12. Yerim's feelings

1.1K 151 27
                                    

Tak ada yang bersuara diantara Yerim dan Nayeon. Mereka berdua sibuk mengamati ombak ombak kecil seperti berlari menuju pangkal pantai.

Mereka memilih menikmati angin laut dan suara laut yang menenangkan.

Yeri selalu mengajak Nayeon ke pantai untuk menenangkan diri. Dan Nayeon sangat suka dengan suasana pantai jadi Nayeon tak bisa menolak walaupun ia tak ingin.

"Kau tau Unnie? Laut itu tempat yang sangat menenangkan."

Yeri menatap kosong kearah laut. Dia tersenyum mengingat perlakuan ketiga Unnie-nya akhir-akhir ini.

Nayeon hanya diam mendengar perkataan dari Yerim, menunggu kalimat selanjutnya yang keluar dari mulut Yerim.

Nayeon tau Yerim sedang tidak baik baik saja. Pertengkaran antara Yerim dan Joy. Karna jebakan dari Do Hwan yang membuat seolah olah Yerim merebut Do Hwan dari Joy.

Awalnya, Rose dan Lisa selalu menemani Yerim disaat Joy tidak bisa menahan emosinya. Tetapi, dua hari lalu, Rose dan Lisa termakan hasutan perkataan tak benar dari do hwan ikut memusuhi Yerim. Do hwan memberi bukti sebuah rekaman suara Yerim pada Rose dan Lisa bahwa Yerim memburuk burukan mereka.

Sedangkan kakak Yerim yang lain tak mengetahui pertengkaran yang terjadi beberapa hari terakhir, kecuali Jisoo. Mereka sedang sibuk dengan pekerjaan masing masing.

Alasan Do Hwan melakukan itu semua adalah Yerim pernah menolak cinta adiknya. Mark. Dan Do Hwan tak bisa tinggal diam.

"Laut adalah tempat yang tepat untuk menenangkan diri. Tapi, bagiku, laut juga sangat berbahaya."

"Berbahaya kenapa?" Tanya Nayeon

"Ketika aku melihat laut. Aku merasa ingin melompat dan memejamkan mata didalam sana."

Nayeon tak terkejut mendengar perkataan dari Yerim. Nayeon tau jika Yerim sedang dalam keadaan yang tidak baik. Tetapi, Nayeon tak menyangka pemikiran Yerim sudah sampai ditahap ingin mengakhiri hidupnya.

"Aku tau," ucap Nayeon singkat.

Yeri terkejut dan menoleh kearah Nayeon.

"Unnie tau apa?"

"You're not okay, Bae yerim. Kau boleh bersikap seperti biasanya didepan Unniemu. Tapi didepan ku kau tak bisa."

Yerim hanya diam mendengar perkataan dari Nayeon.

"Dan kau juga tak bisa berpura-pura didepan jisoo eonnie mu. Apa kau lupa? Aku dan jisoo adalah lulusan Psikiater dan berteman dengan baik?"

"Dan satu hal lagi. Jisoo eonniemu tau permasalahan yang terjadi diantara kalian. Tetapi dia diam. Diam bukan berarti tidak peduli. Dia hanya menunggu mu membuka diri untuk bercerita kepadanya. Dia juga menyuruhku mengawasi mu. Takut jika kau berpikir yang tidak-tidak seperti sekarang ini."

Yerim tertawa mendengar penjelasan dari nayeon. Pikiran itu memang sering terlintas dibenak Yerim. Tapi, Yerim masih bisa mengendalikan diri sendiri. Dia tak senekat dan sebodoh itu. Setidaknya untuk saat ini.

"Kau tau sendiri kan jika jisoo Unnieku itu orangnya cuek tapi diam diam mengawasi dan melindungi kalian. Aku hanya ingin mengatakan kepadamu. Jangan pernah merasa bahwa kau sendiri."

Nayeon mengelus pelan rambut Yerim. Mencoba memberi ketenangan kepada adik temannya yang sudah nayeon anggap sebagai adiknya sendiri. "Dan satu lagi, seharusnya, aku ataupun Jisoo tidak bisa bebas menyarankan mu ini dan itu sebagai ahli kesehatan jiwa. Karena itu, melanggar kode etik kami."

"Tapi, aku tidak bisa berdiam saja jika kau sudah sampai ditahap ini, Yerim. Aku dan Jisoo tidak apa-apa dihukum jika melanggar kode etik. Tetapi, aku dan Jisoo tidak akan pernah bisa menerima jika kami harus kehilanganmu,"

𝗙𝗿𝗮𝘁𝗲𝗿𝗻𝗶𝘁𝗲 𝗩𝗲𝗹𝗼𝘂𝗿𝘀 𝗡𝗼𝗶𝗿 | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang