Nggak ada angin nggak ada tsunami tapi kenapa mami sama mama mertua udah nampang di sofa ruang tamu?
Seingatku mereka nggak bilang mau inspeksi dadakan ke rumah. Kalopun mau ngasih surprise itu nggak mungkin, ulang tahunku masih lama.Aku menyalami dua ibu-ibu yang masang muka... judes? Mama Lia yang biasanya over happy dan cerewet abis sekarang malah diem mulu, tombol mode bisunya on ya?
"Mama sama mami udah lama?" tanyaku hati-hati. Tegang banget suasana, kek mau sidang cere.
"Barusan." Fyi, yang jawab mami ku. Mama Lia masih diem terus. Kayaknya mama mertua terjangkit virus si triplek, dingin kek es boba.
"Reno belum pulang, Dek?" tanya mami. Aku diem sebentar, jadi mereka nyari si triplek?
"Belum, bentar lagi palingan."
Mami ngangguk pelan dan kembali diem. Suerr ini canggung banget.
"Aku buatin minum dulu ya Mi, Ma?"Mami sama mama mertua mengangguk bersamaan. Mereka nggak ngomong sama sekali. Ini sebenernya ada apa sih?!
Aku jadi takut. Masa iya mereka kesini mau ngedemo karena aku belom ngasih cucu. Terus nanti ngancem mogok ngomong kalo nggak ada prospek pembuatan debay. Tuh kannnn! Over thinking yang sungguh sangat membagongkan.
Apa aku chat si triplek aja dulu ya? Biar doi cepet pulang.P
14.56Yaallah lama bener dah balesnya! Kalo bukan prioritas tuh ya gini! Lama, dikacangin dulu.
Suami ♥
Apa?
15.00Mmi sm mma krmh.
Nyri kmu.
Cpt plng.
15.00Suami ♥
Saya tidak paham apa yang kamu ketik.
15.01What?! Punya laki kudet amat.
Mama sama mami kerumah
Nyari kamu
Cepet pulang!
15.01Nah kan!nggak dibales. Apa susahnya sih tinggal bales 'oke' atau 'iya'?
"Sintia..."
Suara mama mertua kenapa jadi horor gini ya? Biasanya itu mulut kek abis nelen knalpot rx king. Tapi sekarang adem, kalem dan bikin merinding.
"Eh, ini minumnya udah jadi kok mah. Mama butuh apa? Biar aku ambilin." Aku memutar badan menghadap mama mertua.
Mama Lia masih diem dan nggak ada ekspresi sama sekali. Why?
"Mama mau ngobrol sebentar sama kamu, bisa?"
"Bisa..." Aku mangangguk ragu dan mulai duduk di kursi makan, mama Lia udah duduk ditempat yang biasa jadi habitat si triplek waktu sarapan.
"Kamu bahagia sama pernikahan kamu?"
Pertanyaan macam apa ini? Kalo dibilang bahagia sih mungkin masih otw. Soalnya kan aku sama si abang sedang dalam proses perbaikan hubungan.
Tapi kalo dibilang nggak bahagia, nggak juga sih. Kurang apa lagi coba?
Suami cakev, chek
Tajir, chek
Dan yang penting, aku cinta sama dia. Nah, udah komplit, tinggal nunggu doi ngebales perasaan aja."Aku bahagia kok, Ma. Mama kenapa nanya gitu?"
Tangan mama yang tadinya diem diatas meja tiba-tiba ngelus tanganku pelan. Bukan modus tapi ini misterius! Mama Lia kenapa sih?!
"Mama takut kamu nggak bahagia karena terpaksa dijodohin sama anak mama. Mama tahu sifatnya Reno itu kaku, pasti kamu kesulitan ya selama nikah sama dia? Nggak usah ditutupin, bilang aja kalo kamu nggak bahagia. Kalo nggak bisa dilanjut kalian bisa pisah, mumpung belum punya anak juga."
Ha-h?
"Kami bahagia Ma, dan kami nggak akan berpisah."
Plisss, itu bukan aku yang ngomong! Itu.... Si abang! Dengan tampang seksoy bin gamnteng tiada tara dia berdiri di deket guci dapur."Kalo gitu, kalian bisa jelasin maksud surat ini?"
Mama membuka tas dan meletakkan map dokumen berwarna hitam. Kayak familiar, tapi lupa.
"Tenang Ma, kita ngobrol di sofa biar rileks dulu, ya?"
Antisipasi. Kalo mama ngamuk didapur bisa-bisa nanti aku dibalang gas sama kompor.
Aku membuntuti mama Lia dan si triplek yang sudah jalan duluan.
Mamiku di sofa anteng banget mainan handphone.Aku duduk berdampingan dengan si triplek, di seberang ada mama mertua dan mami yang menatap penuh curiga.
"Nikah kontrak? Apa maksud kalian berdua?" tanya mama mertua sambil nunjuk dokumen yang tergeletak di meja.
"Mama dapet ini dari mana?" Aku meraih map dokumen berwarna hitam itu. Kok? Inikan salinan berkas perjanjian punya aku. Kenapa bisa ada di mama mertua?
"Nata. Dia nemu dokumen itu waktu nginep disini. Sekarang jelasin apa maksud semua ini!"
Sialannnnn! Aku lupa nyimpen berkas ini. Pas bongkar lemari lupa mau balikin. Si sompret itu... Liat aja dia!
"Iya."
Whattt?! Ini kenapa si triplek malah jawab iya?! Yaelah masa iya dia mau ngaku.
"Iya apa?! Jelasin sejelas-jelasnya. Mama belum ngomong sama papa kamu soal masalah ini. Sebelum semua tahu, kalian berdua jelasin sekarang!"
"Kami memang membuat perjanjian menikah kontrak. Mama pasti sudah baca semua isi berkas itu." Yaallah lempeng banget jawabnya. Dia nggak deg-degan apa?
"Kenapa? Apa alasan kalian ngelakuin hal itu?" Mamiku mentap penuh selidik kearahku dan si triplek.
Aku melirik sekilas si triplek yang masih diem. Aku juga bingung mau jawab apa.
"Karena kami tidak saling mencintai."
A-ku cinta sama kamu. Aku nggak tau apa maksud dia ngomong kayak gitu. Tapi, jujur ini sakit. Ucapan terakhir yang barusan dia lontarin itu bener-bener buat aku udah ngerasa putus asa. Jadi selama ini dia cuman pura-pura? Pura-pura peduli, pura-pura semuanya baik-baik aja, pura-pura buka hati untukku, padahal nggak. Aku terlalu berharap banyak ya?
"Sintia...?" Mama mertua tiba-tiba mengelus pipiku.
"Jangan nangis."Aku nggak ngerasa kalo air mata udah jatoh aja. Kalo rasa sakitnya udah nggak bisa ditahan, semuanya kayak nggak ada artinya lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Not Marriage In Love (Completed)
RandomBagaimana jadinya seorang Sintia si guru TK kece dipaksa menikah alias dijodohkan dengan Abang Reno yang didesain cakep dari zaman kecebong? Hari-hari setelah pernikahan yang terasa membengekkan bagi Sintia. Ditambah menghadapi suami yang datarnya...