atasan lu?"

"Persetan dengan semua itu,dimana Seungmin."

"Seungmin ya?" tanya Hyunjin sambil melepaskan cengkraman Lino.

"Gue akan bunuh lu kalau sampai lu macem-macem." ancam Lino

"Bukannya harusnya gue yang harus bilang gitu? Apa lu lupa Seungmin itu milik gue?"

"Gue nggak akan nyerah gitu aja,gue pasti akan bawa Seungmin balik lagi." ucap Lino sambil berlalu dari sana.

Bisikan-bisikan dari seluruh karyawan mulai terdengar.
Banyak yang mulai membuat cerita mereka sendiri dengan kejadian itu.


Sementara itu di dalam ruangannya Hyunjin hanya tersenyum simpul dengan ancaman Lino tadi.









Sky [ 2min/Hyunmin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang