Setelah mengusir Jhody secara paksa dari apartementnya, Jaemin membersihkan sisa-sisa cairan milik Jhody di sofa. Lalu, dia membuang pakaiannya yang menjadi saksi biksu pergumulannya dengan laki-laki yang semakin dia benci ke tempat sampah.
Dengan tubuh telanjangnya, si manis berusaha berjalan dengan cepat menuju kamar yang berada di lantai dua. Mengabaikan rasa perih dan lengket di lubangnya akibat cairan Jhody, juga tubuhnya yang terasa remuk.
Yang dia inginkan sekarang adalah segera berbaring di ranjang sembari memeluk boneka kelinci pemberian Jeno.
Begitu dia sampai di kamar, matanya menangkap boneka kelinci berwarna biru yang tergeletak di lantai dengan kondisi yang sangat memprihatinkan sama seperti kondisinya saat ini. Tubuh boneka itu tercabik-cabik, sebagian isinya keluar berhamburan di lantai.
Langkah kakinya melemah, air matanya kembali turun membasahi pipi tirusnya. Dia mendekati boneka itu dan mendekapnya erat. Sesak di dadanya semakin bertambah.
Mengapa laki-laki brengsek itu memasuki kamarnya dan merusak boneka kesayangannya?
Apa salah boneka kelinci itu?
Tangisnya menjadi bersuara, ''Hiks... Sakit, tolong... Hiks.''
Hatinya semakin hancur setelah di perlakukan dengan begitu rendah oleh Jhody. Di tambah lagi, boneka kesayangannya itu juga menjadi korban pelampiasan emosi Jhody yang jelas-jelas di tujukan padanya.''Mama... Jeno... hiks kangen kalian... hiks.''
Sembari mendekap erat boneka yang sudah tidak berbentuk itu, dia membaringkan tubuh kurusnya di lantai. Menangisi kebodohannya sendiri, dia menyesal atas keputusan yang telah dia ambil. Dengan sombongnya mengabaikan perkataan kedua orang tuanya. Dan juga, dengan jahatnya, mengabaikan perasaan tulus Jeno.
Jaemin benar-benar malu untuk kembali pada mamanya dan juga Jeno.
Apakah kedua orang itu akan memaafkan dan menerimanya kembali dengan tangan terbuka?
Dia yakin, jawabannya adalah TIDAK!
Jaemin merasakan tubunya yang semakin lemas dan lubangnya yang semakin terasa perih. Sebelum menutup matanya, dia melihat darah yang mengalir deras dari lubangnya dan membuatnya pingsan.*****
Orang yang di pekerjakan Jenolah yang mencurigai bahwa telah terjadi sesuatu pada Jaemin. Posisi Jeno yang berada di luar negeri membuat laki-laki berusia 36 tahun itu segera menghubungi mama Jaemin.
''Tante, ini Jeno. Orang suruhan saya bilang kalau Jaemin dari semalem belum keluar dari apartementnya. Saya khawatir Tante, nggak biasanya Jaemin kayak gini. Saya udah berusaha nelfon ke nomornya tapi nggak aktif.''
Terdengar jelas suara Jeno yang panik.
''Iya, Tante bakal ke apartement Jaemin sekarang, perasaan Tante dari tadi pagi juga nggak enak.''
Di seberang sana, wanita cantik berumur 45 tahun itu sudah meneteskan air matanya. Dia benar-benar khawatir pada anak satu-satunya itu. Orang yang dia pekerjakan untuk mengawasi Jaemin juga melapor kalau si manis seharian ini belum keluar dari apartement.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenalan ✔
FanficStory repost by @mikuah Jaemin, berusaha menyembuhkan lukanya yang di sebabkan oleh kekasihnya dulu. Jaemin berupaya melupakan masa lalunya dan berjuang bangkit dari keterpurukannya. Waktu empat tahun bukanlah waktu yang singkat, maka dari itu, but...