P u i s i S a m u d r a
Awal dari segala rasa, asa, dan duka yang mendera.
•••
[01]
[Ingat ini fiksi]Ketika semua keluarga hidup dengan lengkap, ketujuh saudara ini hanya memiliki mereka satu sama lain. Sang Ibu telah meninggal, semenjak melahirkan si bungsu. Sedangkan sang ayah meninggal sepuluh tahun setelahnya, dikarenakan penyakit asma. Saat itu si sulung baru menginjak umur sembilan belas tahun. Kini ketiga tertua telah berkerja, untuk menghidupi sang adik tercinta. Moza kakak pertama yang kini bekerja menjadi karyawan di sebuah minimarket kota, Reihan yang menjadi karyawan cafe tersohor di kotanya, dan Juanda menjadi salah satu pelayan rumah makan berbintang.
Moza kala lulus SMA langsung melamar kerja dan diterima, begitu juga dengan kedua adiknya. Moza dengan tekun menjalani pekerjaannya, sehingga ia dapat meluluskan kedua adik tertuanya dan membuat mereka berkerja di tempat-tempat terkenal di kota. Kini beban Moza sedikit berkurang, kala Reihan dan Juanda menanggung uang sekolah adiknya. Moza hanya perlu, membayar biaya tagihan listrik, air, makan dan keperluan lain. Mereka tidak tinggal di sebuah gang, melainkan komplek perumahan. Sebuah rumah lumayan besar, yang memang di beli untuk menjadi mahar pernikahan sang Ibu dahulu.
Setelah bertahun lamanya, tidak lama lagi Samudra adik keempat Moza akan ikut mereka berkerja. Namun itu semua ditentang oleh ketiga kakaknya. Mereka meminta pada Samudra untuk anak itu kuliah saja, Reihan, Moza, begitu Juanda sangat ingin melihat Samudra dan adik-adiknya menjadi seorang sarjana sesuai dengan cita-cita awal mereka.
Sebelum cerita berlangsung, mari kita berkenalan dulu dengan keluarga kecil ini. Moza Pratama Duarnika, si sulung yang bertanggung jawab. Moza adalah anak pendiam, bahkan dia bisa di bilang paling tidak banyak suara di dalam rumah. Namun, jika berkumpul dengan Samudra dan Naya di tambah lagi Juanda. Sudah di pastikan, anak itu akan tertawa terbahak-bahak. Moza dahulunya memiliki cita-cita sebagai seorang Nahkoda. Tapi, cita-citanya harus kandas begitu saja saat ia memilih bekerja dari pada melanjutkan pendidikannya. Moza tidak pernah menyesal akan keputusannya untuk bekerja, malah ia senang. Dengan hasil jerih payahnya, ia telah berhasil membesarkan adik-adiknya. Moza bukanlah pemuda peka seperti lelaki di luaran sana, namun ia akan sebisa mungkin menjadi yang terbaik. Kelak saat ia mempunyai sosok wanita yang ia cintai, ia berjanji akan menjaga dan menyayangi wanita itu sepenuh hati. Moza adalah anak penyuka bakwan buatan Naya, adik kelimanya. Kata Moza, masakan yang di buat Naya, mirip dengan ciri khas masakan Almarhumah sang Ibu. Adik-adiknya sering memanggil dirinya dengan sebuah sebutan yaitu, 'Kak Oja'.
Moza Pratama Duarnika, di ambil saat ia memainkan gitar kesayangannya di ruang tamu.
Selanjutnya, Muhammad Reihan Pratiwi. Anak kedua yang mudah marah. Reihan sangat tidak bisa menahan amarahnya, apalagi jika ia sudah di hadapkan dengan ke tengilan salah satu adiknya, Samudra. Akan diceritakan nanti. Reihan memiliki tubuh paling kecil antara seluruh saudaranya, namun itu bukanlah masalah bagi Reihan. Reihan mencintai fisiknya, dan mencintai semua yang ada di dalam dirinya. Reihan adalah sosok Ibu tiri yang jahat bagi adik-adiknya, ia tidak akan segan-segan mengomeli para adiknya yang melakukan kesalahan atau nilai mereka yang turun. Namun, terlepas dari semua itu, Reihan sangat menyayangi adiknya. Jika Moza menyukai bakwan buatan Naya, maka Reihan akan lebih menyukai nasi goreng buatan Naya. Reihan akan selalu memuji anak itu, jika dia membuatkan sepiring masih goreng untuknya. Pemuda dengan rambut warna coklat kehitaman itu, akan selalu meminta untuk di buatkan nasi goreng jika ada kesempatan yang tepat. Reihan, sangat sering membantu si bungsu saat mengerjakan tugas. Terkadang, Reihan akan menangis hanya dengan melihat wajah adik bungsunya. Sang adik, yang tidak bisa mendapatkan pelukan Ibunya. Reihan dengan telaten mengurus si bungsu, bukan pilih kasih. Ia hanya ingin membuat adiknya itu merasakan kasih sayang Ibu walaupun ia tidak bisa menjadi seorang Ibu yang baik. Reihan sering di panggil dengan, 'Bang Oreo.' jangan tanya kenapa, karena dari dulu Reihan sangat menyukai biskuit oreo. Bahkan yang akan kalian temukan pertama kali di kamar Reihan, adalah biskuit oreo dengan berbagai rasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Samudra | Lee Haechan ft NCT DREAM
HumorPuisi Samudra | NCT DREAM [ON GOING] "𝐌𝐚𝐭𝐢 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢, 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢, 𝐣𝐚𝐭𝐮𝐡 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚? 𝐁𝐢𝐬𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐚𝐥𝐢-𝐤𝐚𝐥𝐢." -𝐒𝐚𝐦𝐮𝐝𝐫𝐚, 𝟐𝟎𝟐𝟎. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan Setiap awal pasti ada akhir Se...