Titisan - 6

15 0 0
                                    

Suasana rumah terdengar ramai. Moza dan Zhiya segera masuk dan melihat apa yang sedang terjadi. Wajah keduanya melongo melihat Sang Mommy yang sedang uring-uringan sambil berpangku tangan. Sedangkan di depannya, ada sekitar tujuh gelas berisi aneka jus di atas meja.

"Ada apa, Mom?" Zhiya lebih dulu bertanya. Bibirnya berkedut menahan tawa. Ya, kebiasaan aneh si Mommy kumat tuh! Senang membuat percobaan bikin masakan dengan dalih belajar, tapi hasilnya berantakan.

Wajah cengo Mpok Lala yang duduk di bawah membuat Moza tak tahan menahan tawa.

"Haha, ada chef nyasar kemari ya, Mpok?"

Yang ditanya hanya meringis takut. Moza sangat hapal dengan kebiasaan ini. Pasti tujuh gelas berisi aneka jus itu adalah mahakarya Sang Mommy. Cuma ya gitu, rasanya kadang agak aneh. Konon Mommy lihat resep di internet. Dan Mpok Lala yang bekerja baru seminggu di rumahnya itu sedikit kewalahan harus mencoba berbagai karya mommy-nya itu. Kalau sekali sih mending, ini malah sering banget.

Clara mendelik ke arah Moza, "Apaan dah kamu! Sana mandi dan ganti baju! Mom lagi konsentrasi!"

"Yang kuat ya, Mpok! Biasanya Mom akan bikin resep masakan lebih banyak lagi setelah ini."

Mata Mpok Lala meringis, "Waduh, beneran, Den?"

"Ck, Moza, Mom bilang cepet mandi! Jangan ikut campur proyek Mommy!"

Moza melongo, "Ha? Proyek? Emang Mommy punya proyek apaan?"

"Pokoknya kamu pasti bakal bangga kalau Mom sukses!"

"Emang Mommy mau ada proyek apa?" Zhiya mengambil salah satu gelas lalu mengendus-endus, "Wanginya kayak enak."

"Jangan diminum!" Tangan Clara mencegah putri semata wayangnya.

"Lha, kenapa, Mi?" Zhiya menatap aneh pada mommy-nya.

"Bekas Mpok Lala nyicip tadi."

"Beneran, Mpok?"

Mpok Lala mengangguk, "Iya, Non. Semuanya sudah saya cicipi, pergelas satu teguk, jadi saya udah minum delapan teguk."

"Kenyang?" tanya Moza sambil menahan tawa.

Mpok Lala tidak menjawab. Sepertinya takut pada majikannya yang masih memasang wajah serius.

"Mpok Lala kan sehat, Mom. Kenapa bekasnya gak boleh diminum?" Zhiya mengerucutkan bibirnya. Anak ini memang sangat cuek seperti Mom Clara. Bekas siapapun tak jadi soal.

"Mpok Lala pernah punya penyakit bengek, ya kan, Mpok?" Clara melirik Mpok Lala. Yang dilirik mengangguk cepat.

"Asma?" tanya Zhiya.

"Gak tahu, Non. Cuma nafas saya kayak bunyi ngiik-ngiik gitu. Kata emak saya, itu bengek."

"Diobatin gak?" Moza sedikit penasaran.

"Diangetin aja, Den, pake balsem. Udah sembuh kok."

Zhiya dan Moza hanya ber-O-ria.

Moza masih penasaran dengan kata 'proyek' yang dilontarkan Clara.
"Mom, proyek apaan sih? Tumbenan bahas proyek."

"Anu lho, kemarin kan Mom ikut arisan tuh, terus lihat kesuksesan temen arisan Mom yang berhasil buka resto. Banyak cabangnya pula."

"Oh, jadi Mommy mau nyoba buka resto juga gitu?"

"Ih, bukan! Tapi Mom mau nyoba dagang jus yang spesial gitu. Yang lain daripada yang lain."

"Yang lain gimana maksudnya?"

"Ya beda aja, Za. Argh, kamu bantu mikir kek, ini Mom udah nyoba buat jus campuran 2 atau 3 macam buah, tapi rasanya kok aneh."

"Ha? Ngapain dicampur begitu?"

kesambet Titisan AlaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang