''Maaf Jeno, aku nggak bisa. Aku terlalu kotor buat kamu.''
Jaemin berkata sangat lirih membuat Jeno merasakan sesak di dadanya bertambah. Sungguh, dia ingin sekali menghabisi Jhody sekarang juga. Membalas semua rasa sakit Jaemin yang di sebabkan oleh laki-laki brengsek itu.
Sekali lagi, Jeno menggenggam tangan kiri Jaemin dan mengecupnya.
''Kala, kamu nggak kotor.''
''AKU KOTOR JENO, AKU KOTOR!!'' Jaemin berteriak marah di hadapan Jeno. Air matanya semakin deras membasahi pipi tirusnya.
''Lebih baik kamu jatuh cinta dan bahagia sama orang lain, yang lebih baik dari aku. Tolong lupain aku, Jeno.'' Suaranya terdengar memilukan sekali di telinga Jeno.
Si tampan mencoba tersenyum manis walau air matanya juga semakin deras mengaliri pipi tembamnya.
''Bahagianya aku, ya kamu, Kala.''
Jaemin terisak, ''Hiks... Jeno... Maaf.'' Hatinya hancur melihat laki-laki berusia 36 tahun itu yang tersenyum sembari menangis.
''Jangan minta maaf, aku nggak butuh maaf kamu...''
"Dengerin aku, Kala. Terkadang Tuhan mengajarkan kepada kita, dengan mempertemukan kita dengan seseorang yang salah dan menyakiti kita. Dan itu justru untuk membuat hati kita kuat, mental kita kuat. Terlepas dari itu semua, dia udah mengajarkan kamu bahwa tidak enak di khianati."
"Aku nyesel udah nerima dia lagi, Jeno. Dan sekarang dia udah ngehancurin hidup aku buat yang kedua kalinya."
"Gak ada yang perlu di sesali, Kala. Anggap aja yang kemaren-kemaren itu ujian buat cinta kita dan mungkin, buat ngeyakinin hati kamu kalo kamu udah cinta sama aku apa belom." Jeno tersenyum di akhir kalimatnya.
Saat ini, ia sangat berharap Jaemin mau menerimanya. Walaupun belum ada cinta untuknya di hati si manis.
''Aku... Hiks... Cinta sama kamu, Jeno." Perkataan Jaemin membuat Jeno benar-benar tersenyum bahagia. Dia melepas genggaman eratnya di tangan kanan si manis dan mendekatkan wajahnya untuk mengecup kening laki-laki yang terbaring itu cukup lama.
Jeno menantikan moment ini, moment dimana Kalanya itu mengatakan sayang padanya.
Jaemin merasakan ketenangan dan kedamaian. Dia tersenyum sangat manis dan memejamkan matanya. Menikmati lembutnya bibir Jeno yang menempel di keningnya. Bebannya memang belum sepenuhnya hilang, tetapi untuk sekarang, dia ingin menikmati saat-saat manis bersama Jeno.
Laki-laki manis itu percaya bahwa hati seseorang sangat mudah untuk berubah. Jika dalam waktu dekat, Jenonya berpaling dan melabuhkan hatinya pada yang lain, dia sudah siap menerima itu semua. Jaemin akan menganggap kalau itu hukuman untuknya karena selama ini telah menyia-nyiakan Jeno.
Mata sipitnya terbuka ketika Jeno menjauhkan bibir tebalnya dari keningnya dan kembali duduk di kursi samping ranjangnya.
''Kala, makasih, ya.'' Jeno berkata setelah mengusap air mata yang ada di pipinya dan pipi Jaemin.
''Makasih buat apa?'' Tanya si manis dengan suara paraunya.
''Udah cinta sama aku, hehe,'' Si tampan terkekeh membuat si manis menyunggingkan senyum manisnya.
''Jadi, sekarang kita pacaran?'' Jaemin bertanya polos.
''Nggak mau langsung nikah aja?'' Jaemin menggelengkan kepalanya dengan pelan membuat laki-laki di sampingnya itu mengerucutkan bibirnya lucu.
''Nggak pantes tahu manyun-manyun gitu, dasar nggak inget umur!'' Jeno benar-benar bahagia, Kalanya telah kembali.
Pagi itu di habiskan mereka berdua untuk mengobrol santai sampai Jaemin di minta untuk meminum obatnya dan beristirahat. Sebelum Jaemin tertidur, Jeno berpamitan pada si manis untuk pulang ke rumah dan menjanjikan untuk menemaninya lagi ketika malam nanti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kenalan ✔
Hayran KurguStory repost by @mikuah Jaemin, berusaha menyembuhkan lukanya yang di sebabkan oleh kekasihnya dulu. Jaemin berupaya melupakan masa lalunya dan berjuang bangkit dari keterpurukannya. Waktu empat tahun bukanlah waktu yang singkat, maka dari itu, but...