Chapter panjang!! 4k words ⚠️
Rekomen dibaca malam karena the best way to listen 'Crying in the Club' is at night alone in your room, matikan lampu, dan gunakan earphone, jadilah Maurielle malam ini ✨
warning for this chapter: drugs, BrOkEn GrAmMaR, siapkan google translate/papago (better)
· · • • • 𓏸 • • • · ·
Maurielle merasakan seluruh tubuhnya panas ditatap sedari tadi oleh pria dari meja seberang. Duduk membuka lebar kakinya sambil bicara, minum, merokok, dengan teman-temannya. Pria itu seperti mengundang dirinya duduk disana tetapi yang ia dapatkan baru saja di pesan 180 derajat berbeda. Katanya Elle tidak perlu menyapa, lebih baik pura-pura tidak mengenalnya saja.
Dia tidak menyangka setelah beberapa hari tidak bertemu akan benar-benar berjumpa di The Devil Eden malam ini. Elle pikir hari ini hari liburnya jadi pria itu keluar malam hari. Rencananya dengan Jemisha tentang menjalankan ancamannya di depan mata pria itu langsung buyar ketika Yoongi bahkan tak melepaskan pandangannya. Seperti pikirnya mudah melupakan pria itu—hari keempatnya dia yakin sudah baik-baik saja—tapi ketika malam ini menemukan atensinya lagi, dia pikir bakalan menghabiskan tisu Jemisha setelah ini.
"Jangan melihatnya terus, Elle. Biarkan dia yang menatapmu, kau harus terlihat tidak peduli," cerca Jemisha kesal, menarik leher sahabatnya itu agar hilang fokus dari pria yang beberapa hari ini terus menyakitinya.
Elle menghela sedih. "Tapi apa maksudnya terus melihatku seperti itu?"
Jemisha mengedikkan bahunya. "Red flag, he's fucking monitoring you so you won't be able to do anything." Dia bergerak mengisi gelas Elle dengan alkohol lalu menyodorkan pada wanita itu. "Sana jalankan ancamanmu."
"Kau pikir aku bisa? Untuk mendekati pria yang tak kukenal saja sudah menakutkan," sahut Elle kesal, beberapa hari ini dia sudah mencoba mendekati pria lain yang dia temukan di klub, berhasil sampai menariknya ke dalam bilik toilet tapi kemudian ketika pria asing itu meremas payudara atau menyentuh teritorial berharganya dia beringsut ketakutan. Trauma itu masih meninggalkan bekas. Saat tetap dipaksa hampir dimasuki juga jadinya mereka harus berhenti karena Elle benar-benar menjerit minta dilepaskan.
"Kalau aku bisa aku sudah melakukannya dari kemarin, bercinta setiap hari dengan orang yang berbeda." Dia menyimpan ponselnya di saku lalu berdiri setelah bicara nyolot pada Jemisha.
Tatkala langkahnya yang berat itu melewati sebuah bilik ruangan VIP, Elle berusaha untuk tidak berhenti. Tetapi kemudian dia melirik lagi ke tempat Min Yoongi dan teman-temannya duduk, pria itu masih menatapnya. Elle mendengkus kesal lalu mendorong tubuhnya masuk ke dalam bilik itu. Mencari teman yang dikenalnya akrab.
"Hai, Elle, mau mencoba bercinta lagi?" tanya Marcus, teman lamanya di college, ketua klub baseball yang sempat dekat dengan Maurielle. Tampan, rambutnya ikal, kulitnya gelap, miliknya lebih besar dari Yoongi tapi sayang sekali Elle tak bisa melanjutkan kegiatan panas mereka kemarin.
"Tidak," balas wanita itu, mendesah kesal. Elle mengintip keluar lagi, Yoongi belum pergi juga. Apa yang diinginkan pria itu sebenarnya?
"Kau punya sesuatu?"
Marcus menaikkan alisnya, dia menyalakan rokok lalu menghembuskan asapnya ke arah Maurielle. "Seperti?"
Elle menggeram, dia malas kalau harus menjelaskan. "Drugs."
"Kokain—"
"Yang lain," tukasnya. Tidak ingin mendekatkan dirinya lagi pada obat itu, trauma hidungnya dihancurkan. "Apa saja selain itu, kepalaku sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ellegirl - book 2 [M] ✔
Fanfiction❝𝘮𝘢𝘺𝘣𝘦 𝘸𝘰𝘳𝘴𝘦 𝘪𝘴 𝘰𝘶𝘳 𝘴𝘦𝘤𝘰𝘯𝘥 𝘯𝘢𝘮𝘦.❞ [21+] [M] [⚠️] [VERY EXPLICIT] [🔞] - Kembalinya Maurielle ke San Jose merupakan sebuah sukacita kebahagiaan terbesar bagi Min Yoongi. Namun, ternyata Maurielle tak kembali sendiri, dia meng...