40 - Ciuman Prancis

1.1K 147 13
                                    

Sorry for typo(s)!

---

"Eh?" Sooji menatap dinding di sebelah kanan untuk beberapa saat. "Kenapa ruangan ini penuh dengan fotoku?"

Ada foto waktu masih bayi, SD, SMP, SMA... Ada setiap tahun dari dia lahir.

"Ah, aku ingat sekarang. Aku pikir aku dulu menempati kamar ini, tapi kemudian aku pindah karena aku ingin kamar lain." Sooji meletakkan makanannya. "Ibuku pasti melakukan ini dengan sengaja, membiarkanmu tinggal di sini. Hei, apa kau mengamati foto-foto itu dari tadi?"

Myungsoo terdiam. "Ada beberapa yang belum pernah kulihat sebelumnya."

"Beberapa?" Sooji tercengang. "Kau pernah melihat yang lain sebelumnya? Tapi foto masa kecilku tidak pernah bocor secara online."

"Apa aku perlu mencarinya di internet untuk melihat fotomu?" Myungsoo meliriknya. "Aku sudah melihat fotomu sejak aku masih kecil."

"Uhuk, uhuk, uhuk..." Sooji hampir tersedak air liurnya sendiri. "Benarkah? Lalu, kenapa tidak ada yang menunjukkan fotomu padaku?"

"Aku tidak suka berfoto." Myungsoo dengan tenang berkata,"Tapi mungkin ada satu atau dua yang diambil saat aku masih kecil. Bukannya tidak ada yang menunjukkanmu, itu karena kau sama sekali tidak peduli dengan fotoku."

Sooji terbatuk keras lagi. "Eh, hahaha, benarkah?"

Myungsoo tertawa dingin.

Ditertawakan, hati Sooji panik. Dia hanya bisa menjawab dengan datar,"Hei, apa bedanya kau sudah melihat fotoku dan aku belum melihat fotomu? Kau tidak lebih baik dariku. Seolah-olah kau tidak begitu menentangnya sehingga kau bahkan tidak datang ke acara pertunangan."

Myungsoo berhenti. "Waktu itu... Itu karena sesuatu terjadi pada anak temanku."

"Teman? Teman apa?"

Myungsoo berpikir sejenak dan merasa perlu untuk menjelaskannya pada Sooji. "Saat aku di sekolah menengah atas, kelas kami mengadakan kegiatan untuk mengajar di pegunungan. Aku bertemu seorang teman di sana."

Sooji tidak percaya. "Kau... Kau pernah ke gunung untuk mengajar? Aku tidak menyangka kau tipe orang yang seperti itu, aku tidak tahu kau sangat dermawan."

Suara Myungsoo menjadi dingin, dia berkata dengan lemah,"Aku tidak berpartisipasi dalam kegiatan di luar ruangan sekolah, jadi aku kehilangan dua poin."

Sooji,"..."

Oh, jadi dia pergi mengajar untuk mendapat nilai? Dan di sini Sooji pikir dia orang yang baik!

"Tapi, aku bertemu Nam Woohyun di sana." Myungsoo jarang memberitahunya tentang masa lalunya, jadi Sooji menajamkan telinganya dan mendengarkan dengan seksama.

Myungsoo melanjutkan,"Dia adalah seorang mahasiswa kedokteran sukarela. Dia menghabiskan bertahun-tahun di gunung terpencil tanpa internet. Itu juga karena dialah aku mengerti daya tarik obat-obatan. Aku rasa kau bisa mengatakan dia adalah guru yang mencerahkanku."

Myungsoo memandang Sooji. "Dia mengadopsi seorang anak di sana, tapi anak itu memiliki masalah fisik. Anak itu sakit hari itu... Maaf, situasinya mendesak dan terlalu jauh, jadi aku tidak bisa buru-buru kembali."

Sooji terkejut. Dia tidak pernah berpikir bahwa ini adalah alasan Myungsoo tidak menghadiri acara pertunangan. Sooji pikir Myungsoo, seperti dirinya, tidak ingin menikah sehingga dia tidak repot-repot datang.

"Dia pasti seseorang yang sangat penting bagimu."

"Aku rasa begitu."

"Hm, lalu, apa dia masih di sana?"

Sexy Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang