🎞Hilangnya sang rumah berpulang🎥

36 4 0
                                    


P u i s i     S a m u d r a

[15]

(Hilangnya sang rumah berpulang)

••••

Bang Reihan ama Naya bolos
ke rumah sakit. Awas aja tuh manusia berdua.
#DiarySamudra

***

Pemuda dan pemudi itu berkumpul di meja restoran yang telah di gabung menjadi satu. Beberapa hidangan telah tersaji, siap untuk dimakan. Tapi mereka masih asik bersenda-gurau, lelucon aneh yang mampu membuat tertawa sudah bertebaran dari tadi.

"Gua ada pertanyaan," ujar Samudra pada teman-temannya yang langsung fokus pada dirinya.

"Ikan, ikan apa yang bisa berhenti?" tanyanya membuat yang lain segera berpikir keras. Menerka-nerka, ikan apa yang bisa berhenti?

Samudra melirik teman-temannya itu, mereka masih belum menjawab. Sampai akhirnya suara berat dari Juanda terdengar. Lelaki itu menyuarakan jawaban dari pertanyaan Samudra. "Ikan Pause!"

Seketika yang lainnya langsung memutar otak dan tertawa terbahak-bahak, "Anjir, gua kira ikan apaan ternyata paus. Astaghfirullah!" seru Banyu dengan tangan yang memegang perut.

"Udah-udah, ngga berhenti kalau ketawa terus. Makan dulu, dasar para BPJS." Juanda datang menaruh beberapa menu makanan yang baru saja matang.

"BPJS?" Vella menyerngit bingung.

"Iya, BPJS. Budget pas-pasan jiwa sosialita." ujar Juanda membuat satu meja itu kembali tertawa terbahak-bahak.

"Plis, nama grup whatsapp ganti itu aja anjay. Lebih kece!" seru Heezar di tengah tawanya yang pecah.

Samudra menyanggupi dan langsung mengubah nama grup mereka. Grup yang sekarang telah di perbarui, dari anggota hingga namanya. Mereka pun menyudahi untuk berbicara dan langsung makan.

Makanan Juanda itu enak-enak semua, apalagi Pandu juga sedikit membantu tadi. Sungguh, rasanya sangat luar biasa. Seperti masakan yang dimasak dengan bumbu warisan nenek moyang zaman dulu.

Mereka semua menyantap dengan nikmat makanan yang telah di sediakan, tiba-tiba tiga orang dengan menggunakan apron dengan gambar animasi kopi yang tengah tersenyum, mendekati mereka semua.

"SAMUDRA!" pekik salah satu dari mereka.

Samudra yang tengah makan udang goreng langsung tersedak dengan tidak elit. "Uhuk! Uhuk! Aer woi!" pemuda itu menepuk dadanya beberapa kali. Naya yang memang di sampingnya, langsung memberikan air minum.

Di teguk lah air minum itu sampai tak tersisa, Samudra baru bisa bernafas lega setelah beberapa detik. Ia menatap seseorang yang meneriaki nya tadi. Pandangan tajam ia berikan, dengan wajah yang sangat jelas dia sedang jengkel. "Lo kalo manggil orang bisa santai gak?" ketusnya dan kembali menyantap udang goreng kesukaannya.

"Dih anjir, eh balik lo ke kafe. Lo sering bolos ye!" Samudra melirik sebentar pada pemuda yang tengah berdiri dengan kedua tangan dicekakkan pada pinggang.

"Dari pada lo berdiri di situ, sambil cekak pinggang. Bagus lo ikut makan, Rel." suruh Juanda pada pemuda itu. Farel tersenyum kikuk, melihat Juanda yang langsung mengambilkan tiga kursi untuk dia dan kedua temannya. "Ayo, Rel, Cika, Jo, duduk. Ntar saya siapin makanan" sambung Juanda.

Puisi Samudra | Lee Haechan ft NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang