08 » spin-off

93 84 38
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Spin-off ~

2016; hari kematian!


abang, bunda dan ayah mau pergi dulu selama 2 hari. Bunda ga bisa ngajak kalian berdua, tapi tenang. Bi Wati nanti nemenin abang sama adek di rumah.kata bunda meyakinkan.

Hari itu ialah hari dimana semua terjadi, kejadian mengenaskan kala ia ditinggal dan meninggal.

“aaa tapi, gamau di tinggal bunda,” ia merengek. Memeluk daksa sang bunda, paksa.

“abang, ngga lama kok. Nanti bunda beliin abang mobil-mobilan besar yaa?” bunda menunduk, menyamaratakan tingginya dengan abang.

Mengusap pipi abang, menciumnya seberapa kali. “abang harus nurut apa kata bunda, oke?” mengucal rambut legam milik abang.

Meninggalkan. —Kata pilu yang menjadi dusta untuknya.

Menilir hadir ia menuju daksa.
Memohon rindu untuk menular.
Mengutar ulang yang di paksa.
Dan, meminta rasa untuk untuknya aksara.

“bunda, nngga. Abang gamau. Jangan tinggalin abang, atau abang?—” celetuknya tercekat.

“shuuut abang, Denger bunda sayang.” Menutup mulut abang dengan jari telunjuknya. 

Abang memberontak,
“abang, please! Listen to me!” pinta bunda mencengkram pundak abang keras.

“bunda, pelan-pelan. Gausah kasar gitu sama abang, kasian dia” ayah terpaksa untuk ikut campur.

“ngga, ayah diem! Ayah gaboleh manjain abang lagi. Kalo terus-terusan ayah manjain abang. Yang ada anak kita jadi nakal, dan gamau dengerin kata bunda lagi!” celetuk bunda dengan intonasi meninggi di depan abang.

“iya tapi, bunda bisa kan gausah marah. Kasian abang jadi takut, lagian pula apa salahnya manjain anak sendiri!”

“ayah, please! Untuk kali ini dengerin bunda. Abang ga bisa kita manjain terus, seorang anak pengidap OCD, harus kita latih biar dia ngga manja. Biar dia tau, mana kehidupan nyata yang seutuhnya.” perjelas bunda.

Sontak lelaki yang berdiri menjulang di samping bunda terdiam kaku. 

Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) adalah sejenis gangguan mental.

Orang dengan OCD memiliki pikiran dan dorongan yang tidak dapat dikendalikan dan berulang (obsesi), serta perilaku (paksaan), kompulsif.

“abang sering nangis di tengah malem, benturin kepalanya pas saat dia merasa sedang tidak aman, dan bahkan abang sering menyakiti temannya sendiri.” pasif sekali bunda berbicara, menangis tersedu sebelum akhirnya ia mereda.

“ayah tau itu semua kan? Bunda capek yah, bunda capek. Kalo kita manjain abang, nurutin apa kata abang. Kapan anak kita sehat yah? Kapan abang bisa kayak anak-anak lainnya?, kapan abang bisa hidup dengan tenang?”

Detiran Hujan [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang