And see, kebodohanku menghancurkanku!
Selamat datang kembali luka!
*****
Sejak pembicaraannya dengan sang ayah malam itu, Jaemin berubah. Dia menjadi lebih pendiam, sering begadang bahkan sekarang dia berani meminum alkohol. Dia juga sudah tidak tinggal lagi bersama mamanya, melainkan tinggal di apartement yang tempatnya tidak jauh dari cafenya.
Hidupnya semakin berantakan, hubungannya dengan Jhody semakin tidak jelas. Bahkan sudah berlalu selama tiga bulan, pengadilan belum memutuskan apa-apa mengenai gugatan cerai yang Jhody layangkan pada Indira.
Selama itu pula-dia menghindari Jeno. Rasanya sesak melihat tatapan sendu laki-laki berumur 36 tahun itu. Jaemin mulai berpikir, mengapa dia bereaksi seperti itu terhadap tatapan Jeno?
Dia berpikir sembari menikmati anggur merah di kamar apartemennya yang sangat berantakan. Matanya memanas melihat boneka beruang besar yang dia letakkan di kepala ranjang. Yang bisa dia lakukan hanya menangis dalam diam, membiarkan air matanya turun membasahi pipinya yang semakin tirus sembari meneguk habis sebotol anggur merah itu.
*****
Paginya, kepalanya terasa berat dan pusing. Matanya terpaksa terbuka untuk melihat sekitar, mengambil benda persegi panjang yang berdering nyaring mengganggu tidurnya. Tangannya meraba ke sekeliling, tapi benda itu belum juga ia dapatkan.
Dia memaksakan tubuhnya bangun dan beranjak dari ranjang. Mencari ponselnya yang ternyata berada di atas meja dekat sofa yang tidak jauh dari ranjangnya. Dia segera mematikan alarm yang dia atur pukul tujuh pagi.
Biasanya, jam tujuh dia sudah menikmati sarapan bersama mamanya di ruang makan sembari bercanda atau menggosipkan artis yang beritanya sedang viral. Jaemin memegangi dadanya yang sesak lalu menghela nafas lelah. Membaringkan kembali tubuhnya di ranjang.
Dia meliht langit-langit kamarnya dan terlintas pikiran untuk mengakhiri hubungannya dengan Jhody. Lama-lama dia lelah dan Jhody pun terlihat menikmati sekali hubungan terlarang dengan dirinya. Rencananya adalah membuat Jhody hancur tetapi dia rasa, dirinyalah yang hancur.
Jaemin bangkit dari ranjangnya dan membanting benda apa saja yang ada di dalam kamar itu sampai hancur. Dia berteriak kesal dan memukul dinding sampai tangan kurusnya terluka serta berdarah.
Dia mengambil kembali ponselnya dan mengirim pesan pada Jhody untuk menemuinya di food court pusat perbelanjaan dekat apartemennya pukul sepuluh pagi. Si manis buru-buru membersihkan dirinya lalu meminta petugas kebersihan untuk merapikan isi apartementnya yang berantakan.
*****
Si manis sudah duduk di salah satu meja di food court di lantai atas pusat perbelanjaan. Dia menunggu kedatangan Jhody. Jaemin telah membulatkan tekadnya untuk mengakhiri hubungannya dengan Jhody.
Masa bodoh dengan dirinya yang sombong yang ingin membalas sakit hatinya pada Jhody. Dia hanya ingin kembali pada hidupnya yang sedikit berwarna sebelum kedatangan Jhody untuk kedua kalinya di hidupnya.
Jujur, dia merindukan saat-saat bersama mamanya dan Jeno. Ah, mengingat laki-laki itu entah mengapa selalu membuat dadanya sesak dan ingin menangis. Tanpa sadar dia memukuli dadanya berulang kali dengan cukup keras.
Kedatangan Jhody yang terlambat 15 menit tidak ia permasalahkan. Kedua tangannya saling bertautan di atas meja. Memandang Jhody tepat di matanya.
''Aku mau kita putus!''
Perkataan si manis tentu saja membuat Jhody terkejut. Rahangnya tiba-tiba mengeras dan kilatan emosi terlihat jelas di matanya.
''Kamu bosen sama aku?!''
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenalan ✔
Fiksi PenggemarStory repost by @mikuah Jaemin, berusaha menyembuhkan lukanya yang di sebabkan oleh kekasihnya dulu. Jaemin berupaya melupakan masa lalunya dan berjuang bangkit dari keterpurukannya. Waktu empat tahun bukanlah waktu yang singkat, maka dari itu, but...