Setelah di rawat di rumah sakit selama empat hari, Jaemin kembali ke rumah mamanya. Barang-barang miliknya yang di apartement ternyata sudah ada di kamarnya. Mamanya memang mengambil seluruh barang milik Jaemin dari apartement dua hari yang lalu. Wanita cantik berumur 45 tahun itu juga menjual apartement milik anak satu-satunya itu pada rekan bisnisnya.Jaemin tidak marah sama sekali atas apa yang mamanya lakukan, justru dia berterima kasih karena memperbolehkannya kembali untuk tinggal bersama wanita yang telah melahirkannya itu. Kini, dia ada di kamarnya berdua bersama Jeno. Laki-laki itu memang yang menjemput Jaemin di rumah sakit lalu mengantarnya ke rumah.
''Kala, nggak baik, loh, berduaan di kamar gini, takut ada setan,'' Jeno duduk di sofa dekat ranjang milik Jaemin, bersebelahan dengan si manis.
''Iya, setannya, 'kan kamu!'' Jaemin mendengus sebal. Jenonya kembali pada mode menyebalkan, tapi dia suka.
''Aku ganteng gini masa di kata setan, nyebelin kamu ah!'' Jeno mengerucutkan bibirnya lucu membuat Jaemin terkekeh geli.
''Nggak usah sok imut, Malih!'' Si manis mencubit bibir si tampan yang mengerucut lucu itu.
''Aku seneng deh kita kayak gini,'' Tiba-tiba Jeno berkata serius membuat Jaemin menatapnya lembut. Tangan kanannya yang masih di perban terjulur untuk menggenggam tangan besar Jeno.
''Aku juga seneng Jeno, seneng banget malah.''
''Kayak gini terus sampai kita tua, ya?'' Jeno mendekatkan wajahnya pada wajah Jaemin untuk memberi kecupan singkat di bibir tipis si manis.
''Ya, kalo kamu nggak berpaling aja dari aku, hehe.''
''Nggak akan, Kala. Aku, 'kan setia setiap saat kayak iklan deodoran. Bukan setia, setiap tikungan ada.''
Jaemin tertawa dan merebahkan tubuhnya di sofa dengan kepalanya yang di letakkan di atas paha Jeno. Dia memejamkan mata ketika tangan besar Jeno mengelus pelan kepalanya membuatnya mengantuk.
''Kamu usapin gitu jadinya ngantuk,'' Kata Jaemin tanpa membuka matanya. Dia memiringkan tubuhnya dan menyamankan kepalanya di perut berorot Jeno. Lengannya dia lingkarkan pada pinggul kekasihnya itu cukup erat.
Jeno tersenyum manis dan kembali mengusap kepala kesayangannya itu sampai terdengar dengkuran halus dari mulut Jaemin.
Si tampan menunggu sekitar 20 menit untuk membuat kekasihnya itu nyenyak, lalu menggendong tubuh kurus itu dan membaringkannya di ranjang. Tidak lupa, dia juga menyelimuti tubuh sang kekasih sampai sebatas dada.
Dia menyempatkan mengecup kening Jaemin sebentar, ''Mimpi indah, ya, Sayang.'' Lalu dengan langkah hati-hati, si tampan keluar dari kamar si manis.
*****
Jhody memilih rawat jalan setelah memastikan bahwa organ dalam tubuhnya tidak mendapatkan luka yang serius. Dia berbohong pada orang tua dan istirnya dengan mengatakan kalau luka-luka yang di terimanya itu ulah orang jahat yang menjegalnya di jalan dengan tujuan untuk merampas mobilnya.
Ketiga orang itu tentu tidak percaya dengan apa yang Jhody katakan. Mereka diam-diam mencari penyebab laki-laki tampan itu terluka di bagian wajah dan perutnya.
Betapa terkejutnya papa Jhody ketika tahu bahwa rekan bisnisnyalah yang membuat anaknya babak belur. Bukannya membalaskan luka-luka yang di terima anaknya pada Jeno, justru papa Jhody berniat melenyapkan Jaemin. Keluarga besar Jhody, terutama orang tuanya tahu mengenai hubungan gelapnya dengan si manis.
Sampai kapan pun, Jhody memang tidak akan pernah melepaskan Jaemin, jadi inilah satu-satunya cara untuk menyingkirkan Jaemin dari hidup anaknya, yakni melenyapkan laki-laki yang sangat di sayangi oleh anak tunggalnya itu, selamanya! Bahkan, papa Jhody siap berperang dengan Jeno jika laki-laki berusia 36 tahun itu menghalangi rencananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenalan ✔
أدب الهواةStory repost by @mikuah Jaemin, berusaha menyembuhkan lukanya yang di sebabkan oleh kekasihnya dulu. Jaemin berupaya melupakan masa lalunya dan berjuang bangkit dari keterpurukannya. Waktu empat tahun bukanlah waktu yang singkat, maka dari itu, but...