🔞》53. to bell the cat

1K 76 129
                                    

Happy reading, maaf kemarin ga update karena draft Ellegirl tinggal sedikit hahahaha aku kan gamau cepat-cepat pisah dengan kalian (n˘v˘) not emoticon chapter, just slight, spicy...

I tried to find my notes of warnings, but I can't, so... warning for this chapter!! ⚠

· · • • • 𓏸 • • • · ·

Kejadiannya terjadi amat sangat cepat. Kalau kalian berkedip satu kali saja, sudah terlewat banyak bahkan hampir tak tersisa potongan kisahnya.

Siang itu.

Bunyi sirine ambulan dari kejauhan, di jalanan di bawah sana, menjadi tanda bagi Amanda untuk membawa satu nampan berisi dua seloki penuh terisi sampanye dan segelas jus. Dia menaruh nampan itu di meja, melihat Elle dan Edna lagi mengintip ke jalanan di bawah yang ramai.

"Itu suara apa mom?" tanya Ed dengan kernyitan takut di keningnya.

Tak berbeda jauh dari Maurielle, dia juga merasakan hal yang sama. Ketakutan. Teringat malamnya di tengah musim dingin juga beberapa tahun yang lalu, kecelakaan itu, suara sirine dalam perjalanan ke rumah sakit, bau mobilnya, orang-orang buram di pandangannya.

Ed merasakan pelukan mom jadi lebih erat, jadi dia khawatir. "Tidak apa-apa, mom, Ed disini."

Elle terkejut, memejamkan matanya begitu saja, menghentikan ingatannya daripada semakin tenggelam. Mengadahkan kepalanya lalu terkekeh. "Ed tidak takut?"

Gadis kecilnya itu mengedikkan bahunya. "Suaranya keras, menakutkan. Itu apa?"

"Itu suara dari mobil ambulan, biasanya membawa pasien untuk dibawa ke rumah sakit," jelas Elle, membawa mereka berputar, menyudahi melihat ke bawah. "Duduk sini, minumannya sudah siap," ucap wanita itu, tersenyum senang. Mengambilkan gelas untuk Ed pegang sendiri. "Butuh bantuan mom untuk memegang gelasnya?"

Ed menggeleng, dia yakin bisa menahan gelas kecil itu dengan tangannya yang juga mungil. "Tidak, mom, terima kasih," katanya terkikik, gemas sekali tutur bicaranya. "Pesta!"

Keduanya tertawa, kecuali Amanda yang sekarang gugup.

"Ambil gelasmu, Amanda, kita cheers dulu sebelum minum," sahut Elle, tertawa menghentikan Ed yang begitu saja ingin menyeruput susu vanilanya. "Kita dentingkan gelasnya dulu, Ed, sayang, itu cara minum para wanita keren."

Ed tertawa meminta maaf. Gadis kecil itu lalu mendorong gelasnya tinggi-tinggi ke depan. Amanda berusaha tertawa, dia jauh teramat gila, merasakan bulir keringat dinginnya mulai jatuh. Maksudnya, akan seperti apa siksaan yang diberikan Darren jika ia ketahuan?

"C-cheers?" Tangannya bergetar, mengangkat selokinya berisi cairan berwarna emas yang mana hadiah dari paket Yoongi tadi untuk Maurielle.

Elle dan Edna menarik dua sudut bibirnya lebar. "Cheers!" / "Cheers!"

Ting!

Amanda merasakan jantungnya lima kali bekerja lebih cepat. Seperti dalam film, adegan slow motion itu benar-benar terjadi dalam gerak pandangannya melihat bibir-bibir gelas itu mulai mendekati mulut Maurielle dan Edna.

Amanda menarik nafas, memejamkan matanya, tidak ingin melihat ketika begitu saja tangannya melayang menampik seloki berjarak satu senti dari bibir yang dipegang Maurielle.

Pyarr!!

Elle melebarkan matanya.

Pyar!

Gelas lain jatuh dari tangan anak perempuan di pangkuannya karena gadis itu juga terkejut dengan suara nyaring itu. Susu putihnya tumpah di lantai.

Amanda masih melihat semua dunianya melambat, bergerak seperti siput, melihat wajah terkejut Elle benar-benar dalam versi paling laun. Suara teriakan Elle yang menggaung, suara sirine ambulan di bawah sana yang tak kunjung berhenti, ponselnya yang berdering, dan suara jerit tangis Edna. Semuanya membuat kepalanya hampir pecah.

Ellegirl - book 2 [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang