09

104 15 3
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.”
(HR. Bukhari & Muslim)

Happy Reading🌹


Ditengah perjalanan saat mengelilingi pondok pesantren milik suaminya itu Kayla samar-samar mendengar bisikan dari para santriwati yang tengah membicarakannya.

"Denger-denger Gus Fahdan katanya udah nikah."

"Ah yang bener kamu?"

"Iya, kayaknya perempuan itu deh istrinya Gus Fahdan."

"Kok Gus Fahdan mau ya sama perempuan modelan seperti itu?"

"Emang dia itu Ning ya?"

"Ah Ning darimana? Pakai jilbab aja belum bener."

"Kayaknya perempuan gak bener deh."

"Gus Fahdan kayaknya juga terpaksa nikah sama dia."

"Ah paling dia pakai pelet, mana mau Gus Fahdan sama cewek modelan kek gitu."

"Iya gak mungkin banget selera Gus Fahdan kayak gitu."

Telinga Kayla rasanya panas sekali mendengar ucapan-ucapan santriwati itu. Emosinya mulai terpancing, ia langsung menghampiri lima santriwati yang dari tadi membicarakannya itu.

Kayla langsung mencengkram lengan salah satu santriwati tersebut, "Heh! kalau mau ngomongin orang itu di depannya langsung, jangan berani di belakang doang lo!"

Santriwati bernama Nia itu meringis kesakitan, "Aduh, apaan sih kamu?"

"Tuh liat deh masa istrinya Gus kayak gini." Ujar Siti.

"Kamu pakai pelet apa sampai bisa jadi istrinya Gus Fahdan? Gak mungkin banget selera Gus Fahdan cewek begajulan seperti ini." Sahut Mayang.

"Gak pantes banget jadi istri seorang Gus sekaligus Ustadz." Cicit Fani.

"Iya kasar banget jadi perempuan, gak mencerminkan muslimah yang baik." Celetuk Dina.

Kayla melepaskan cengkraman nya dan beralih menatap tajam Dina, "Apa lo bilang? Gak mencerminkan muslimah yang baik? Terus apa kabar lo yang ngomongin gue di belakang? Ngejelek-jelekin gue segala macem. Apa itu mencerminkan muslimah yang baik?"

Kelima santriwati itu langsung terdiam.

"Gak nyangka gue, lo semua itu kan santri yang setiap hari belajar agama tapi kelakuannya kok munafik? Orang-orang kek lo gini yang bikin malu agama tau gak?! Pakai jilbab panjang-panjang tapi mulutnya suka ngomongin kejelekan orang!"

"Asal kamu tau ya, kita ini lebih terhormat daripada kamu. Seenggaknya kami udah menjalankan kewajiban kita untuk menutup aurat sesuai syariat. Sedangkan kamu? Pakai kerudung aja belum bener, rambut kemana-mana." Ujar Mayang.

Kayla membelalakkan matanya, "Eh Allah tuh gak ngeliat seberapa panjang jilbab lo, tapi dari seberapa bener akhlak lo. Kayaknya masih mending gue gak sih, gak berhijab tapi gak ngomongin orang. Dari pada kalian? Malu dong sama jilbab panjang-panjang tuh!"

"Heh! udah deh, kamu tuh gak pantes jadi istrinya Gus Fahdan!" Ujar Siti sambil mendorong kuat bahu Kayla.

Tubuh Kayla hampir tersungkur ke belakang. Amarahnya benar-benar memuncak kali ini, Kayla tidak tinggal diam ia langsung menarik jilbab Siti dengan kuat. Siti pun membalas dengan menjenggut kembali rambut Kayla karena jilbab yang Kayla pakai sudah lepas akibat tadi didorong oleh Siti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hijrah yang DinantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang