9.Konyol

1.1K 166 7
                                    

Finally, red velvet comeback woooy....
Jangan lupa vote dan komen. Heheh

"Menunggu dua jam saja, sudah uring-uringan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Menunggu dua jam saja, sudah uring-uringan. Apa kabar kami berempat yang sudah menunggu berbulan-bulan lamanya?" sinisnya.

Irene, Seulgi, Wendy, Jisoo dan Jennie hanya bisa terdiam melihat tatapan tajam dan kalimat sarkas yang keluar dari mulut dari orang dihadapan mereka.

"Bae Yerim?" Panggil Jennie yang kaget melihat Yerim menyandar pada sofa sambil bersedekap dada dan menatap tajam dirinya. Ralat-menatap tajam Irene.

"Masih ingat namaku, rupanya? Kukira kalian sudah lupa ingatan atau lupa jalan pulang," sinis Yerim.

"Maaf," lirih Irene. Ia tau ini adalah kesalahan dirinya sendiri. Dia yang memulai menciptakan jarak antara dia dan adiknya. Mungkin, Seulgi, Wendy, Jisoo dan Jennie juga menyibukkan diri dengan bekerja karena melihat Irene yang seolah hanya hidup sendiri.

Irene harusnya sadar diri, jika bukan hanya dia yang terluka. Bukan hanya dia yang menderita. Tetapi, ia menutup matanya. Seolah, adiknya sama sekali tidak merasakan apa yang ia rasakan. Yaitu, kecewa dan hancur karena perbuatan Appa mereka beberapa tahun yang lalu.

Harusnya Irene tau, jika Sooyoung, Rose, Lisa dan Yerim yang paling merasakan penderitaan. Yang dialami keempat Adiknya itu sungguh diluar nalar. Yang paling parah adalah Joy. Akibat kejadian itu, Joy mengalami depresi hampir satu setengah tahun. Tahap pemulihannya memakan waktu kurang lebih hampir enam bulan. Irene bahkan yang lainnya bersyukur sekarang mereka bisa melihat senyum cerah dari Joy.

"Are you okay?" tanya Wendy sambil memegang dahi Yerim mencoba memeriksa lagi suhu tubuh adiknya.

"Pikir saja sendiri," ketus Yerim, ia hendak beranjak dari duduknya tetapi ditahan oleh Seulgi.

"Kau masih sakit, Yerim." Seulgi menahan Yerim, ia tak ingin adiknya ambruk seperti tadi lagi.

"Aku sangat sehat, Unnie. Kau tak perlu mengkhawatirkan diriku. Sebaiknya, kau khawatirkan berkas-berkas dikantor. Itu lebih penting dari aku, Sooyoung Unnie, Chaeyoung Unnie dan Lisa Unnie." Yerim menatap datar mata Seulgi yang berkaca-kaca.

Yerim membuang mukanya, melihat Seulgi yang akan menangis. Siapapun tau, jika Seulgi itu jarang menangis. Melihatnya seperti itu membuat Yerim merasakan perasaan bersalah.

Jennie menarik pelan dagu Yerim, menatap curiga adik bungsunya itu. "Yerim, jangan bilang kalau tadi kau pura-pura pingsan," tanya Jennie dengan tatapan menyelidik. Itu Cuma sekedar pemikirannya saja.

"Iya, kenapa? Kau mau marah, Unnie?" jawab Yerim menantang. Yerim tak peduli jika mereka marah dan mengomel habis-habisan.

Jennie mengangguk. "Iya, aku marah," ucap Jennie.

Jennie memukul pelan dahi Yerim. Jennie tertawa kecil melihat Yerim yang meringis. Jennie lalu memeluk Yerim. "Aku akan marah jika kau benar-benar sakit. Tapi syukurlah kau baik-baik saja.

𝗙𝗿𝗮𝘁𝗲𝗿𝗻𝗶𝘁𝗲 𝗩𝗲𝗹𝗼𝘂𝗿𝘀 𝗡𝗼𝗶𝗿 | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang