1. Kala

5.1K 384 28
                                    

Butuh waktu empat tahun bagi seorang Jaemin Albian Kalandra, laki-laki manis berusia 26 tahun untuk melupakan mantan kekasihnya yang brengsek. Menjalin hubungan dari awal kuliah sampai lulus, setelahnya di putuskan begitu saja tanpa alasan yang masuk akal. Selang satu minggu, Jhody Darius Sanjaya-mantannya itu menikah dengan seorang pria yang usianya lebih tua.

Bagaimana keadaan Jaemin saat itu? Hancur, tentu saja. Bahkan sempat terlintas di otaknya untuk menghancurkan pernikahan Jhody dengan cara membakar gedung pernikahannya. Tanpa rasa malu, mantan kekasihnya itu mengundangnya untuk datang ke pernikahan.

Apakah Jaemin hadir? tentu saja TIDAK! Dia tidak sudi untuk menghadiri undangan pernikahan Jhody. Yang dia lakukan di hari bahagia Jhody adalah mengunjungi papanya yang sudah menikah lagi di luar negeri untuk mendinginkan otaknya yang panas.

Hanya dua minggu Jaemin berada di Swiss, pergi ke banyak tempat wisata. Setelah itu dia kembali ke rumah dan mulai membangun bisnis dengan bantuan mamanya. Kini, dia sudah memiliki empat hotel berbintang lima yang tersebar di pusat-pusat kota serta pemilik cafe yang populer di kalangan anak-anak muda.

Kemampuan memasak dan membuat berbagai jenis kue tidak bisa di ragukan lagi. Di tengah-tengah jadwal kuliahnya dulu, dia menyempatkan mengikuti kursus memasak dan membuat kue. Dia bahagia, setidaknya kursusnya yang dulu dia ikuti bisa menghasilkan uang.

*****

Umurnya yang sudah matang untuk membina rumah tangga membuat dia sedikit tertekan. Hampir setiap hari papa maupun mamanya menanyainya terus.

''Kamu kapan nikah? Mama udah kepingin gendong cucu.''

''Mana calon kamu, kok belum di kenalin ke papa?''

''Jaemin, mantan kamu aja udah punya anak, masa kamu masih jomblo?'' Ini adalah pertanyaan yang paling membuat Jaemin kesal.

Jhody adalah cinta pertama sekaligus kekasih pertama Jaemin. Sulit untuk melupakan sosoknya yang empat tahun mengisi hari-harinya dengan banyak kenangan manis. Kurang lebih empat tahun, Jaemin tidak menjalin hubungan dengan siapa pun. Dia menutup diri dan hatinya yang kala itu masih di huni Jhody.

Namun kini, dia sudah berhasil melupakan Jhody. Semua barang-barang dari Jhody dia sumbangkan dan kenangan bersama sang mantan sudah dia kubur dalam-dalam. Jaemin bertekad untuk maju dan melupakan kenangan masa lalunya yang menyakitkan.

Sekarang dia berada di café miliknya, di meja nomor sebelas dekat dengan jendela lebar yang transparan. Menunggu laki-laki berusia 36 tahun, anak teman mamanya. Bukannya Jaemin tidak ingin mencari calon pendamping sendiri, dia hanya menuruti permintaan mamanya untuk bertemu dengan laki-laki yang katanya masuk kriteria sebagai pendampingnya.

Jaemin hanya memutar bola matanya malas saat mamanya memberitahukan bahwa dia sudah mengatur pertemuannya dengan anak temannya. Mau tidak mau, Jaemin mengiyakan perintah mamanya yang cerewet.

Sebenarnya, ini bukan kali pertama Jaemin di kenalkan dengan laki-laki atau perempuan oleh mama atau teman-temannya. Tapi kali ini, dia merasa gugup karena yang akan di kenalkan memiliki jarak umur yang lumayan jauh darinya.

Di bayangan Jaemin, yang akan menemuinya adalah laki-laki dengan perut buncit dan kumis tebal. Astaga! Dia menepuk-nepuk pipinya sendiri, mencoba mengenyahkan pikiran buruknya. Selama ini, dia belum merasakan kenyamanan untuk menjalin hubungan. Untuk kali ini, dia pun tidak berharap banyak pada anak teman mamanya.

Sudah tersaji dua minuman dingin dan dua piring kecil berisi potongan kue yang bertabur cokelat dan keju. Jaemin sudah menunggu kurang lebih sepuluh menit dari waktu yang di janjikan untuk bertemu.

*****

Jefrano atau lebih sering di sapa Jeno itu menarik kursi di hadapan laki-laki manis yang wajahnya masih terkejut lalu duduk dengan santai.

''Jaemin, aku panggil kamu Kala, ya, boleh?''

Jaemin sedikit risih dengan sifat santai Jeno. Dengan perbedaan umur yang lumayan jauh, Jeno bersikap layaknya laki-laki yang seumuran dengannya. Apalagi dengan sebutan aku-kamu. Ya Tuhan, baru pertama kali bertemu, Jaemin langsung ilfeel.

''Om Jefrano Lukas Bagaskara, saya nggak mau di panggil Kala, itu 'kan nama anak perempuan Hanung Bramantyo sama Zazkya Mecca. Panggil saya Jaemin atau Kalandra.'' Jaemin menjawab agak kesal setelah kesadarannya kembali. Dia bingung harus memanggil Jeno dengan sebutan apa? Karena jarak umur mereka lumayan jauh.

''Yah, tapi aku nggak mau panggil kamu Jaemin atau Kalandra, maunya Kala atau baby.'' Jeno menaik-turunkan alisnya menggoda Jaemin membuat si manis mengernyit jijik.

''Om Jeno, maaf, saya sibuk, om bisa pergi sekarang. Toh, kita sudah tahu nama dan wajah masing-masing.''

''Kala, di bilang jangan panggil saya om, bandel ya kamu. Panggil aku Jeno, tapi kalo kamu mau manggil saya daddy juga gapapa. Duhh, jadi pingin ngiket kamu di ranjang deh, hehe.'' Sahut Jeno di akhiri cengiran menyebalkannya.

Jaemin membulatkan matanya tidak percaya mendengar kata-kata Jeno. Baru kali ini, dia di kenalkan pada laki-laki tengil dan sedikit tidak sopan seperti Jeno. Jaemin tidak berniat mengenal Jeno lebih jauh. Dia akan mengadukan semuanya pada mamanya di rumah nanti.

''Om, tolong bicara yang sopan, ya!''

''Ajarin dong, ngomong yang sopan gimana?'' Jeno dengan santainya menggenggam tangan kiri Jaemin dan mengecupnya.

''Aku tetep mau panggil kamu Kala-ini panggilan sayang dari aku, terserah kamu setuju atau nggak, saya gak perduli!'' Jeno berkata serius dengan menatap Jaemin tajam.

Jaemin mengatupkan bibirnya, tidak sanggup mengeluarkan suara karena aura dominant dari Jeno yang menurutnya sedikit mengerikan. Dia menundukkan lagi wajahnya dan mengepalkan kedua tangannya di bawah meja.

''Jangan kangen, ya, kamu. Aku pulang dulu. Jadwalku hari ini padat, maaf juga tadi telat.'' Jeno berdiri sembari merapikan sedikit jasnya dan lagi-lagi memberikan perlakuan manis terhadap Jaemin. Tangan kanannya mengelus pelan kepala Jaemin membuat debaran aneh di dada si manis.

''Dadah Kala sayang, nanti malem aku kesini lagi, kamu jangan kemana-kemana.'' Laki-laki bertubuh besar itu mengedipkan sebelah matanya sebelum keluar dari cafe milik Jaemin. Dia berlari menuju mobil mewahnya yang terparkir di halaman cafe si manis lalu kembali ke kantor karena harus mengadakan rapat.

Jaemin masih duduk dan terpaku, dia memegang dadanya yang masih berdebar. Sialan! Debaran yang sama ketika dia jatuh cinta pada Jhody. Harus dia akui, Jeno ini berbeda dari kebanyakan laki-laki yang di kenalkannya-dia sedikit istimewa.

*****

TBC...

Hai hai hai... Aku dateng lagi bawa cerita baru yang padahal book lama belom ada aku selesein sama sekali.

Buat kak mikuah makasih udah ngizinin aku ngerepost book kakak yang sebelumnya udah pernah bikin aku esmosi. Bahkan sampe sekarang juga aku masih suka esmosi kalo inget tingkah ukenya di sini.

Semoga kalian suka dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan kasih komen dan vote biar aku semangat buat lanjutin.

Hatur nuhun pisan 🙏

Jefrano Lukas Bagaskara

Jefrano Lukas Bagaskara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kenalan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang