Extra : The Happiest Girl 1

581 66 2
                                    


𝙳𝚘𝚗'𝚝 𝚏𝚘𝚛𝚐𝚎𝚝 𝚝𝚘 𝚟𝚘𝚝𝚎 𝚊𝚗𝚍 𝚌𝚘𝚖𝚖𝚎𝚗𝚝𝚜, 𝚌𝚑𝚒𝚗𝚐𝚞-𝚍𝚎𝚞𝚕 and don't be a silent readers (っ◔◡◔)っ ♥

On Playlist : The happiest girl and Candy.


"Aku pulang!" Sooyoung sedikit berteriak saat memasuki mansionnya. Sooyoung menghela nafasnya saat tidak mendapati satu orang pun yang berada dalam pandangannya. Dia mengecek ponselnya lalu membuka aplikasi chatting dan mencari history chat antara dia dan kakak sulungnya.

"Terbaca," gumam Sooyoung. Ia lalu menggeleng kepalanya mengusir segala pikiran negatif yang sekarang memenuhi isi kepalanya.

Mungkin Joohyun Unnie lupa, maklum faktor usia. Pikirnya lagi.

Sooyoung berlari menuju kamarnya. Tapi, saat melihat pintu kamar Jennie. Dia langsung teringat sesuatu yang penting.

Besok ulang tahun Jennie!

Sooyoung memutar langkahnya kembali menuju dapur. Sebenarnya, bisa-bisa saja jika dia memesan kue ulang tahun buat kakaknya itu. Tapi, buatan sendiri lebih bermakna bukan? Walaupun Sooyoung bisa dikatakan selalu menghancur dapur. Apapun yang dia lakukan didapur pasti akan berakhir kacau. Tapi, kelebihan Sooyoung hanya satu jika berkaitan dengan dapur.

Sooyoung pintar bikin kue. Hanya itu keahliannya. Yang lain? Tidak ada!

Sooyoung mulai mencampur bahan satu persatu. Sepertinya, dia hanya ingin membuat kue sederhana saja karena waktu yang mepet. Red velvet cake dan fudgy brownies sebagai kue sampingan.

Dia menata semuanya dengan cantik. Untung saja, percobaan pertamanya tidak gagal. Jika tidak, kakak sulungnya akan marah besar karena memporak-porandakan dapurnya untuk kesekian kalinya.

Sooyoung memasukkan kue-kue yang dia tatap dengan tatapan memuja itu kedalam kulkas. Lalu, Sooyoung kembali melangkah membersihkan ruang tamu dan mendekor sedikit agar terkesan besok adalah hari spesial. Tidak begitu sempurna. Hanya penataan ruang sederhana agar terlihat elegan.

Satu kelebihan Sooyoung lagi. Dia pintar menata apapun.

Sooyoung mencuci tangannya di dapur. Lalu ia mengecek sekali lagi kue dikulkas dan mengecek tata letak yang dia dekor tadi. Sooyoung tersenyum lebar.

Dia melangkahkan kakinya, lalu ia mengecek satu persatu kamar kakak dan adiknya. Sooyoung tersenyum saat selimut Lisa yang sudah bertebaran dimana-mana. Belum lagi tubuhnya sudah berada di tepi kasur. Sooyoung melangkah mendekati Lisa. Lalu menyelimutinya dan membetulkan posisinya agar tidurnya lebih nyaman. Ah, Lisa sekarang posisinya berubah menjadi anak bungsu.

Sooyoung mengecup dahi Lisa. "Good Night, My big baby."

Sooyoung menutup pintu dengan pelan. Lalu, ia beranjak kembali ke kamarnya. Dari kejauhan, Sooyoung melihat pintu kamar berwarna ungu itu dengan perasaan yang tidak bisa dia jelaskan. Pemilik kamar itu, tidak akan pernah lagi dia temui. Adiknya itu, tidak akan pernah lagi kembali dalam pelukannya.

Dan itu semua karena kebodohannya sendiri. Hanya karena seorang lelaki. Sooyoung kehilangan adiknya sendiri. Jika tuhan tiba-tiba mencabut nyawanya. Sooyoung dengan senang hati akan menerimanya. Karena dulu, saat dia masih remaja. Di masa dimana mereka sama-sama berjuang dari keterpurukan akibat perbuatan Appa mereka sendiri. Sooyoung pernah bersumpah. Siapapun yang menyakiti kakak dan adiknya. Sooyoung akan membalas kesakitan itu berlipat-lipat lebih menyakitkan lagi.

𝗙𝗿𝗮𝘁𝗲𝗿𝗻𝗶𝘁𝗲 𝗩𝗲𝗹𝗼𝘂𝗿𝘀 𝗡𝗼𝗶𝗿 | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang