⌗ 29

152 10 0
                                    

Gojo terus mondar mandir khawatir karena Megumi tidak bisa ditelepon. Jika ketahuan bahwa Megumi tidak sedang bersama Gojo, [Name] pasti akan ikut panik dan Nanami akan marah karena Gojo membuat pacarnya panik.

"Megumi, angkatlah. Aku masih ingin hidup." Gumam Gojo terus memohon, tetapi nihil. Megumi sama sekali tidak bisa dihubungi. Ponselnya seperti mati dan tidak bisa dipakai lagi.

Tak lama sebuah kendaraan roda 4 terparkir di depan sekolah. Gojo yang merasa dirinya sudah tidak selamat pun menyusun kata dalam diam untuk memberi alasan yang logis.

Terdengar langkah kaki yang perlahan masuk ke dalam membuat Gojo ketar-ketir dibuatnya. Pintu terbuka, menampakkan gadis dengan tinggi 165 cm itu berjalan masuk.

"Gojo sensei."

"Megumi hilang saat bermain boneka di taman!"

Seolah latah, Gojo tidak memberikan penjelasan yang sangat logis. Apalagi mendengar bahwa Megumi bermain boneka di taman.

"Apa yang kau katakan, Gojou-san?" Tanya Nanami yang ikut terheran mendengar latah Gojo. Gojo berkeringat dingin ketakutan mendengar suara parau Nanami.

"Megumi hilang?" [Name] yang mendengar kata-kata Gojo semakin bingung, ditambah dengan pernyataan Gojo yang tidak masuk akal. Bagaimana bisa seorang pria seperti Megumi bermain boneka di taman?

"Selesai melawan ayahnya, dia pergi meninggalkanku sendiri. Lalu aku yang ditinggal hanya pergi dengan arah yang berlawanan. Aku pikir dia sudah pulang tapi ternyata Yuuji bilang Megumi belum pulang." Jelas Gojo dengan nada yang terbata-bata. [Name] langsung lari ke luar ruangan dan mencoba menelepon Megumi dengan telepon sekolah.

Nanami yang melihat [Name] panik pun menatap tajam ke arah Gojo seolah sebentar lagi Gojo akan tamat.

"Bagaimana sayang? Bisa?" Tanya Nanami mendatangi [Name] yang tengah panik. Sedangkan Gojo berjalan jingkat untuk menghindari lirikan mematikan milik Nanami karena ia juga penasaran.

"Tidak bisa dihubungi." Jawab [Name] lalu menghela napas untuk sedikit meredakan kepanikannya. Gojo bergedik merinding melihat Nanami yang mengelus punggung [Name]. Di sisi lain ia juga takut kalau [Name] akan marah dan tanda api hitam muncul di tengkuknya. Bisa-bisa satu sekolah akan terbakar.

"Tadaima." Mendengar suara itu membuat ketiga orang menengok ke arah belakang dan melihat Megumi dengan kepala di perban.

"Megumi kau habis darimana saja? Aku sudah mengkhawatirkan nyawaku." Gojo mendekap erat tubuh Megumi seolah tidak bertemu 1 dekade penuh.

Megumi yang dipeluk pun mendorong Gojo kuat dengan wajah datar khasnya. "Kemarin pingsan di jalan lalu dibantu oleh orang baik. Tapi orang itu menolak masuk ke dalam SMA hanya untuk singgah."

"Jantungku hampir copot saat mendengar kau hilang. Aku pikir aku akan kehilanganmu, Fushiguro-san." Ucap [Name] yang khawatir penuh pada Megumi. Megumi memalingkan pandangannya dengan semburat merah jika dilihat sekilas.
"Terima kasih telah mengkhawatirkanku."

"Kalau begitu kau istirahatlah, aku akan membuatkan makanan untukmu." Ucapan Gojo ditolak mentah-mentah oleh Megumi.
"Tidak perlu. Terakhir kali kau masak, roti yang kau buat bahkan bisa membelah batu."

Megumi berjalan menuju kamar asramanya sendirian. Dalam langkahnya, ia terus memikirkan Kaguya, berharap bahwa dirinya dan Kaguya akan kembali bertemu.

"Yamada-san, apa kita bisa bertemu lagi?" Megumi bertanya dengan penuh harapan walaupun tidak tersirat secara jelas melalui wajahnya.
"Aku tidak tahu. Tapi aku akan memberikan kartu namaku padamu. Kita bisa berbincang lewat ponsel." Kaguya menjawab dengan penuh senyuman, sedangkan Megumi tidak.

𝗧𝗢𝗢 𝗢𝗟𝗗 || Kento Nanami ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang