"Unnie yakin mau pergi? Wajah Unnie masih pucat begitu. Nanti kalo Unnie sakit lagi bagaimana?" Tanya Chaeyoung dengan khawatir. Pasalnya, Jennie semalam muntah-muntah karena penyakitnya kambuh lagi.
"Tidak, tidak perlu. Unnie sudah baik baik saja." Ucap Jennie sambil tersenyum. Ia hanya sedikit mual, tidak terlalu parah seperti semalam.
"Once again, are you sure, Jennie Unnie?" Tanya Chaeyoung sekali lagi. Ia hanya ingin memastikan apakah Unnie-nya sudah lebih baik atau belum.
Jennie mengacak pelan rambut Chaeyoung. "Aku sangat yakin, chaeyoung-a. Unnie bisa menjaga diri."
"Cih, menjaga diri apa? Buktinya malah nekat minum americano triple shot. Nanti, Lisa bilang sama Hyun Unnie kalo Unnie minum americano lagi." Lisa mendelik kesal. Jennie selalu saja mengulangi kebiasaan yang buruk itu.
"Lisa mau kamera merk apa?"
Lisa menggeleng- gelengkan kepalanya. Ia heran, Unnie-nya selalu menyogoknya dengan barang jika ia hendak mengadu kepada Unnie tertuanya, Bae Joohyun. Bukan hanya Jennie. Joy dan yang lain juga begitu.
Kecuali Yeri atau Rose. Yang ada, ia diancam balik untuk mengadu dengan Joohyun.
"Unnie pikir aku mempan diberi sogokan, huh?" Lisa menatap tajam mata Jennie.
Jennie mengernyit, biasanya Lisa selalu mempan dengan sogokan. "Wae? Kau marah?"
"Leica Q TYP116."
"Mulai lagi dia, astaga." ujar Joy yang baru saja datang sambil membawa kopernya.
"Yerim?"
Joy menggeleng kepala. "Masih marah, dia mengunci kamarnya."
Lisa yang melihat Unnie-nya yang sedih, langsung mencoba menghibur Jennie. Lisa juga heran, kenapa Yeri sampai mengunci kamarnya.
"Unnie tenang saja, aku dan Chaeyoung akan mencoba membuat dia mengerti jika, Unnie pergi bekerja dan menyelamatkan nyawa orang."
"Sooyoung Unnie, cepat bawa Jennie Unnie. Sebelum dia pergi membujuk yerim dan melupakan tugas pentingnya." Rose menarik lengan Sooyoung dan Jennie. Lalu mendorong mereka masuk kedalam mobil.
"Bagaimana perkembangan event kali ini?" tanya Jennie sambil melihat-lihat pemandangan luar. Dikarenakan Jennie masih belum fit. Joy lah yang bertugas mengemudi.
"Masih tahap rehearsal. Event kali ini cukup menguras tenaga dan pikiran." Joy memijat pelan pelipisnya. Ia Benar-benar merasa kesal hanya karena mengingat itu.
Jennie tersenyum melihat Joy yang merasa frustasi. Ia membelai rambut Joy lembut. "Masalah apa yang membuat dirimu yang dikenal dengan kerja keras merasa frustasi seperti ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗙𝗿𝗮𝘁𝗲𝗿𝗻𝗶𝘁𝗲 𝗩𝗲𝗹𝗼𝘂𝗿𝘀 𝗡𝗼𝗶𝗿 | END
Fiksi Penggemar𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐫𝐠𝐢, 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐢𝐬𝐢𝐬𝐢𝐤𝐮. 𝐁𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐜𝐞𝐰𝐚𝐤𝐚𝐧𝐦𝐮, 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭𝐦𝐮 𝐦𝐚𝐫𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐠𝐠𝐮𝐦𝐮 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐢𝐤𝐚𝐩 𝐛𝐮𝐫𝐮𝐤𝐤𝐮. Belum di revisi Rank yg pern...