05

151 10 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
“Jadikan Allah sebagai alasan dari setiap keputusan yang kau ambil, agar apabila kau tergelincir dalam kekeliruan, maka Allah pulalah yang akan segera memegang tanganmu agar tidak jatuh dalam kesesatan.”

Happy Reading🌹

Fahdan kini sedang muraja'ah hafalannya, ia baru saja selesai melaksanakan sholat sunnah tahajud beberapa menit yang lalu. Sekarang sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi. Fahdan segera menutup Al-Quran dan melipat sajadah nya lalu bergegas menuju kamar Kayla yang ada di sebelah kamarnya untuk membangunkan sholat subuh.

Tok.. Tok..

"Kay."

Tidak ada sahutan dari dalam sana.

"Kayla." Panggil Fahdan lagi.

Fahdan pun mencoba membuka knop pintu, dan ternyata tidak dikunci. Ia melihat Kayla yang masih meringkuk sambil memeluk gulingnya.

Fahdan mendekati Kayla dan duduk di pinggir kasur. Dengkuran halus dengan napas yang teratur bisa Fahdan rasakan. Bisa Fahdan lihat juga dari raut wajah Kayla yang nampak lelah dan pulas sekali sampai tidak mendengar panggilan Fahdan tadi.

Kamu sadar gak sih Kay kalau kamu itu cantik? Gak nyangka saya, ternyata kamu toh nama yang sudah tertulis di Lauhul Mahfuz untuk saya.

Fahdan mengusap lembut pipi Kayla, "Kay, bangun yuk!"

Kayla belum terusik, kini Fahdan menepuk-nepuk pelan pipi Kayla. "Kayla ayo bangun, bentar lagi subuh."

Masih sama, belum ada pergerakan dari Kayla.

"Ya Allah, ternyata bener yang dibilang Bunda, Kayla kalau tidur bangunnya susah banget. Hadeuh, untung istri. " Ujar Fahdan berbicara sendiri.

Fahdan diam sejenak memikirkan cara apa yang harus ia lakukan untuk membangunkan istrinya itu. Padahal speaker Masjid sudah terdengar di sekitar rumahnya itu. Ada yang sedang tadarus dan sholawat. Tapi Kayla tetap saja masih setia dengan tidurnya.

Tak lama ia langsung pergi ke kamar mandi dan mengambil gayung yang sudah diisi air. Fahdan langsung menciprat-cipratkan ke wajah Kayla.

"HWAAAA BANJIR BUNDA BANJIRRR!" Kayla langsung terpelonjak dan bangun dari tempat tidurnya.

Fahdan tertawa melihat tingkah konyol istrinya itu. Kayla langsung mengusap wajahnya, ia menoleh ke arah Fahdan heran. Ia melihat ke arah gayung yang sedang di pegang oleh Fahdan.

"Oh jadi elo Gus yang nyiram gue?!" Geram Kayla.

"Saya gak siram kamu."

"Gak usah ngeles deh itu lo yang megang gayung Gus, masa iya setan yang nyiram."

"Saya gak nyiram Kay, cuma dicipratin doang."

"Iya sama aja."

"Beda dong."

"Sama, intinya muka gue jadi basah nih. Lagian lo apa apaan sih Gus pakai nyiram-nyiram segala? Emang gue tanaman apa?!"

"Saya bangunin kamu."

"Bangunin tuh yang baik dong Gus, masa langsung main siram aja ah."

"Saya udah bangunin kamu baik-baik Kay, kamu nya aja yang gak bangun-bangun."

Hijrah yang DinantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang