11. Hello Mama

63 16 2
                                    

❝ Aaaaa ini dia! suapan kecil untung Huang besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aaaaa ini dia! suapan kecil untung Huang besar. ❞

—With Na

_________________________________

Happy Reading!










"Hei bodoh! Biarkan wanita itu pergi!"

"Ayah! Jangan biarkan Ibu keluar! Dia tidak akan kembali!"

"Diam!"


"Sepuluh tahun begitu cepat ya? Tidak terasa kamu sudah sebesar ini."

Wanita itu menatap Renjun penuh haru.

Dengan di temani semilir angin malam itu, mereka berbincang di sebuah bangku.

Di bawah pohon oak besar, di bawah cahaya lampu yang redup, jauh dari keramaian kota dan hiruk pikuk.

Setelah meninggalkan halaman apotik, keduanya memutuskan untuk mengobrol sejenak.

Tak banyak, hanya sekedar menceritakan masa lalu, bernostalgia.

"Hm, begitu banyak yang terjadi. Sampai aku tidak tahu akan memulai dari mana." Renjun kini membalas.

Di tatapnya wanita yang duduk di sebelah kiri, dengan air muka yang sulit terbaca.

Diikuti dengan senyum hangat sang Ibu.

Mereka mengobrol ringan, namun terkesan hangat dan penuh arti.

"Kamu pasti pernah membenci Ibu, kan?" cicit wanita itu.

Kemudian, Renjun menggeleng cepat.

"Tidak, setelah hari itu aku terus menunggu Ibu untuk pulang. Tidak berfikir bahwa Ibu akan meninggalkan ku untuk selamanya, yang ku pikirkan Ibu benar-benar hanya keluar sebentar. Tidak selamanya." kata Renjun.

Sepasang manik legam nya masih setia menjelajahi pahatan wajah sang Ibu— yang hingga sekarang tak berubah sedikit pun.

Dan wanita itu membalas nya dengan senyum yang kini terlihat pilu.

"Maafkan Ibu ya? Ibu terlalu jahat untuk seorang anak yang sebaik kamu."

Kalimat itu mendiamkan Renjun sejenak.

Lantas ia genggam tangan sang Ibu yang hangat, mengusap nya perlahan sembari mendaratkan nya di pipi.

Berharap tangan lembut itu mengusap wajah Renjun yang bertekstur kasar.

"Ku pikir bukan Ibu yang jahat, tetapi Ayah. Dia yang menyuruh Ibu pergi, dia juga yang membuat ku terluka." Renjun berkata dengan sorot mata penuh arti.

Dan tak lama setelah itu, sang Ibu mengerutkan kening.

"Siapa yang terluka?"

Renjun kembali mengulas senyum.

✔|| With Na : Na Jaemin, 2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang