⌗ 12

201 15 2
                                    

Yuika merasakan tangannya digenggam oleh seseorang. Ia sudah bisa menebak siapa itu, siapa lagi kalau bukan Kento Nanami? Guru pembimbingnya selama di SMA jujutsu.

"Apa aku melakukan kesalahan, Yuika?" Gadis tersebut mengedipkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya memastikan pendengarannya.
"Ne?" Ucapnya. Pria itu tiba-tiba melepas genggaman tangannya lalu berlaku sedikit canggung di hadapan muridnya.

"Tidak. Ah.. bagaimana perasaanmu?" Tanya Nanami yang terlihat gugup. Yuika menunduk sedih lalu menggenggam angin erat-erat. Gelengan Yuika berikan sebagai awal dari jawaban, lalu dilanjut dengan perkataan bahwa dia sedang tidak baik-baik saja. Nanami mulai khawatir lagi. Apa Yuika sedang sakit?

"Apa masih sakit?" Tanya Nanami lagi. Yuika menghela napas sebelum akhirnya menjawab, "sedikit, tapi aku tidak apa-apa, Nanami-san." Tangan Nanami mengusap tengkuknya yang terasa aneh. Suasana menjadi canggung seketika.

"Kalau begitu, Nanami-san. Aku ijin pergi menemui Fushiguro-san." Pamit Yuika lalu berbalik badan hendak meninggalkan Nanami. Namun sekali lagi tangan Nanami menggenggam pergelangan tangan Yuika lalu berkata, "kau ada waktu malam ini?"

Apa ini ajakan kencan? Apa Nanami mengajaknya kencan? Dan malam-malam? Pikiran Yuika dikerubungi oleh hal-hal yang aneh. Tanpa ia sadar kepalanya menggangguk memberikan Nanami jawaban. Wajahnya terasa begitu panas hingga telur pun bisa matang jika diletakkan di atasnya.

"Kalau begitu baiklah, jam 6 aku akan menjemputmu di kediamanmu, Takahashi-san." Ucap Nanami yang sekali lagi dibalas anggukan oleh Yuika. Nanami melepas genggamannya lalu membungkuk hormat kepada Yuika yang membelakanginya.

"Saya akan menemui petinggi." Pamit Nanami lalu meninggalkan Yuika di lorong sendirian. Nanami melepas kacamatanya lalu memijat nasal bone nya setelah menghela napas. Tanpa disadari, telinganya memerah. Yang dia rasakan adalah hanya perasaan panas pada telinganya.

'Apa? Nanami-san, tidak apa-apakah jika aku menyetujui ajakanmu?' Yuika bergumam di dalam hatinya. Ia sedikit bertanya-tanya apa yang akan dikatakan oleh Nanami nanti malam. Hah.. dasar pria pembuat overthinking.

𓄲𓄲𓄲

Jam menunjukkan pukul 5 dan Yuika masih di perjalanan pulang. Ia ingin menyegarkan dirinya dan pergi istirahat. Tubuhnya lelah sekali, belum lagi punggung yang rasanya hampir remuk karena duduk seharian berdiskusi tentang roh kutukan yang digambar Gojo.

Sampai sekarang Megumi, Nobara, maupun Yuika masih tidak mengetahui jenis kutukan apa ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai sekarang Megumi, Nobara, maupun Yuika masih tidak mengetahui jenis kutukan apa ini. Mungkin Yuuji tahu, tapi saat waktu berdiskusi, ia sedang tidak ada.

"Pemberhentian selanjutnya, xxxx." Yuika akan sampai. Manik matanya mengarah ke pemandangan dari jendela. Senyuman sedikit terukur di bibir manisnya. Mengingat kejadian pertama yang ia alami dengan Nanami, yaitu pertemuan pertama. Pria yang umurnya jauh lebih tua darinya dan memiliki wajah tampan itu menyita perhatiannya dalam sekejap. Walaupun ia memiliki kacamata yang aneh, tetapi itu sama sekali tidak mengurangi pesonanya.

Yuika kembali mengingat betapa memalukannya ia secara terang-terangan mengatakan bahwa ia akan menjadikan seorang Nanami yang umurnya tergolong terlalu tua untuknya itu suaminya. Yah, jika seorang pria tampan seperti Nanami pun Yuika pikir tidak apa-apa.

"Pemberhentian di xxxx, bagi penumpang yang tujuannya di xxxx, harap turun." Mendengar hal itu, Yuika turun dari kereta. Ia berjalan kaki menuju rumahnya yang tak terlalu jauh dari stasiun. Sudah beberapa hari ia menginap di SMA jujutsu karena terlalu malam baginya untuk pulang. Tetapi sekarang ia bisa pulang lebih cepat dan beristirahat dengan tenang...

..atau tidak? Mata Yuika melihat jelas roh-roh kutukan yang menempel di dinding rumahnya. Apa rumahku selalu begini?, pikir Yuika. Ia tak punya apa-apa untuk dijadikan alat perlawanan. Pisau yang diberi Maki pun ia tinggal di sekolah karena mungkin akan berbahaya jika ia bawa pulang.

Ia mengangkat tangannya lalu melihat ke arah telapak tangannya. Ia ingat betul tangannya sempat terkena luka bakar. Dan Gojo mengatakan api yang membakar kulitnya adalah api yang keluar dari tangannya sendiri. Gadis itu mencoba untuk memfokuskan dirinya berharap energi kutukan yang ia punya akan keluar. Tetapi seberapa banyak pun ia mencoba, tidak ada energi kutukan yang keluar dari dirinya.

Dengan pasrah ia masuk ke dalam rumahnya segera menyegarkan diri dengan berendam di air hangat ditemani oleh aroma lilin terapi. Sangat menyegarkan. Siapa yang tidak suka dengan aroma lilin terapi yang menenangkan?

Setengah jam berlalu, Yuika terbangun dari tidurnya karena terlalu menikmati air hangat. Ia segera menggosok dirinya lalu mengambil handuk untuk mengeringkan diri. Kakinya melangkah menuju kamarnya lalu merebahkan diri dengan tubuh yang masih terbalut oleh bathrob.

Otaknya tanpa sengaja memutar memori manis yang ia alami selama menjadi siswi SMA jujutsu. Mendapatkan teman seperti Yuuji, Nobara, dan Fushiguro adalah salah satu hal terindah yang pernah ia rasakan. Tingkah Yuuji dan Nobara yang ia lihat sering kali membuatnya tertawa lepas, lalu sikap Fushiguro yang dingin namun perhatian di dalam itu mampu membuat wanita manapun jatuh cinta padanya. Tidak lupa dengan wajahnya yang tampan dengan bulu mata lentik yang cantik.

"Lalu Nanami-san..." Yuika bergumam sambil tersenyum sambil mengingat hal hal kecil yang ia alami dengan Nanami.

"Kau ada waktu malam ini?" Yuika terkejut bukan main setelah mengingat bahwa Nanami mengajaknya untuk keluar malam ini. Matanya mengarah ke jam yang tertempel di dinding. Jarum jam menunjuk ke angka 6 dan 2, artinya ini sudah jam 06.10. Dengan terburu-buru ia berlari memilih baju. Ah Yuika, tidak ada waktu lagi untuk memilih, karena bel pintu rumahmu sudah berbunyi.

"T-tunggu sebentar!" Ujar Yuika sambil memakai bajunya secepat mungkin. Gadis itu menyisir rambutnya dan memakai penjepit rambut dengan bentuk bunga sakura yang indah pada bagian samping kepalanya. Menambah efek cantik pada wajah manisnya. Sebuah pewarna bibir dengan baby pink color membuatnya semakin percaya diri. Bedak padat ia tap-tap pada kulit wajahnya yang begitu mulus. Setelah dirasa penampilannya itu sudah cukup, Yuika keluar dari kamarnya lalu membuka pintu dengan senyuman lebar menampilkan gingsulnya. Namun bukan seorang Nanami yang ada di hadapannya. Melainkan seorang lelaki berambut panjang dengan motif jahitan di sepanjang wajahnya terpampang jelas di depannya.
























































.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Lama tidak bertemu, [Name] Sakumo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lama tidak bertemu, [Name] Sakumo."

𝗧𝗢𝗢 𝗢𝗟𝗗 || Kento Nanami ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang