11 » senyuman

46 47 25
                                    

★Happy Reading★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


★Happy Reading★











“hadirnya seperti kapas, putih lemah dan terkulai. Meratapi cinta yang hitam, walau riuh merapuh dalam kelam!”











“permisi,” ujar Qeeza mengetuk pintu dari salah satu kontrakan berderet.

“selamat malam.” lagi ia, mengetuk walau tak ada sahutan.

Cowok itu mencari dimana rumah Ayanna, lebih tepatnya kontrakan Ayanna. Untuk memberi sebuah gaun yang akan di pakainya esok. Entah, mengapa Ayanna tidak memberi alamat rumahnya dengan jelas.

Kini, pintu itu terbuka. Walau pengisinya bukan Ayanna. Melainkan kedua sejoli yang sepertinya habis berhubungan badan didalamnya.

“hah? Cari sapa mas?” tanya seorang pria dengan telanjang dada. Terlihat sepertinya ia sedang bermabuk.

“mao ikut ngewe juga? Ayo, cewe gua lagi bugil tuh di dalem,” ujar pria itu dengan atensi yang kosong tanpa titik fokus, berdiri tegap saja sangat terlihat sulit.

Sontak mendengar hal itu Qeeza mendorong pria yang tengah mabok kedalam kontrakannya, dan lalu ia menutup pintu dengan paksa. Ia bergidek geli.

“najis anjeng, bangsat.” melangkah menjauh dari tempat itu. Bulu kuduknya berdiri merinding, geli.

“yang mana sih kontrakan si cewe bangsat itu. Elah nyusahin gua mulu hidupnya bangsat,” gumamnya, sembari menendang bebatuan kecil di kakinya. Kesal.

Sudah beberapa kali menelfon Ayanna namun gadis itu tidak juga menyaut, entah lah. Sudah sekitar 20 menit ia menunggu di dekat portal, menunggu Ayanna membalas teleponnya, tapi gadis tak kunjung memunculkan batang hidungnya.

“angkat telepon gua anjing!”
Celetuk cowo itu kesal, amarahnya sudah menaik pitam.

Setelah sekian lama menunggu. akhirnya gadis itu memunculkan wajahnya. Memakai mukena berwarna ungu, baru saja ia habis dari mushola terdekat untuk melaksanakan solat berjamaah.

Gadis itu menoleh paksa, menaikan alisnya kaku. Batinnya bergumam, lantas ia mendekat pada cowo tinggi dengan setelan serba hitam di depan portal dekat parkiran motor.

“ngapain?” ujar gadis itu sembari menatap bawaan Qeeza yang cukup besar.

Qeeza mendekat sedikit lebih maju.
“nih, dress buat kamu. Besok di pakai, kebetulan itu Eja yang pilih, semoga suka, yaa.”

Detiran Hujan [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang