8.Nugu?

1.2K 174 22
                                    

Nyeongaaaaan, jangan lupa vote dan komen ya... Biar lebih semangat up nya. Thank youuu

"Nugu?" Tanya Yeri diambang pintu sambil bersedekap dada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Nugu?" Tanya Yeri diambang pintu sambil bersedekap dada. Yeri tidak benar-benar tidak mengenali orang itu. Hanya saja, ia ingin memberi pelajaran terhadap orang itu.

"Yerim-a, Mianhae." Sesalnya. Ia sangat menyesal dengan sikapnya selama ini. Dengan kacaunya keadaan Jennie. Ia sadar, apanyang dikatakan oleh Sooyoung. Jika ia masih bersikap seperti ini. Melarikan diri dari segala masalah, bisa-bisa ia akan kehilangan Jennie atau adiknya yang lain.

"Maaf, tapi sepertinya anda salah rumah, namaku Yeri bukan yerim."

"Bae Yerim, jebal.."

"Surprise." Ucap Wendy mencoba mengagetkan adik bungsunya. "Eh, kenapa nih?" sambung Wendy, Sekarang ia yang kaget melihat Irene yang memelas dengan yerim. Sedangkan Yeri, dia berdiri tegak dengan angkuhnya didepan pintu. Dan seolah tidak mengenali mereka?

"Maaf, tapi bisakah kalian membawa dia pergi? Dari tadi perempuan ini mengaku-ngaku sebagai Unnie ku. Orang tuaku sudah lama meninggal, dan aku anak satu-satunya dari orang tuaku. Aku tidak mempunyai Unnie, Oppa, ataupun Dongsaeng." Ujar yerim kepada perempuan berbibir love yang sedari tadi memandang yerim.

"Yerim, kau kenapa? kau marah? Maaf, Unnie baru sempat pulang," ucap seulgi sambil mencoba menggenggam tangan kecil adiknya.

"Kalian tuli atau apa? Kan sudah kubilang. Aku tinggal sendiri disini. Aku tidak punya saudara satupun." Jelas Yeri sambil menepis tangan seulgi dan berlalu begitu saja.

"Yerim." Panggil Jisoo.

Jisoo mengejar yerim yang tidak memperdulikan mereka sama sekali dan masuk kerumah begitu saja dengan wajah yang kesal. Jisoo menyesal meninggalkan keempat adiknya dimansion sebesar ini. Jisoo merasa jarak mereka sekarang begitu besar. Terkadang, via ponsel pun. Mereka merasa seperti layaknya orang asing yang sedikit canggung karena jarang bertemu.

"Yerim, dengarkan Unnie dulu." Jisoo mencoba menarik pelan tangan adiknya, tetapi gagal. Yerim menepis tangannya, dan langsung pergi dengan tergesa-gesa.

"Yerim, tunggu Unnie. Dengarkan Unnie dulu, Unnie mohon Yerim." Lirih Jisoo. Ia meremas kedua tangannya, menyesali perbuatannya selama ini. Mereka, kakak tertua, lebih mementingkan perasaan diri sendiri dibandingkan, perasaan keempat adiknya. Secara tidak langsung, mereka menelantarkan Joy, Rose, Lisa dan Yerim.

Bruk!!

"Yerim!" Teriak Irene. "Jennie, cepat kemari. Cepat Jennie."

Irene berlari menghampiri yerim yang tergeletak tak jauh dari tangga. Ia mengusap pelan pipi yerim. Berharap adiknya itu segera bangun. Yerim, pingsan didepan matanya sendiri. Tetapi, ia tak bisa berbuat apapun sampai kepala adiknya terbentur lantai.

𝗙𝗿𝗮𝘁𝗲𝗿𝗻𝗶𝘁𝗲 𝗩𝗲𝗹𝗼𝘂𝗿𝘀 𝗡𝗼𝗶𝗿 | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang