⌗ 18

145 17 0
                                    

“Arrggh! Sialan! Jika kau tidak bisa berguna setidaknya diam saja!” Ujar Maki kepada adiknya. Mai yang mendengar ujaran itu sedikit kesal dan menjawab, “aku ingin membantu, bodoh!”

“Oi, jika kalian tidak bisa diam, maka akan ku buat salah satu dari kalian diam.” Ujar Jogo lalu menyerang Maki secara tiba-tiba. Maki yang tidak memprediksi hal tersebut pun terlambat untuk menghindar. Beda hal dengan Mai yang sergap melindungi kakaknya dan mengorbankan dirinya.

“MAI!” Maki berteriak terkejut saat melihat Mai tersungkur ke tanah dengan tubuh yang lemas. Pukulan kuat dari Jogo mendarat tepat di bagian dada Mai. Membuat tulang rusuknya hancur. Paru-parunya berdarah di dalam karena terkena patahan tulang yang tajam.

Bola mata Maki bergetar saat melihat keadaan adiknya yang sekarat. Napasnya tiba-tiba terengah. Apa yang ia lihat sekarang? Adiknya mati karena kelalaian dirinya?

Ne, Maki, aku selalu membencimu karena kau memiliki segalanya. Kau kuat, kau pemberani, bahkan kau mencalonkan diri sebagai ketua baru untuk clan Zenin. Aku iri padamu..” Mai terbatuk sejenak menahan sakit untuk menyampaikan kata-kata terakhirnya.
“Bodoh! Mengapa kau melakukan ini!? APA KAU GILA!? JANGAN BERBICARA SEDIKIT PUN LAGI!” Ujar Maki yang tak sadar sudah meloloskan satu aliran air dari matanya. Sakit sekali melihat adiknya yang sekarat dengan darah yang termuntah dari mulutnya.

“Tapi aku juga menyayangimu, jangan sia-siakan kematianku. Aku selalu kagum padamu namun juga iri. Aku harap aku bisa melihatmu menjadi ketua clan Zenin yang baru haha..” Setelah tertawa lemas, Mai menghembuskan napas terakhirnya. Meninggalkan Maki dengan tangisan tanpa suara.

“Oh. Sayang sekali. Padahal aku menargetkan yang kuat terlebih dahulu. Sungguh menyebalkan.” Gumam Jogo yang seketika membuat pupil mata Maki mengecil. Mata kirinya mengeluarkan air mata darah.

Maki menatap Jogo dengan penuh kebencian. Energi kekuatan berupa api biru menyala berkobar dari lengannya. Pedang panjang pun ia gunakan untuk memotong rambutnya yang panjang. Helaian rambut berwarna hijau gelap itu jatuh ke tanah.

“Sekali lagi kau mengatakan hal buruk kepada adikku, aku akan membunuhmu secara perlahan.” Lirih Maki dengan suara serak yang menakutkan, cukup untuk membuat Jogo gentar.

“Ha? Kau ingin sok kuat?” Remeh Jogo yang sebenarnya hatinya sudah sangat was-was.
“Energi yang sangat kuat tiba-tiba muncul dari dalam dirinya. Ada apa ini? Tapi aku tidak boleh takut, akan ku buktikan dia tidak seberapa.” Batin Jogo.

Maki melesat cepat menuju Jogo dengan mata pedang yang mengarah kepada leher Jogo. Mata Jogo terbelalak lalu segera menyatukan tangannya untuk membuat perluasan wilayahnya sendiri. Tetapi hal itu cukup terlambat karena Maki dengan cepat memotong kedua tangan Jogo dan lehernya.

Mata pedang yang sudah terolesi oleh energi kutukan itu dengan cepat membunuh Jogo. Membuat kutukan tingkat atas itu meledak dan menjadi kepingan abu yang berterbangan.

Setelah menghabisi Jogo, Maki menelpon Ieiri sang dokter SMA Jujutsu. Ia memberi tau lokasi Mai yang sudah kehilangan nyawa. Dari seberang telepon, Ieiri menuruti Maki tanpa bertanya apapun.

“Aku akan menuruti kemauanmu, adik.” Ucap Maki lalu bergegas membantu teman-temannya, meninggalkan mayat Mai yang sudah ia lindungi dengan perisai titipan Ieiri. Perisai tersebut berfungsi untuk melindungi orang mati agar tidak diserang kutukan lain.

Tak lama setelah berlari, Maki mendapat pesan dari Gojo bahwa semua keadaan sudah membaik. Gojo telah berhasil menyegel Kenjaku dan membunuh Hanami, [Name] dan Nanami yang telah dipindahkan ke UKS sekolah jujutsu, dan Yuuji yang kembali mendapatkan tubuhnya setelah mengikat janji dengan Sukuna.

Dengan keadaan sebaik ini, Maki memutar arah menuju kediaman clan Zenin dan melawan ayahnya sendiri untuk membuktikan bahwa ia pantas menjadi ketua clan Zenin yang baru.

𓄲𓄲𓄲

Hari sudah pagi, Gojo memasang segel untuk kamar yang ditempati [Name]. Tujuannya agar kutukan-kutukan kecil tidak menyerang dan mengerubungi tubuh [Name]. Ieiri yang seorang dokter jujutsu bahkan bingung bagaimana cara menyembuhkan [Name] karena ia bunuh diri untuk menyelamatkan Nanami.

Gojo menyatukan kedua telapak tangannya memberi penghormatan kepada sang dewi api.







































.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

“Aku menghormatimu, dewi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Aku menghormatimu, dewi.”

𝗧𝗢𝗢 𝗢𝗟𝗗 || Kento Nanami ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang