⌗ 28

153 15 0
                                    

Megumi dan Gojo sudah selesai membereskan jiwa Toji walaupun berakhir dengan babak belur. Toji begitu kuat sampai-sampai Nue milik Megumi bisa terluka parah.

Pertarungan sengit tadi memakan waktu yang sangat lama, tetapi untungnya diakhiri dengan good ending.

“Megumi. Aku yang memberikan nama itu untukmu. Memiliki arti berkah atau rahmat, bisa juga kasih sayang. Aku tidak menyangka akan terbunuh di tangan anakku sendiri.” Ucap Toji sebelum ia kembali mati.

Megumi yang sudah tidak memiliki hati untuk Toji hanya memasang tatapan cuek kepada ayahnya, “kau bahkan tidak mengurusku dengan baik, jadi kau pantas mati seperti ini, ayah.”

Mendengar bahwa anaknya mengakuinya sebagai ayah membuat Toji senang. Setidaknya sekali seumur hidup. “Megumi, hiduplah bahagia dengan wanita pilihanmu. Jaga dirimu baik-baik.”

Sesaat setelah mengatakan pesan terakhirnya, tubuh Toji mengering lalu menjadi abu seperti habis terbakar.

Gojo yang melihat Megumi masih menatap kosong ke arah abu Toji pun menepuk pundaknya lalu merangkulnya. Untuk saat ini Megumi tidak merasa terganggu. Bahkan ia butuh sandaran tentang perkataan ayahnya tadi tentang wanita.

“Megumi, ayo kita pulang. Sudah 3 hari kita di sini.” Ajak Gojo yang hanya dibalas anggukan oleh Megumi.

Mengetahui Megumi yang masih terlihat sedih, Gojo mencoba menghibur Megumi namun itu malah semakin mengganggu mantan muridnya dan membuatnya risih. “Jika kau tidak menemukan wanita, kau bisa mengencani pria.”

Sebuah urat menampakkan diri di ujung kening Megumi sebelum ia mendorong Gojo agak kasar untuk melepas rangkulannya, “menjauhlah dariku.”

“Awww Megumi-chan sangat kasar, siapa yang mengajarimu kasar seperti ini kyaaah.” Lagi dan lagi, Gojo membuat Megumi kesal dan malu karena suara yang dibuatnya. Itu terdengar porno dan menjijikkan.

“Aku ingin meninggalkanmu, tapi Nue sedang masa pemulihan.” Ucap Megumi dengan nada yang datar dan kebiasaannya yaitu tidak memandang lawan bicara saat berbincang.

“Jangan bicara begitu, Megumi-chan aaahh~” jika dibolehkan untuk jujur, Megumi ingin sekali memukul Gojo dengan satu kali tamparannya yang mungkin akan membuat albino satu itu diam, tetapi Megumi masih mengenal sopan santun. “Urusai! Jika kau masih seperti itu lebih baik aku pergi duluan.”

Sesaat setelah memanggil divine dogs-nya, Megumi pergi meninggalkan Gojo dengan menunggangi salah satu anjingnya yang paling besar.

Gojo yang ditinggal pun merasa dikhianati, padahal itu salahnya sendiri. Apakah Gojo akan mengambilnya sebagai pelajaran? Tentu tidak.

“Fushiguro-san, bagaimana dengan yang lain?”

“Fushiguro-san, kau sudah makan malam? Aku baru saja selesai memasak.”

“Fushiguro-san, yang ini bagaimana?”

Seolah bergema di telinga Megumi, suara [Name] benar-benar tersimpan baik di dalam otaknya. Suara lembut dan bisa dibilang merdu bahkan saat tidak bernyanyi itu selalu menjadi pusat perhatiannya. Setiap kali [Name] berbicara dengan orang, Megumi pasti akan menengok ke arah sumber suara dan melihat dengan siapa gadis itu berbincang. Namun ia tahu betul bahwa gadis itu memiliki kekasih yang merupakan teman dari gurunya sendiri.

Bahkan jika semesta mengirimkanku dirimu, aku tidak akan percaya bahwa kau sepenuhnya milikku, batin Megumi dengan hati yang bergejolak dan campur aduk. Di satu sisi ia merasa bahwa perasaan ini hanyalah perasaan kagum, tetapi di sisi lain Megumi percaya bahwa perasaan ini nyata karena ia menyukai [Name].

𝗧𝗢𝗢 𝗢𝗟𝗗 || Kento Nanami ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang